Saat ini Saya lagi searching-searching berselancar di dunia maya, buka-buka situs presensi, situs dapodik, situs BKD eh terlintas di pikiran saya sebuah kata Rutela yang entah kenapa
pengin diketikkan di search engine google ini. Untuk Pertanyaan apa itu Rutela, Mengapa ada Rutela, Kapan ada Rutela, Bagaimana Rutela kegiatannya, dan Dimana Sekretariat Rutela, nanti akan diterangkan oleh rekan kami dibawah. Yang jelas hubungan saya dengan Rutela mungkin karena saya adalah Suami dari Istri yang terdaftar sebagai Anggota Rutela. Ya antar jemput Istri bila sempat untuk keperluan Beliau di sana. Dah dan Berikut artikel dari rekan kami Tribunnews Jateng (sumber)
Rutela Bikin Miniatur Kapal dan Tas dari Sampah Plastik dan Barang Bekas
Meningkatnya jumlah sampah plastik, menjadi keprihatinan
tersendiri bagi sekelompok ibu- ibu di Kota Tegal.
Dari gagasan Nurlailatul Aqifah (46), lahirlah komunitas
daur ulang sampah di Kota Tegal bernama Rutela, ‘Runtah Tegal Laka-laka’.
Komunitas Rutela tidak sekadar mengupayakan mengurangnya
volume sampah plastik di Kota Tegal.
Namun melalui 21 anggotanya, sampah- sampah yang tidak
terpakai bisa disulap menjadi barang dan aksesori cantik dan bernilai ekonomis.
Ada berbagai kerajinan yang dihasilkan, dari bahan plastik
ada tas, sepatu, pohon bongsai, dsb.
Dari bahan koran bekas ada miniatur rumah adat, miniatur
kapal, miniatur becak, dsb.
Sedangkan dari paralon bekas dan kawat ada fosil dinosaurus,
sepeda, pesawat, tempat lilin, vas bunga, dsb.
Ada pun alamat sekretariat Rutela terletak di Jalan
Cendrawasih, Gang Lontrong 10 No 8, Kelurahan Randugunting, Kecamatan Tegal
Timur, Kota Tegal.
Ketua Komunitas Rutela Nurlailatul Aqifah mengatakan, usia
Rutela baru sekira satu tahun setengah.
Sebelum ada Rutela, di Kota Tegal sudah banyak warga yang
menjadi pengrajin daur ulang sampah.
Namun menurut Nur, kebanyakan pengrajin pada saat itu
terkendala dalam hal pemasaran.
“Saat itu, kami sempat bertemu dalam pelatihan. Kami
berdiskusi. Lalu sepakatlah kami membentuk Rutela. Tidak hanya ibu-ibu, bapak-
bapak pun ada,” kata Nur kepada tribunjateng.com, Selasa (16/7/2019).
Menurut Nur, dengan berkomunitas maka fokus untuk mengurangi
sampah dan menghasilkan produk lebih mudah.
Hal itu sesuai dengan target Rutela, mengurangi sampah
plastik yang ada di Kota Tegal.
Selain itu, sampah- sampah pun dipilih untuk dikreasikan
menjadi barang yang bernilai ekonomis.
“Bahan kerajinan kami memang murni sampah semua. Ke depan
yang masih menjadi PR kami adalah dalam bidang pemasaran,” ungkapnya.
Ada pun Rutela, menurut Nur kepanjangan dari Runtah (sampah)
dan Laka-laka (tiada duanya).
Di komunitasnya pun, tiap anggota memiliki keahlian di
bidang produksinya masing- masing.
Ada yang pintar membuat tas, miniatur dari koran bekas,
miniatur dari paralon, bahkan kerajinan yang berbahan dari kawat.
Nur berharap, gerakan Rutela ke depan bisa diikuti oleh
masyarakat.
Selain mengurangi, sampah pun diproduksi menjadi barang
bernilai ekonomis.
Ia pun dan teman-temannya bersedia apabila ada masyarakat
yang membutuhkan pelatihan.
“Kami ingin seluruh masyarakat bergerak, tidak hanya dari
kami saja. Supaya ke depan, bagaimana kita bisa mengatasi sampah plastik,”
ungkap Nur.
Perihal harga barang produksi Rutela, Nur mengatakan harga
masih terjangkau.
Barang berbahan plastik seperti tas, sepatu kisaran Rp 50
ribu sampai Rp 100 ribu.
Barang berbahan koran bekas, berbagai miniatur kisaran Rp
350 ribu sampai Rp 500 ribu.
Barang berbahan paralon dan kawat bekas kisaran Rp 25 ribu
sampai Rp 400 ribu.
“Meski dari barang bekas, produksi kami bagus mas. Banyak
pesanan dari luar Jawa. Kalau ke luar Indonesia, paling jauh hanya di
Malaysia,” jelasnya. (fba)
Ditulis Oleh : ali afif ~ Ali Afif Hora Keren
Tulisan Rutela (Runtah Tegal Laka-Laka) ini diposting oleh ali afif pada hari Rabu, 31 Juli 2019. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca Tulisan ini di Blog Ali Afif, Bukan Blogger terbaik Indonesia ataupun Legenda Blogger Tegal, Blogger keren ya Bukan. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.