- Cerita Romantis Terbaik Sepanjang Masa : Iblis Sun...
- Cersil Hora Romantis Ke 8 Iblis Sungai Telaga
- Cerita Cinta Silat Romantis : Iblis Sungai Telaga ...
- Cersil Cerita Romantis Sedih: Iblis Sungai Telaga ...
- Cersil Cerita Romantis Sedih: Iblis Sungai Telaga ...
- Cersil Cerita Romantis Sedih: Iblis Sungai Telaga ...
- Cersil Cerita Romantis Sedih: Iblis Sungai Telaga ...
- Cerita Romantis Terbaik : Iblis Sungai Telaga 5
- Cerita Romantis Terbaru : Iblis Sungai Telaga 4
- Cerita Silat Paling Sadis : Iblis Sungai Telaga 3
- Cerita Silat Romantis : Iblis Sungai Telaga 2
- Cerita Romantis Misteri: Iblis Sungai Telaga 1
- Cerita Romantis Kuna Makuna : Dendam Iblis Seribu ...
- Cerita Romantis Lama Bingit : Dendam Iblis Seribu ...
- Cerita Romantis Kuno : Dendam Iblis Seribu Wajah 6...
- Cerita Romantis Klasik : Dendam Iblis Seribu
"Nah, disini kita berpisah dahulu," kata Kiauw In kemudian
kepada Teng Hiang dan Cukat Tan. "Aku pikir kita berdua
pihak bekerja masing-masing."
Lalu tanpa membuang waktu lagi, nona Cio ajak Giok Peng
berangkat.
Segala-segalanya yang terjadi itu baik perbuatan terkutuk
dari Gak Hong Kun maupun jalannya pertempuran di gunung
Tay Sa, Tio It Hiong tidak tahu sama sekali. Ia turun gunung
dengan melihat matahari. Tanpa ia merasa, ia sudah
meninggalkan jauh markas Losat Bun. Ia telah melintasi
beberapa puncak, jalannya berliku-liku dengan jarak berbeda
kali. Ia bukan pergi ke tempat darimana ia datang, justru
sebaliknya. Ia justru menuju ke arah gunung Cu Liang San di
propinsi In lam, di sebelah baratnya propinsi itu.
Selama itu apa yang diingat It Hiong ialah pertemuan besar
di gunung Tay San serta keselamatan pamannya. Ia pun ingin
meminta obat pemunah racun dari Kiu Lam It Tok, guna
membersihkan racun didalam tubuhnya. Soal lain ialah soal
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
asmara, tentang istri dan anaknya. Ditengah pengunungan itu,
ia lebih banyak menggunakan Te Ciong Sut, ilmu ringan tubuh
Tangga Mega. Kalau tidak, entah berapa sulitnya ia mesti
melakukan perjalanannya itu. Ia lupa atau sebenarnya tak
tahu arah, ia menuju seenaknya saja, sampai ia sadar itu dan
menjadi terkejut karenanya. Sekian lama itu, ia belum
mendapati jalan umum. Ia juga tak bertemu dengan siapapun
di tanah pegunungan itu. Akhirnya ia berhenti berlari-lari.
Sambil berdiri diam, ia memandang sekitarnya, matanya
melihat, otaknya berfikir.
"Ah, aku telah berjalan satu hari penuh !" pikirnya. Ia tetap
berada di tanah pegunungan. Hari pun sudah magrib. Mana
jalanan untuk turun gunung ? Tapi tak dapat ia berdiam saja,
terpaksa ia pergi mencari gua untuk berlindung malam itu.
Di depan ada sebuah pohon yang tengah berbuah. Melihat
buat itu, datanglah rasa laparnya. Ia ingat sudah lewat dua
minggu yang ia makan dua helai hosin ouw, baru sekarang ia
ingin makan pula. Maka ia petik buah itu dan memakannya
sebagai pengganti nasi. Sebab tak dapat ia sembarangan
menghamburkan obatnya yang manjur dan banyak khasiatnya
itu.
Tak tahu It Hiong buah itu buah apa namanya. Macamnya
seperti buah toh, mirip buah kiekwee atau kesemak, besarnya
sebesar kepalan, kulitnya merah menggiurkan. Diluar kulitnya
yang keras, ada bulunya yang halus. Belum pernah ia melihat
buah semacam itu. Untuk memakannya, ia harus pecahkan
kulitnya yang berbatok. Isi buah putih terang dan bentuknya
bundar. Ketika ia telah memakannya, terasa buah itu harum,
lezat dan adem. Ia makan terus sampai sepuluh biji. Cukup
sudah, lenyap lapar dan dahaganya. Untuk bekal, ia memetik
lagi. Ia mengisikan penuh kantungnya. Buat itu ia sampai
berlompatan naik ke atas pohon.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Di saat anak muda ini mau meninggalkan pohon buah itu,
tiba-tiba ada bayangan hitam dari sesosok tubuh berlompat ke
depannya. Mulanya ia mengira seekor kera, kiranya itulah
seorang bocah perempuan usia lima atau enam tahun,
wajahnya manis dan diatas bibir kirinya ada tai lalatnya hitam.
Dia memelihara rambut panjang, yang teriap ke punggungnya.
Sagai pakaiannya ialah semacam rok, yang dari bahu sampai
ke lututnya, hingga tampak hanya sepasang lengan dan
betisnya. Kedua tangan dan kedua kakinya memakai gelang
emas.
Semunculnya, bocah itu terus berdiri diam. Matanya
mengawasi pemuda itu. Matanya itu kebiru-biruan dan
sinarnya indah. Ia mengawasi orang dari atas ke bawah dan
sebaliknya.
Dengan adanya bocah itu, It Hiong menerka didekat-dekat
situ tentulah ada rumah orang atau kampung pemburu. Ia
menghampiri bocah itu dua tindak dan sembari tertawa ia
menyapa : "Eh, nona kecil, apakah kau tinggal disini ?"
Nona itu tidak menjawab hanya dia menatap tajam, terus
dia menanya dingin : "Kau telah mencuri makan buah liokjiak-
ko kami ! Berapa bijikah kau telah habiskan ?"
Ditegur begitu, It Hiong melengak. Belum pernah ia
mencuri barang orang. Ia makan buah ini sebab mengira
itulah buah hutan, tak ada yang memilikinya. Ia menjadi likat.
"Harap kau tidak salah paham, nona kecil." katanya
kemudian. "Aku tersesat di dalam hutan ini, aku lapar. Waktu
aku melihat buah itu, aku lantas petik dan makan. Berapakah
harganya buah ini? Akan aku ganti...." Ia terus merogoh
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
sakunya, mengeluarkan sepotong perak, terus ia
menganggukan itu.
Tanpa sungkan-sungkan anak itu kata tawar : "Kau tentu
menganggap buah ini tak ada pemiliknya yang menjagai,
lantas kau lancang memetik dan memakannya secara mencuri,
lalu setelah kau tertangkap basah, kau hendak menggantinya
dengan uang ! Apakah dengan cara licin ini kau anggap dapat
kau membebaskan diri dari dosamu sebagai pencuri ?"
It Hiong sabar tetapi ia tidak puas. Nona itu ngotot dan
berlaku kasar. Ia melepaskan uangnya hingga jatuh ke tanah,
terus ia kata kasar : "Terserah kepada kau, kau terima uang
ini atau tidak ! Aku tidak mempunyai waktu untuk bicara lamalama
denganmu !" Ia terus memutar tubuhnya buat berlalu
dari rimba itu.
Nona itu tertawa geli. "Adat keras !" katanya. "Sebentar
kapan, tiba saatnya kau hendak meminta obat pemunahnya,
baru kau lihat !"
It Hiong melongo. Ia terkejut. Mendengar kata-kata si
bocah tentang obat pemunah, ia menjadi berpikir. "Apakah
buah ini buah beracun ? Bocah ini masih terlalu kecil, tak
mungkin dia mendusta....."
Tanpa merasa si anak muda bergidik sendirinya.
"Nona kecil," tanyanya, "apakah gunanya buahmu ini ?
Apakah beracun ?"
Nona itu bersikap jenaka, baik wajahnya maupun
tangannya, yang dia bawa kemukanya, tangan kiri untuk
menutupi muka, tangan kanan buat menowel pipi.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Eh....eh..., kau masih belum mau pergi ?" tanyanya
mengejek. "Apakah kau tak membawa lagi adatmu ? Hm !
Mari, nonamu beritahukan padamu ! Buah yang menor itu
bernama liok jiak ko ! Bukankah barusan aku telah berkatai
kau ? Buah itu tidak beracun, hanya mempunyai khasiat yang
luar biasa dalam hal membangunkan nafsu birahi. Setelah
lewat dua jam habis orang memakannya, datanglah nafsunya
itu. Walaupun kau seorang kakek kakek atau nenek nenek
yang sudah loyo, tak akan kau sanggup menahan dorongan
nafsumu itu ! Kecuali kau minta obat pemunahnya dari aku !"
"Liok jiak ko" itu berarti buah dari enam nafsu birahi.
Habis berkata begitu, si nona cilik nampak sangat puas,
mata dan alisnya memain, wajahnya manis dan menggiurkan.
Mendengar keterangan itu, lega hatinya It Hiong. Ia pikir,
kalau cuma gangguan nafsu birahi, itulah mudah. Ia kata
didalam hati : "Kalau saatnya tiba dan aku tidak dapat
obatnya, cukup aku menceburkan diri ke dalam air dan
berdiam di sana sampai aku kedinginan. Jadi tak usah aku
minta dari anak nakal ini !"
Dengan tampang sabar tapinya anak muda kita toh kata
pada nona itu : "Nona, kalau nona berkenan akan
menolongku, bagaimana andiakata kau memberikan aku obat
pemunahnya ? Dapatkah ?" Ia terus memberi hormat.
Boleh dibilang tepat selagi ia berkata itu, tiba-tiba It Hiong
melihat tubuhnya si nona cilik berubah menjadi besar dan
tinggi, mirip dengan seorang nona usia delapan atau sembilan
belas tahun, dengan senyuman manis dia mengawasi si anak
muda. It Hiong heran hingga ia mengedip-ngedipkan
matanya, lalu mengucek-uceknya. Ia menyangka matanya
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
kabur seketika. Ia pula mengerahkan tenaga dalamnya untuk
memperkokoh batinnya.
Ketika itu mungkin sudah jam permulaan, rembulan
bersinar suaram. Tidak salah It Hiong melihat seorang nona
elok dan manis sekali yang tubuhnya langsing bukan lagi
bocah kecil tadi. Nona tiu mempunyai wajah sama seperti si
bocah cuma tubuhnya menjadi tinggi dan besar. Bahkan tai
lalat hitam di ujung bibir kirinya tetap tak lenyap. Pakaiannya
juga tak berubah.
Saking heran, It Hiong mengawasi. Bingung ia akan
perubahan tubuh orang itu. Kalau bukannya ia mungkin orang
menyangka nona itu seorang siluman atau jejadian. Karena
menyangka nona bukan orang dari golongan baik-baik, diamdiam
It Hiong meluruskan pikirannya dan mengerahkan ilmu
Hian Bun Sian Thian Khie kang buat bersiap sedia dari segala
kemungkinan.
"Nona," kata ia kemudian, "sukakah nona memberikan obat
pemunah itu padaku ? Nona jawab saja dengan satu
perkataan atau aku akan segera berlalu dari sini !"
Bukannya menjawab, si nona tertawa.
"Siapakah namamu ?" dia balik bertanya.
"Aku yang rendah Tio It Hiong muridnya Tek Cio Siangjin
dari Pay In Nia !" sahut It Hiong terus terang. "Dapatkah aku
menanyakan nama nona ?"
"Oh ! " kata si nona tertahan, lalu dia merapihkan
rambutnya yang panjang. "Aku Touw Hwe Jie."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong sedikit melengak. Nama itu pernah ia dengar entah
dimana. Nama itu rada aneh sebab artinya "anak aci." Maka ia
berpikir keras. Segera ia ingat pesan ayah angkatnya In Gwa
Sian. Di propinsi In lam ada seorang wanita buruk, namanya
Touw Hwe Jie, orangnya cantik tetapi centil dan kejam. Gemar
sekali mengumbar nafsu birahi gunanya selagi berplesiran dia
menghisap darah orang. Wanita itu katanya dapat lari keras
seperti terbang dan kepandaian silatnya lihai. Siapa menemui
wanita itu, jangan harap dia lolos dari bahaya. Wanita itu,
saking kejamnya digelari "Kip Hiat Hong Mo" atau si bajingan
edan, tukang menghisap darah. Sejak tiga puluh tahun dahulu
namanya wanita itu sudah terkenal dan ditakuti. Entah kenapa
dia menyembunyikan diri selama beberapa puluh tahun hingga
orang melupakannya. Selama itu maka amanlah wilayah
perbatasan propinsi Ilam dan Kwieciu itu. Siapa sangka
sekarang dia muncul di depannya anak muda itu.
"Mungkin dia sudah berumur tujuh atau delapan puluh
tahun." si anak muda berpikir pula . "Kenapa sekarang dia
menjadi seorang nona remaja ? Kenapa tadi aku melihatnya
sebagai seorang bocak cilik ?"
"Nona Touw Hwe Jie." kemudian ia tanya saking herannya
itu, "nona bukankah gelaran nona ialah Kip Hiat Hong Mo ?"
Pertanyaan itu membuat si nona melengak. "Kenapa kau
ketahui gelaranku itu ?" dia balik bertanya.
It Hiong tertawa. "Pernah aku yang rendah mendengar
orang menyebut-nyebut tentang Kip Hiat Hong Mo Touw Hwe
Jie." sahutnya. "Katanya dialah seorang tua usia tujuh atau
delapan puluh tahun ! Kenapa nona sebaliknya begini muda ?
Bukankah apa yang aku dengar itu bertentangan dengan
kenyataan ? Karena itu, aku lancang menanya...."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Wanita itu tertawa nyaring. Rupanya dia gembira sekali
mendengar pertanyaan itu. "Kalian dapat dibilang sebagai
orang yang kurang penglihatan tetapi banyak rasa herannya !"
kata dia.
It Hiong melengak. Ia memikir. Lekas juga ia berkata pula,
"Jika nona bukannya mengerti ilmu membuat diri menjadi
muda, kaulah seorang yang telah memalsukan namanya
Cianpwe Toaw Hwe Jie itu !"
Sekarang si wanita menunjukan tampang tidak puas. Tetapi
dia masih dapat tertawa, kata dia, "Kau boleh bilang
sesukamu hal itu, tidak ada halangannya denganku !"
It Hiong menganggap si nona luar biasa. Ia lantas memikir,
buat apa ia usil orang. Touw Hwe Jie atau bukan, yang terang
dia tentulah wanita cantik dan cabul, jadi perlulah lekas-lekas
ia meninggalkannya.
"Ah, hari sudah tak siang lagi, aku yang rendah hendak
memohon diri !" katanya.
"Ya, sudah lewat jam dua." kata wanita itu, suaranya
tenang sekali. "Racun dari buah yang kau makan itu, sebentar
jam tiga akan bekerja. Dari itu kau masih dapat jalan jauh
juga...."
Tak puas It Hiong mendengar lagu suaranya orang itu.
"Nona membekal obat pemunah, tetapi nona tak sudi
memberikan itu padaku, dan apa yang bisa aku bilang ?"
katanya mendongkol. "Aku mempunyai jalan buat
menyelamatkan diriku."
Begitu ia berkata, begitu si anak muda bertindak pergi.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nona itu berjalan mengikuti, sembari jalan ia berkata
berduka : "Kau bertabiat tak sabaran, kau tidak mengerti
maksud orang. Nonamu memang ada membekal obat itu,
walaupun demikian hendak aku menanti dahulu sampai racun
sudah bekerja, baru aku akan memberikan obat padamu!"
It Hiong berjalan, tanpa menoleh. Biasanya, telinganya tak
dapat diakali. Kali ini lain, orang mengikuti tanpa suara
tindakan kaki. Itulah hebat, ia mendengar suara orang tetapi
tidak suara tindakan kakinya. Dalam herannya, ia toh
menjawab. "Aku tak membutuhkan obatmu." katanya. "Mau
apa kau mengikuti aku ?"
Nona itu terdengar tertawa. "Aku ingin melihat caranya kau
membebaskan dirimu dari racun buah itu !" kata dia.
"Andiakata kau gagal, kau membutuhkan obatku atau tidak ?"
"Tidak !" sahut It Hiong, singkat dan kaku.
Atas itu terdengar suara jumawa si nona : "Kau tak
membutuhkan ? Kau bakal kalap dan berputar ! Kau nanti mati
melingkar ! Coba kau pikirkan, bagaimana sengsaranya akan
terbinasa dengan siksaan hebat semacam itu ?"
Belum sempat menjawab atau berpikir, It Hiong sudah
mulai merasakan dadanya sesak dan darahnya mulai berjalan
cepat, hawa nafsunya terus mendesak dan pikirannya bekerja
tidak karuan, menyusul mana matanya seperti melihat sesuatu
yang berkhayal. Ia terkejut. Tahulah ia yang buah liok jiak ko
telah mulai bekerja. Lekas-lekas ia mengatur pernafasannya
hendak ia menggunakan Hian Bun Sian Thian Khie kang yang
barusan ia tak siap siagakan lagi karena selalu melayani orang
bicara. Tapi ia kalah cepat. Racunnya buah bekerja terlebih
cepat daripada pikirannya itu. Ia merasai dua jalan darahnya,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
jim dan tok, tak wajar lagi. Maka tak berjalanlah ilmunya itu.
Sebaliknya ia merasakan yang nafsu birahinya telah muncul.
Aneh racun itu. Kalau racun lain yang bahayanya dapat
ditolak Hian bun Sian Thian Khie kang, kali ini pengerahan
tenaga dalam itu bahkan mempercepat bekerjanya racun liok
jiak ko.
Mukanya It Hiong lantas menjadi merah, seluruh tubuhnya
serasa panas. Ia mencoba mengekang nafsunya itu. Masih ada
satu jalan darahnya, dim-keng yang masih terlindung berkat
khasiatnya darah belut emas hingga pikirannya tak segera
menjadi kacau hingga ia ingat dirinya. Tanpa memilih jalan
lagi, ia lari sekeras-kerasnya. Ia beniat mencari telaga atau
rawa, dimana ia bisa menceburkan diri untuk berendam guna
mendinginkan tubuhnya itu.
Aneh Tou Hwe Jie. Dia dapat mengintil terus selama mana
dia berkata-kata sambil tertawa-tawa guna menggoda si anak
muda. Lama-lama It Hiong menjadi habis sabar. Kata-kata
orang membuatnya sebal. Selekasnya ia menahan larinya dan
memutar tubuh sambil menyerang dengan satu jurus dari
Heng Liong Hok Houw Ciang.
Hebat nona itu. Dia terserang secara mendadak tapi ilmu
ringan tubuhnya sangat mahir. Dia tidak menangkis, hanya
mendadak ia menjatuhkan diri setelah mana barulah dia
mencelat bangun untuk menyiapkan diri.
It Hiong tidak menyerang pula. Ia hanya lari lagi sampai ia
mendengar mendebarnya suara air tumpah yang terbawa
angin, maka kesanalah ia menuju dengan mempercepat
langkahnya. Ia menikung di sebuah tempat sesudah itu ia
lantas melihat curuk itu, yang airnya putih bagaikan perak
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
karena sinar suaram dari si putri malam. Airpun bermuncratan
seperti turunnya hujan.
It Hiong lari ke kaki gunung, ke dinding di mana air tumpah
itu turun menjadi satu hingga merupakan sebuah kolam,
airnya jernih dan terang, seumpama kaca. Tidak bersangsi
sejenak juga, ia terjun kedalam kolam itu !
Kiranya kolam dangkal, cuma tiga atau empat kaki
dalamnya. Pula airnya bukan air dingin hanya air hangat.
Maka itu ia merendam di dalam air itu. It Hiong merasai
tubuhnya hangat bahkan lama-lama panas. Maka juga
nafsunya bukan berkurang tetapi justru bertambah !
"Celaka !" pikirnya.
Segera It Hiong lompat ke tepian ke darat. Untung baginya
otaknya tetap sadar. Ia lantas duduk diatas sebuah batu besar
untuk memejamkan matanya, guna memperkokoh hatinya. Ia
ingin mengusir racun dengan jalan bersemadhi. Sementara itu
si nona terus mengikuti.
Dia tidak berbuat apa-apa, hanya menempati diri di sisi si
anak muda. Ia mulai memperdengar-kan suara nyanyiannya.
Suara itu merdu dan sedap memasuki telinga.
It Hiong tetap bertahan tetapi belum lama ia membuka
matanya maka tampaklah di depannya beberapa orang yang
ia kenal baik. Kiauw In, Giok Peng dan Tan Hong, juga Teng
Hiang dan Siauw Wan Goat. Lebih lanjut ia pun mendapatkan
beberapa nona yang ia pernah lihat. Hanya sekarang ini,
semua nona-nona itu justru lagi memperlihatkan gaya centil
dan ceriwis, semuanya genit-genit !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Masih It Hiong ingat akan dirinya. Hampir ia menjadi putus
asa. Ia mengangkat tangannya dan pakai itu menepuk
kepalanya, ia ingin supaya dengan begitu ia mendapat hati,
agar ia sadar seluruhnya. Berbuat begitu ia berbangkit untuk
berdiri.
Sekarang si anak muda membuka matanya. Ia melihat
Touw Hwe Jie berdiri di depannya terpisah cuma tiga kaki.
Nona itu tengah menari-nari dan menyanyi-nyanyi, suaranya
tetap merdu sangat menggiurkan hati, sedangkan tari-tarian,
gerak geriknya sangat menggiurkan......
Di dalam keadaan tersiksa batin itu, It Hiong berkata
perlahan sekali : "Aku tak berdaya melenyapkan racunnya liok
jiak ko. Maukah nona memberikan aku obat pemunahnya ?
Pertolongan nona ini akan aku ukir dalam hati sanubariku."
Mendengar demikian dengan lantas si nona menghentikan
nyanyian dan tarinya.
Ia menghampiri sampai dekat pemuda itu. Ia tertawa. "Jadi
tak berhasil sudah daya upayamu guna membebaskan diri dari
racun buah nafsu itu ?" katanya. "Obat itu berada ditubuhku.
Nah, kau ambillah sendiri !"
Dengan matanya yang jeli, Touw Hwe Jie menatap
mukanya si anak muda. Pada wajahnya tampak jelas
kegenitannya.
It Hiong merasakan darahnya panas, nafsunya bergejolak.
Ia pun mengawasi si nona cantik yang keelokannya sangat
menggiurkan hati. Tanpa merasa, ia mendekati si nona, untuk
merangkulnya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Nona..... nona.... mana obatmu ?" tanyanya. Dalam hal
obat pemunah, ingatannya kuat sekali. "Dimanakah kau
taruhnya ?"
Nona itu tertawa perlahan. "Pengaruhnya buah itu adalah
membantu mendorong nafsu birahi laki-laki" kata ia. "Itulah
dorongan untuk orang dapat berplesiran dengan kepuasan.
Obat pemunahnya ? Itulah tubuh wanita ! Masihkan kau
belum mengerti ? Oh, kakak tolol !"
Kata-kata itu diantar dengan satu ciuman hangat.
It Hiong kaget sekali, ia tahu artinya kata-kata orang itu.
Sendirinya dia lantas mengeluarkan keringat dingin. Kagetnya
itu hatinya terbuka hingga ia lantas berpikir. "Aku Tio It Hiong.
Akulah laki-laki sejati. Mana dapat aku main gila dengan
wanita ini ? Hilang jiwa tak berarti bagiku, tetapi kalau aku
merusak nama guruku, itulah hebat ! Biarlah aku menguatkan
hatiku ! Tak dapat aku mengiringi kehendaknya wanita ini !"
Dengan cepat It Hiong melepaskan rangkulannya dan
mundur setindak.
Touw Hwe Jie maju satu tindak. Tak ingin ia melepaskan
ikan yang sudah terkena pancingnya. Ia maju sambil
menggertak gigi, ia menyenderkan tubuhnya di dadanya si
anak muda dan meletakkan kepalanya di bahu orang. Kata ia
dengan perlahan, "Aku tak menyayangi tubuhku yang putih
bersih, suka aku menyerahkannya padamu. Dengan begitu
juga aku jadi membantu kau dari pengaruhnya buah
keplesiran itu ! Itu kau tahu aku sangat mencintaimu ! Kenapa
kau masih tidak mengerti adikmu ini ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Berkata begitu si cantik mengelus-elus pipinya si anak
muda. Ia berkata dulu merdu. "orang tolol, apakah kau masih
belum mengerti kebaikan hati orang ?"
Berdekatan dengan si cantik It Hiong mencium bau yang
harum menyerang hati, tanpa merasa, terbangun pula
nafsunya, ia memegangi bahu orang.
"Kau baik sekali, adik, aku mengerti." katanya. "Tetapi
kitalah sama-sama orang yang terhormat, tak dapat kita
melakukan sesuatu yang menyaitui adat istiadat. Bagaimana
kalau perbuatan kita ini tersiar di muka umum ? Nona, apakah
tak ada lain jalan untuk membebaskan aku dari racun buah
liok jiak ko itu ?"
"Hmm" Touw Hwe Jie memperdengarkan suaranya, sambil
dia menggigit bibirnya. "Tak kusangka kau seorang Kang Ouw
tetapi lagumu mirip seorang guru sekolah ! Kami wanita begini
polos tetapi kau pula kau memikir terlalu jauh ! Sungguh lucu
!"
It Hiong tidak melayani bicara, ia hanya memejamkan
matanya, sedangkan hatinya bekerja keras tetapi sia-sia
belaka ia hendak menenangkan diri itu. Pikirannya justeru
menjadi kacau dan di depan matanya kembali berbayang
tingkah polah genit dan ceriwis dari beberapa nona-nona serta
pria. Masih ia sadar, maka sebisa-bisa ia mencoba melawan
gangguan itu.
Pengaruhnya liok jiak ko bekerja terus dan tiba pada
puncaknya, disaat mana terdengar tawa merdu dari Touw
Hwe Jie.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kenapa kau tertawa, nona ?" tanya It Hiong yang
pikirannya mulai kacau. "Apa yang menyebabkan kau begini
gembira ?"
Si nona berhenti tertawa tetapi sebagai gantinya ia
menatap orang. "Aku tertawa bukan disebabkan aku sangat
gembira." katanya. "Aku tertawa sebab lagakmu mirip pelajar
tolol. Bukankah peribahasa berkatai bahwa bunga mekar
harus dipetik dan jangan menanti sampai rontok hingga
tangkainya menjadi sundal ? Bukankah sedetik berarti seribu
tail perak dan ketika yang baik sukar ditemukan ? Kau begini,
bukankah itulah menandakan ketololanmu !"
Dan si nona tertawa pula.
Dalam kacaunya pikirannya, senang It Hiong mendengar
suara orang yang merdu meresap itu.
"Adik yang baik, kau harus mencari sebuah tempat dimana
kau dapat menolong aku menyingkirkan pengaruh buah liok
jiak ko itu....." katanya perlahan ditelinga orang.
Touw Hwe Jie melirik, terus ia memandang ke depannya
dimana ada dinding puncak.
"Kita pergi kesana." katanya. "Di sana ada gua batu...."
It Hiong mengangguk, jantungnya memukul. Touw Hwe Jie
mencekal tangan orang, lalu sambil berendeng mereka
menuju ke dinding puncak itu. Sudah mendekati jam empat,
selagi rembulan guram, muda mudi itu merasai siuran angin
gunung. Suasana pun sunyi.
Tiba-tiba terdengar suaranya seekor burung jenjang, yang
memecahkan kesunyian. Suara burung itu agaknya sedih.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tubuhnya It Hiong menggigil, ia bergelendot pada tubuhnya si
nona, yang terus memegang dan memayangnya.
Touw Hwe Jie mengeluarkan liur. Ia bagaikan harimau
yang menghadapi anak kambing. Pikirannya terbuka. Ketika
itu tubuh mereka nempel rapat satu pada lain. Tiba-tiba ia
merasa sesuatu yang keras di pinggangnya si anak muda.
"Apa isinya kantung ini ?" tanya si nona heran.
Ditanya begitu It Hiong terperanjat. Ia ingat kantungnya itu
terisi buah liok jiak ko bekalannya ! Ia menjadi mendongkol.
Tanpa ragu pula, ia tuang semua buah itu ! Hal itu membuat
kemendongkolannya berkurang.
Sementara itu sang waktu tetap berjalan terus. Selama itu,
dengan sendirinya, It Hiong sudah menderita cukup lama.
Dengan lewatnya sang waktu berkurang juga pengaruh
kekuatannya racun liok jiak ko. Perlahan dengan perlahan,
berkurang pula desakan nafsu biarahinya, dengan
berkurangnya desakan tiu, jantungnya tak lagi memukul keras
seperti tadi. Itu pula berarti ketenangan. Dengan berdiam
anak muda kita itu menjadi terbuka pikirannya. Ia menjadi
sadar.
Biasanya seorang pria tak dapat mempertahankan diri dari
godaan semacam itu sekalipun ia cuma makan sebiji buah.
Dengan It Hiong keadaan lain, ia kuat batin dan lahir sebab ia
mempunyai banyak keuntungan. Pertama-tama latihannya
telah sempurna, dapat ia memusatkan pikirannya. Asal ia
dapat mengatur pernafasannya dan bersemadhi, ia cepat
memperoleh ketenangan hatinya. Disebelah itu, ia dibantu
khasiatnya darah belut serta hosin ouw dan paling belakang
latihan ilmu pedang Gie Kiam Sut.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Selekasnya ia sadar, It Hiong ingat obat Kay Tok Tan Yoh,
hadiah pendeta tua dari kuil Bie Lek Sie. Tidak ayal lagi, ia
mengeluarkan peles obatnya itu, untuk mengambil beberapa
butir isinya, terus ia masuki kedalam mulutnya dan
menelannya. Habis makan obat itu, pelesnya disimpan pula.
Touw Hwe Jie melihat orang makan obat, cuma ia tidak
tahu obat itu obat apa, ia menatap si anak muda dan berkata
sambil tertawa manis, "Kakak yang baik, mari aku beritahu
kau ! Racunnya buah liok jiak kok cuma dapat dilenyapkan
oleh tubuh wanita, obat lainnya juga tak akan menolongnya !
Maka itu sia-sia saja kau makan obatmu !"
Ketika itu mereka sudah berjalan sampai di dinding
gunung.
"Lihat gua itu" berkata Touw Hwe Jie sambil tertawa seraya
tangannya menunjuk. "Bukankah itu sebuah gua yang indah ?
Kakak, mari kita memasukinya !" Dan ia mencekal erat-erat
tangan si pemuda buat diajak berjalan memasuki gua itu.
Mereka tetap berjalan berendeng.
It Hiong mengikuti. Ia membutuhkan waktu supaya
obatnya keburu larut di dalam perutnya. Agar obat itu dapat
mengusir racun .
Tiba di dalam gua, si nona sudah lantas menyalakan lilin
yang berada di atas meja. Hingga It Hiong bisa melihat tegas
keadaan dalam gua itu, yang luas kira empat tombak persegi.
Ada meja dan kursinya yang semua terbuat dari batu.
Pembaringan terbuat dari batu juga, hanya pembaringan itu
berkelambu. Kasurnya tertutup seperti sulam, demikian juga
bantal dan kepalanya. Semuanya indah. Semua perlengkapan
lainnya seperti perlengkapan kamarnya seorang hartawan.
Yang lebih menarik hati, pembaringan itu menyiarkan bau
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
harum. Teranglah semua itu disediakan Touw Hwe Jie untuk
setiap waktu ia bersenang-senang dengan pria yang bakal
menjadi korbannya.
Touw Hwe Jie heran waktu ia mengawasi It Hiong. Anak
muda ini berdiam saja mengawasi seluruh kamar, dia tak
"kalap" seperti pria yang, sudah yang lantas membawanya ke
pembaringan. Ia memegang tangan orang, untuk ditarik,
diajak duduk diatas pembaringan.
It Hiong sementara itu merasai panas tubuhnya sudah
berkurang banyak dan darahnya tak bergolak seperti taditadinya.
yang paling menyenangkannya ialah ia merasa
otaknya jauh terlebih tenang. Maka itu selagi berpikir hendak
ia mendapati bukti wanita ini benar Touw Hwe Jie atau bukan,
ia membiarkan ia diajak duduk diatas pembaringan. Justru
dengan begitu ia menjadi memperoleh kesempatan untuk
diam-diam mempersiapkan tenaga Hian Bun Sian Khie kang.
Si cantik itu mencium pipi si anak muda terus ia turun dari
pembaringannya, akan membuka bajunya hingga dilain saat ia
telah menjadi separuh telanjang hingga tampak kulitnya yang
putih dan halus. Tubuhnya itupun menyiarkan bau harum.
It Hiong duduk tetap, waktu ia melihat tubuh si nona
hatinya goncang. Masih ada sisanya racun. Tak mau ia
memejamkan mata supaya orang tidak mencurigainya.
Touw Hwe Jie naik pula ke pembaringan, akan duduk di sisi
si pemuda.
"Eh," tegurnya tertawa, "aku telah siap memberikan obat
pemunah racun padamu kenapa kau tidak mau lekas
memakainya ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong menguasai dirinya menahan gejolak jantungnya
yang memukul keras. Lekas-lekas ia mengeluarkan obatnya
buat menelan pula beberapa butir.
Kali ini si nona dapat melihat peles obat orang.
"Oh !" serunya. "Kiranya kau makan obatnya si kepala
gundul dari Bie Lek Sie !" Ia lantas menyambar peles orang
sembari ia kata : "Mari sini aku lihat !"
It Hiong menolak tangan orang dengan begitu ia
membentur tangan si nona. Ia merasai sebuah tangan yang
halus dan lunak, ia merasakan sesuatu yang membuat hatinya
goncang pula. Tapi ia sudah sadar. Mendadak ia berbangkit
akan turun dari pembaringan itu. Dengan cepat luar biasa, ia
menelan tiga butir obatnya.
"Lekas bilang !" akhirnya ia menegur, "kau pernah apa
dengan Kip Hiat Hong Mo ?"
Nona itu menoleh dan mengangkat kepala, dia tertawa
manis.
"Bukankah telah aku bilang tadi." katanya. "Akulah Touw
Hwe Jie. Apa yang kau buat kuatir ?"
It Hiong terus melayani bicara. Ia mau menang waktu
supaya obatnya selesai bekerja agar sisa racun terusir
semuanya.
"Bukankah Locianpwe Touw Hwe Jie sudah berusia delapan
puluh tahun lebih ?" katanya. "Kau sendiri nona, kau begini
muda ! Sebelum aku kenal atau mengetahui kau dengan baik,
tak berani aku bergaul erat-erat denganmu....."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nona itu melengak sejenak, terus ia tertawa pula.
"Jodoh kita jodoh selewat jalan" katanya. "Kita bukannya
suami istri. Lelaki siapakah yang tak menghendaki kesenangan
semacam ini ! Tapi kau, dari siapakah kau mendapat pula
ajaran tolol ini ? Heran, kuCing tidak sudi makan ikan......"
Tiba-tiba si nona menarik ujung bajunya si pemuda,
matanya menatap. "Mari kakak." katanya merdu. "Mari,
sungguh aku tak tahan...."
It Hiong melepaskan tangan bajunya itu, ia mundur.
"Seorang nona berbuat seperti kau ini, apakah kau tak
malu ?" tanyanya.
Nona itu maju satu tindak ia menekan dahi orang.
"Ah, kau pria tak mempunyai jantung !" katanya sengit.
"Kau menyia-nyiakan kebaikanku !"
It Hiong menatap tajam. Disaat ini ia merasa sehat benarbenar.
Maka ia percaya tubuhnya sudah bersih dari sisa racun
liok jiak ko. Sekarang berubahlah pandangan matanya. Tak
lagi rasa tergiurnya walapun ia melihat terang tubuh yang
jangkung putih. Ia merasa jemu akan kelakuan centil itu.
Maka sekarang ia tak memperdulikan lagi nona itu Touw Hwe
Jie yang tulen atau yang palsu. Kata ia keras : "Karena nona
tidak mau memberitahukan tentang dirimu yang sebenarnya,
maafkan aku. Aku mohon diri !"
Terus anak muda ini lompat turun dari pembaringan untuk
bertindak keluar gua dengan langkah lebar.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Touw Hwe Jiterperanjat. Inilah ia tidak sangka. Dengan
begini ia insyaf yang It Hiong bukan kebanyakan pria
korbannya. Maka sia-sialah ihtiarnya sebegitu jauh akan
merobohkan hati orang. Karena pemuda ini mau pergi
meninggalkannya, tiba-tiba hatinya menjadi panas.
"Aku mesti binasakan dia...." pikirnya. Lekas-lekas ia
mengenakan pula bajunya sedangkan dari bawah kasur ia
menjumput sepotong sesuatu yang hijau, ia lantas libat pada
pinggangnya, kemudian dengan tersipu-sipu ia lari keluar
guna menyusul si anak muda.
Masih ada cahaya sisa rembulan. Kecuali suara angin tanah
pegunungan itu sunyi sekali. Di sebelah depan terlihat tubuh It
Hiong bagaikan bayangan yang lagi bergerak cepat. Si nona
tidak mengejar, hanya dia lari ke lain arah.
It Hiong sudah menyingkir kira tiga puluh tombak lebih dari
gua, baru ia menoleh. Ia tidak melihat Touw Hwe Jie
mengejarnya.
"Sunguh berbahaya....." katanya di dalam hati. Sendirinya
ia menggigil kalau ia ingat detik-detik berbahaya tadi. Ia
berdiam sebentar guna menenangi diri, setelah itu ia berjalan
dengan perlahan memutari kaki gunung. Selekasnya ia muncul
dari sebuah tikungan, kira-kira tiga tombak di depannya, ia
melihat sebuah batu besar diatas mana seorang tampak
sedang duduk bersila. Ia menunda langkahnya, untuk terus
mundur satu tindak. Ia lalu mengawasi sangat tajamnya
sambil hatinya bekerja, "Jangan-jangan aku bertemu pula
dengan wanita siluman itu."
Orang di depan itu memang seorang wanita, kundianya
melingkar tinggi bagaikan naga, pipinya montok, mukanya
bundar seperti bulan purnama dan sepasang alisnya lentik. Dia
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
tengah duduk berdiam, matanya dipejamkan. Tubuhnya
tertutup oleh sabuk hijau. Kedua lengannya yang putih
tampak tegas. Menurut dandanan dialah seorang nona remaja
akan tetapi dilihat dari seumumnya, dialah seorang nyonya
muda.
"Ah, masa bodoh dia siapa...." pikir si anak muda yang mau
terus melewatinya dengan cepat. Tak ada perlunya buat ia
mencari tahu atau menegurnya.
"Berhenti !" mendadak wanita itu berseru cepat selagi si
anak muda lewat di sisinya.
It Hiong mengangkat kepala. Untuk kagetnya, ia tidak
melihat wanita yang baru saja bercokol di atas batu. Selagi ia
keheran-heranan dari sebelah depannya ia mendengar suara
wanita keras sebagai berikut : "Eh, bocah, apakah kau
memikir meninggalkan Cang Lo Ciang dengan nyawamu masih
berada ? Coba kau tanya dirimu, berapa tingginya ilmu
kepandaianmu."
It Hiong menoleh. Ia melihat seorang wanita lain. Wanita
ini cantik dan tampangnya gesit dan sinar matanya menunjuki
bahwa dia berkepadiaan silat tinggi. Maka tak mau ia berlaku
sembarangan, ia lantas memberi hormat dan bertanya sabar.
"Cianpwe memegatku ada pengajaran apakah dari cianpwe
untukku yang muda ?"
Wanita itu tertawa.
"Melihat dari wajahmu, suatu wajah, bukan sembarang
wajah, maka aku memberi ampun pada jiwamu !" berkata dia.
"Mari kau turut aku supaya kita bisa sama-sama menikmati
kesenangan istimewa ! Kau setuju bukan ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Hatinya It Hiong tercekat. Lantas timbul rasa tak puasnya.
Kembali ia menemui wanita muka tebal. Walaupun demikian ia
menekan hawa amarahnya.
"Sebenarnya, kau siapakah cianpwe ?" tanyanya sabar.
Wanita itu menjawab cepat, suaranya tawar.
"Siapa lancang lewat di Ceng Lo Ciang ini, masih dia tak
ketahui namanya Touw Hwe Jie ?"
It Hiong heran, kembali Touw Hwe Jie. "Bukankah Touw
Hwe Jie ialah si nona yang mengganggunya satu malam
suntuk ? Kenapa nyonya ini menyebut dirinya Touw Hwe Jie
juga ? Habis ada berapa orangkah Touw Hwe Jie ?"
"Cianpwe, tolong cianpwe beritahukan gelaran cianpwe ?"
tanyanya.
"Kip Hiat Hong Mo !" sahut wanita itu singkat.
It Hiong heran bukan main.
"Ini pula satu Kip Hiat Hong Mo !" katanya, seorang diri
mengulangi nama orang.
Wanita itu turun dari atas batu, untuk menghampiri, untuk
secara tiba-tiba menyambar tangan orang.
"Mari turut aku !" katanya.
It Hiong terkejut sebab ia lantas merasai tangannya
kesemutan, tetapi ia tidak takut. Ia hanya mengagumi
kehebatan nyonya itu. Segera ia bertahan dengan sebuah tipu
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
dari ilmu silat pedang Gie Kiam Sut. Ia mengawasi wanita itu
dengan alisnya terbangun.
"Cianpwe !" tegurnya. "Secara diam-diam cianpwe
menangkap tanganku. Apakah perbuatan itu tidak
menurunkan derajatmu ?"
Wanita itu heran. Ia melihat si anak muda tidak kaget atau
meringis kesakitan sedangkan ia tahu cekalannya itu hebat
sekali. Setelah melengak sejenak, ia menambah tenaganya,
terus ia menyambar tangan orang sambil ia berkata :
"Robohlah kau !"
Tubuhnya It Hiong terpelanting tetapi ia tidak roboh seperti
kehendaknya si nyonya, sebaliknya dengan mengimbangi diri,
tangan kirinya mencekal itu sekalian dikebaskan sembari
mulutnya pun menyerukan : "Robohlah kau !"
Bukan main kagetnya si nyonya. Bukannya si anak mudah
yang roboh, adalah dia sendiri yang kena tertarik, banyak
syukur, dia pun lihai, selekasnya tangan si anak muda
terlepaskan dia dapat bertahan, dia cuma terhuyung dua
tindak. Dia lantas berdiri tegak terus ia memandang sinar
matanya yang bengis suatu tanda dia sangat mendongkol.
Tanpa mengucap sepatah kata dia meloloskan sabuknya yang
berwarna hijau mengkilat. Kiranya itulah seekor ular hijau,
panjang tiga kaki. Bagaikan kilat, dia meluncurkan ular itu ke
mukanya si anak muda sambil dia berseru : "Bocah, kau tidak
minum arak pemberian selamat, kau justru mau menengak
arak dendaan, maka kau rasailah makhlukku ini !"
It Hiong melihat senjata lawan itu ialah seekor ular hidup.
Ia kuatir kalau ular itu beracun, tak mau ia menyentuh dengan
tangannya, dengan berkelit sambil menjejak tanah, ia lompat
tiga tindak ke samping.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Hebat ular itu ! Setelah gagal dengan serangannya yang
pertama itu, tubuhnya terus bergerak menggeliat ke samping,
untuk menyambar pula, sambil menyemburkan racunnya,
untuk memagut si anak muda !
Menampak orang bertindak keterlaluan, hatinya si anak
muda menjadi panas. Ia meraba gagang pedangnya untuk
"Sret !" menghunus senjatanya yang tajam luar biasa itu
untuk menyambut dengan satu tebasan ! Maka terdengarlah
satu suara putusnya semacam benda, terus tubuhnya ular itu
terkutungkan dan ujungnya jatuh ke tanah !
Nampaknya si wanita terkejut, tetapi dia tabah dan cepat.
Cepat luar biasa, potongan tubuh ular yang jatuh itu dia
pungut dan tempelkan potongan yang ada di tangannya, terus
ia pakai pula untuk mengulangi serangannya. Anehnya ular itu
dapat bergerak-gerak seperti masih hdiup !
"Cianpwe" tegur It Hiong, "kita tidak kenal satu pada lain.
Kita juga tidak bermusuh, kenapa cianpwe berlaku begini
keterlaluan padaku ?"
Wanita itu tidak menjawab. Dia menggerakkan tubuhnya
hingga terdengar pinggangnya bersuara, terus tangan
kanannya dilancarkan. Aneh tangan itu, yang tampak berubah
lebih besar dari tadinya, terus meluncur dengan lima buah
jerijinya menjambak, nampaknya lima menjambak,
nampaknya kelima jari tangan itu mirip cagak cagak besi.
It Hiong terperanjat saking heran. Wanita itu bagaikan
bajingan jadi-jadian. Ia lantas putar pedangnya, untuk
membabat ke belakang, sambil berbuat begitu, tubuhnya turut
berputar juga. Itulah suatu gerakan dari jurus silat Gie Kiam
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Sut, maka dengan bergeraknya itu, tubuhnya terus melesat ke
depannya dimana terdapat sebuah jurang !
Selama itu, sang matahari sudah muncul tanpa terasa.
Itulah sebab sang waktu telah berlalu secara diam-diam.
Karena itu dari tepian, tampak bagian bawahnya jurang. Di
bawah itu ada sebuah jalanan yang berliku-liku berputar.
Maka ingatlah It Hiong akan kata-kata si wanita tadi. Tempat
itu disebutnya Ceng Lo Ciang dan "cenglo" artinya keong.
Jalanan dibawah itu berputar seperti macamnya sang keong,
seperti jalanan kucar. Kalau ia ambil jalan itu, mungkin ia akan
kembali kepada si wanita. Maka ia lantas mengambil jalan lalu.
Dengan satu gerakan pesat, tubuhnya mencelat tinggi tiga
tombak, meluncur ke lain arah, hingga ia berada di bawahnya
lainnya dinding puncak. Itulah lompatan Gie Kiam Sut.
Di bawah dinding puncak itu terdapat sebuah kali kecil
yang airnya mengalir deras hingga terdengar suara
berkericiknya yang berisik, alirannya berliku-liku dan airnya
jernih sekali hingga tampak dasarnya. It Hiong menghampiri
kali kecil itu, untuk meraup airnya untuk diminum hingga
beberapa kali. Air adem sekali, meminum itu rasanya sangat
nyaman hingga pikirannya terbuka.
"Jalanan disini sukar" pikir It Hiong kemudian. "Baiklah aku
turun ke air dan mengikuti alirannya, mungkin aku akan
menemukan jalan keluar...."
Pikiran itu diwujudkan. Anak muda kita turun ke air dan
berjalan mengikuti alirannya. Ia jalan berliku-liku. Ia merasa
jalannya makin lama makin rendah. Selang sekian lama, ia
tiba dimulutnya sebuah lembah dimana terdapat banyak batu
karang dan pepohonan. Dari lembah itu tampak beberapa
puncak. Air kali itu tumplak pada sebuah gua. Dengan begitu
aliran itu buntu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong berdiri diam, otaknya bekerja, telinganya
mendengari suaranya air. Untuk jalan di air itu, tak mungkin
lagi. Tengah ia berdiam, tiba-tiba ia mendengar suara orang
sebentar terdengar sebentar tidak. Sebab itulah suara yang
terbawa sang angin dan angin bersiur terputus-putus.
Mendengar suara orang, It Hiong menjadi bersemangat. Ia
mendapat harapan walaupun ia belum tahu orang itu jahat
atau orang itu baik......
Tanpa berpikir lagi, segera ia bertindak menuju ke arah
darimana suara datang. Jalanan tidak ada tetapi itu bukanlah
soal. Di tanah pegunungan itu memangnya tidak ada jalanan
manusia.
Selagi menghampiri itu, kadang-kadang It Hiong mendapat
dengar suara. Ia menerka orang berbicara sendiri atau dua
orang berbicara saling sahut sembari mereka bersantap. Ia
berjalan terus hingga selanjutnya ia mendengar pula suara
orang itu. Tak mudah akan melihat lantas orangnya, orang
mungkin teraling batu karang yang besar.
"Paha kambing itu gemuk dan empuk." terdengar satu
suara, "dan ayam panggang itu gurih sekali. Mari minum, mari
minum !"
It Hiong heran, tak dapat ia mencari orang itu, suaranya
terdengar terang, orangnya tak segera tampak. Ia mesti
berputaran mencarinya. Kadang-kadang suara terdengarnya
disebelah belakang. Di situ terdapat banyak batu karang,
hingga tempat itu seumpama hutan batu.....
"Aneh !" pikirannya. Hampir ia menggempur sebuah batu
besar yang menghadang di depannya saking penasaran. Ia
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
membatalkan niat menyerang itu karena ia mendapat pikiran
hancuran batu bisa mencelakai orang, baik orang itu orang
lihai atau orang biasa saja.
"Ah, kenapa kau tolol begini ?" akhir-akhirnya ia memaki
dirinya sendiri.
Segera juga anak muda itu menjejak tanah untuk
berlompat mengapung diri naik ke atas sebuah batu karang
yang tinggi, hingga dari atas batu itu ia bisa memandang ke
sekelilingnya.
"Ah !" serunya pula, kali ini dengan napas lega. Sekarang ia
bisa melihat orang yang suaranya ia dengar sekian lama itu.
Di bawah batu besar itu terlihat sebuah tempat sepuluh
tombak luasnya, tanahnya rendah. Di sekitarnya orang itu
terdapat banyak batu karang yang kecilan. Dia tengah duduk
seorang diri. Dialah tua yang berdandan sebagai seorang rahib
To Kauw Agama Lo Cu, rambutnya terkundiakan dan tubuhnya
tertutup jubah. Dia telah berusia lanjut. Dia duduk diatas
sebuah batu hijau, menghadapi setumpukuan "Cio lo" besar
dan kecil. Tangan kiri dia itu memegang sepasang sumpit
yang belang bentong dan tangan kanannya menjumput Ciolo,
untuk dimakan tak hentinya.
Saban-saban dia bicara seorang diri, bicaranya mirip dua
orang bicara satu dengan lain.
"Heran..." pikir si anak muda. Ia melihat orang makan Ciolo
"telur batu" dengan lahap sekali. Bagaimana Ciolo dapat
dijadikan barang makanan dan dia memakannya begini lahap
? Kalau dia bukannya seorang bajingan, pasti dialah seorang
pandai luar biasa yang sedang hidup menyendiri. Biar
bagaimana, dia mestinya seorang ahli silat.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tengah dia keheranan itu, It Hiong melihat si orang tua
mengangkat cawannya. Dia tidak mengangkat juga kepalanya,
untuk berdongak mengawasi kepadanya tetapi dia toh berkata
nyaring. "Eh, laote. Kau begini berjodoh, marilah turun kemari
! Maukah kau minum bersama-sama aku ?"
It Hiong heran bukan kepalang. Ia pun dipanggil "lao te",
adik yang tua. Akan tetapi ia tertarik hati dan ia pun tidak
takut. Tanpa ragu pula, ia lompat turun akan menghampiri
orang tua itu, untuk berdiri sejarak tiga kaki terpisahnya.
Ia lantas mengangkat kedua tangannya untuk memberi
hormat sambil berkata : "Maaf, totiang. Aku yang muda ialah
Tio It Hiong. Aku menyesal telah datang kemari hingga aku
mengganggu ketenangan totiang."
Rahib itu memandangi si anak muda, lantas ia menunjuk
sebuah batu disisinya sambil tersenyum ia berkata : "Laote,
silahkan duduk. Aku si oarang tua masih mempunyai sisa dua
potong paha kambing. Itulah tepat buat dipakai mengundang
tetamu bersantap bersama !"
Jilid 31
It Hiong melihat bagaimana orang tua itu makan Ciolo
dengan lahap sekali. Ia tahu kalau seorang luar biasa suka
hidup menyendiri. Itulah disebabkan tabiatnya yang aneh,
banyak yang jumawa, maka tak mau ia banyak aturan lagi.
Orang tua itu tertawa lebar menyaksikan si anak muda
polos.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Sungguh kita berjodoh ! Sungguh kita berjodoh !" serunya
berulang-ulang kali. Itulah suatu tanda bahwa dia girang
sekali. Kemudian ia menyentil ke arah tumpukan Ciolo, maka
sebuah Ciolo sebesar telur angsa mental kepada si anak
muda, mentalnya perlahan. Dia menambahkan kata-katanya :
"Orang gunung tidak punya barang hidangan lezat, maka itu
laote silahkan kau coba daging bakar ini. Bagaimana rasanya
?"
Dengan menunjuki wajah heran, It Hiong menyambuti Ciolo
itu. Diluar dugaannya, ia bukan memegang batu yang keras
hanya lembek seperti kue bopaw. Ia tidak lantas makan
"daging kambing" itu, sebab ia masih ingat baik sekali
pelajaran buah liok jiak ko.
"Terima kasih totiang." katanya hormat, "tetapi ilmu silatku
masih jauh dari sempurna, tak ada rejekiku untuk makan
barang hidangan lezat ini. Aku memulangkannya, harap
totiang sudi terima kembali. Maaf, maaf......" Dan
melemparkannya.
Si orang tua seperti telah menerka penampikan itu, ia
mengangguk, terus ia membuka mulutnya, maka tepat sekali
dia menyambut Ciolo dengan mulutnya itu, untuk terus
dikunyah. Ia makan tanpa berkata apa-apa, maka It Hiong
pun berdiam saja mengawasi tuan rumahnya itu.
Sekaranglah It Hiong berkesempatan melihat tegas wajah
si rahib. Muka orang merah dadu, licin seperti mukanya
seorang anak muda, pipinya montok, janggutnya ialah yang
dinamakan "janggut kambing gunung" sebab kecil dan lancip
ujungnya. Sinar matanya orang itu sangat jernih dan
penampilannya bersih. Seumumnya dia mirip seorang
setengah tua. Tanpa merasa ia menaruh hormat.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Habis menelan Ciolo itu, si orang tua minum secangkir,
kemudian dia kata : "Aku sudah kenyang dan minum banyak,
sudah cukup, sudah cukup !"
It Hiong memberi hormat.
"Cianpwe," tanyanya, "dapatkah aku yang muda
mengetahui nama atau julukan cianpwe ?"
Orang tua itu meletakkan cawannya, dia tertawa.
"Namaku si tua bangka sudah lama tak dipakai !" sahutnya,
"karenanya aku sampai melupakannya ! Adalah saudarasaudara
kaum Kang Ouw yang memberikan julukan padaku
yaitu Couw Kong Put Lo, maka itu kau panggillah aku dengan
sebutan itu !"
Dia berhenti sebentar, lantas dia menambahkan, "Laote,
ilmu ringan tubuhmu tak dapat dibilang rendah, siapakah
sebenarnya gurumu yang terhormat ?"
Dengan sikap hormat, It Hiong menjawab, "Guru yang baik
budi dari boanpwe ialah Sin Siauw Hong gelar Tek Cio Siangjin
dari Pay In Nia."
Couw Kong Put Lo mengangguk.
"Murid ajarannya Tek Cio si hidung kerbau, benar-benar tak
dapat dicela !" katanya. Seperti tingkahnya In Gwa Sian, dia
menyebut hidung kerbau pada rahib yang menjadi guru
tamunya itu. Dia bersikap wajar, tak likat, tidak terjumawa.
It Hiong sebaliknya melengak. Ia heran, pikiranya : "Orang
tua ini berkundia dan berjubah sebagai rahib To Kauw, kenapa
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
dia menyebut rahib lainnya dengan sebutan hidung kerbau ?"
Karena herannya itu, ia menatap muka orang.
Couw Kong Put Lo dapat menerka keheranan orang muda
itu. Dia tertawa terbahak-bahak dan kata : "Aku si orang tua,
aku gemar berdandan sebagai rahib To Kauw, tetapi
sebenarnya aku bukanlah orang kaum Sam Ceng. Laote,
janganlah kau mentertawakan aku !"
It Hiong tetap merasa aneh, hendak ia menanya pula atau
si orang tua mendahului padanya. Kata dia : "Pay In Nia
terpisah sangat jauh dari Ceng Lo Ciang, habis sekarang laote
berada disini, mau apakah kau ?"
It Hiong tahu baik, orang semacam orang tua ini tak
pernah banyak pernik, maka ia menjawab cepat dan polos.
"Selama berada di Ay Lao San, aku yang muda telah
tercemplung ke dalam jurang," demikian jawabnya, "di sana
aku menemukan sebuah gua hingga untuk tiba diatasnya aku
mesti merayap naik. Sebab aku tidak tahu jalan dan arah, aku
telah tiba disini. Aku justru hendak memohon petunjuk dari
cianpwe supaya aku bisa keluar dari ini tanah pegunungan,
buat aku lekas-lekas pulang ke Tionggoan....."
Orang tua itu mengangguk-angguk.
"Kau telah tersesat jalan sampai disini, laote," katanya.
"Selama itu sudah lewat berapa harikah?"
"Kira-kira tiga hari dua malam." sahut It Hiong.
Orang tua itu menatap muka orang, dia mengangguk.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Imanmu kuat, imanmu kuat !" katanya berulang kali terus
dia tertawa, kemudian lantas dia tanya pula : "Kau bilang kau
berada di Cianglo Ciang ini sudah tiga hari dua malam, kecuali
kau si orang tua, kau telah bertemu dengan siapa lagi ?"
Parasnya si anak muda menjadi merah. Ia ingat halnya ia
telah makan buah liok jiak ko hingga ia membawa lakonnya
dengan Touw Hwe Jie, tetapi walaupun likat, toh dia
menjawab : "Selama itu aku yang muda telah menemukan
tiga orang, semuanya wanita dan ketiga-tiganya menyebut
dirinya Touw Hwe Jie......."
Pemuda ini menuturkan jelas sampai terakhir ia bertempur
dengan wanita yang menggunakan ular hijau sebagai senjata
mirip joan pian, hingga ia menyingkir sampai akhirnya
bertemu orang tua ini. Cuma satu ia umpatkan, yaitu halnya di
dalam gua ia sudah terpaksa main-main dengan wanita itu.
Couw Kong Put Lo tertawa berkakak. "Namun wanita
siluman itu" katanya nyaring, "kenapa dia sedemikian sabar,
sudah satu malam dia berkumpul denganmu tetapi toh dia
membuatmu dapat lolos ?"
"Tapi, Cianpwe" berkata It Hiong menegaskan, "orang
pertama yang aku ketemukan ialah seorang bocah usia lima
atau enam tahun, lalu seorang nona umur delapan atau
sembilan belas tahun. Sedang paling belakang dengan siapa
aku bertempur, seorang wanita setengah tua. Sama sekali aku
tak bertemu dengan orang perempuan itu...."
Orang tua itu tertawa lebih nyaring dan lama hingga
umpama kata tawa itu mengacaukan rimba dan lembah.
Setelah berhenti tertawa, ia berkata dengan sungguh-sungguh
: "Tahukah laote, Cianglo Ciang ini tempat apa ? Inilah tempat
kediamannya seorang wanita yang tersohor kejamnya. Dialah
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kip Hiat Hong Mo Touw Jie" yang kau ketemukan dengan tiga
orang wanita yang tak sama satu dengan lain. Itulah
kepandaiannya si wanita tua, yaitu ilmu Sin Kut Kang, ilmu
menciut tulang belulang atau tubuh, sedangkan sebenarnya
dia hanya satu orang !"
It Hiong terkejut saking heran.
"Sin Kut Kang ?" katanya. "Itulah ilmu yang aku belum
pernah dengar ! Ilmu apakah sebenarnya itu ? Pengingatan
dan pendengaranku masih sangat berkurang, cianpwe.
Jadinya siapa mempelajari ilmu itu, dia dapat berubah-ubah
tubuh dan wajahnya sesukanya ?"
"Begitulah ilmu itu." sahut Couw Kong Put Lo. "Disamping
itu, dia dibantu banyak oleh air mani para korbannya hingga
wajahnya dapat berubah tua dan muda. Lebih-lebih kalau ia
mendapati air mani pria yang lihai ilmu silatnya, ilmunya
menjadi bertambah mahir. Demikian maka dia mendapat
julukannya itu. Kip Hiat Hong Mo, si bajingan edan tukang
menghisap darah ! Dengan darah sekalian dimaksudkan air
mani pria."
Berkata sampai disini, orang tua itu menghela nafas.
"Kau tahu, anak muda." ia meneruskan, "aku hidup
menyendiri disini untuk memahami So Lie Kang, ilmu
kewanitaan, supaya dengan pandai ilmu itu dapat aku
menyingkirkan dia. Walaupun kemudian aku ragu-ragu dapat
mengalahkannya..."
Orang tua itu berkatai bahwa ia sudah menyekap diri dua
puluh tahun lamanya.
Sepasang alisnya It Hiong terbangun.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Cianpwe !" katanya, "kau telah berilmu tinggi, sampai pun
batu kau dapat makan seperti barang hidangan lezat. Kenapa
cianpwe masih tak sanggup menempur wanita cabul itu ?
Apakah masih ada lain kepandaiannya Touw Hwe Jie ?"
Dengan "batu" It Hiong maksudkan Ciolo, "telur batu".
Couw Kong Put Lo bersenyum. "Kau masih muda, laote.
Tidak heran kalau kau kurang pengetahuanmu." katanya. "Dia
sebenarnya mempunyai satu kepandaian yang dinamakan Sek
Bie Tay Hoat, yaitu ilmu paras yang menyesatkan. Dalam hal
ilmu silat tangan kosong atau bersenjata, aku tidak takuti
siapa juga. Dahulu gurumu si hidung kerbau itu sangat
tersohor sebagai ahli ilmu pedang tetapi pada tiga puluh tahun
yang lampau, pernah dengan tangan kosong aku melayani
ilmu pedangnya itu. Kesudahannya kami seri. Hanya dengan
keteguhan iman, aku kuatir aku tidak sanggup melawan Touw
Hwe Jie. Lantas melawan dia toh berarti membuang jiwa siasia
belaka, bukan ?"
Tertarik It Hiong mendengar keterangannya si orang tua.
Ia percaya orang melebih-lebihkannya ketika berbicara
tentang Sin Kut Kang, ilmu memperciut tubuhraga itu. Ia
lantas tertawa : "Cianpwe, kanapa Bie Sek Tay Hoat itu
demikian lihai ? Apakah locianpwe pernah menempur wanita
tua itu ?"
Hampir It Hiong mengatakan apa orang tua itu pernah
dikalahkan si wanita, syukur ia lantas ingat dan dapat lekas
merubah kata-katanya itu, kalau tidak, ia bisa dipandang
sudah mengejek atau menghina orang tua ini.
Couw Kong Put Lo tidak menjawab, hanya dia berkata :
"Aku ingin ketahui jelas ialah tentang perempuan tua itu,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
laote, maka itu coba kau terangkan kepadaku segala sesuatu
mengenai pertemuanmu dengan dia. Sekalipun kau telah
bersetubuh dengannya, hal itu jangan kau lewatkan. Kau
tuturkan semuanya. Itulah malah lebih penting sekali !
Tegasnya, hendak aku melayani dia dalam hal ilmunya Kip
Hiat itu, menghisap darah."
It Hiong tersenyum mendengar kata-kata orang itu.
"Menurutku, Touw Hwe Jie tidak mempunyai kepandaian
yang luar biasa sekali." katanya. "Ketika tadi fajar aku
meloloskan diri dari tangannya, kenapa dia tidak
menggunakan Sek Bie Tay Hoat, ilmu kepandaiannya yang
istimewa itu ?"
Couw Kong Put Lo tertawa lebar.
"Eh, anak, kau sedang mudanya, kenapa kau tidak ketahui
tentang cinta kasih diantara muda mudi ?" tanyanya. "Ilmu
Sek Bie Tay Hoat itu dipakai bukan dengan jalan keras, hanya
dengan jalan halus dengan pengaruhnya harus elok, supaya
dengan begitu nafsu birahi pria dipancing dibangkitkan,
supaya orang tanpa merasa roboh dalam rangkulannya seperti
seerangga yang menyambar api, hingga orang mencari
matinya sendiri. Setelah orang roboh, dia akan menghisap
darah orang habis sampai pada sumsumnya !"
It Hiong mengangguk-angguk tetapi tak dapat ia setujui
keterangannya orang tua itu. Buktinya ia dapat bertahan dari
bujukan hebat dari Touw Hwe Jie, ia cuma hampir roboh......
Pemuda ini lupa yang ia dapat bertahan sebab ia
memperoleh terutama bantuannya obat pendeta dari Bie Lek
Sie.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Si orang tua melihat si anak muda berdiam saja, ia belum
juga dijawab, maka ia mendesak. Katanya : "Laote, kau
turunkan segala apa dengan sebenar-benarnya ! Itulah
untukku. Keteranganmu dapat membuat aku menduga-duga
dia telah menggunakan Sek Bie tay Hoat atau tidak. Menurut
rasaku, dia tak akan menaruh belas kasihan terhadapmu...."
Terpaksa, It Hiong mengulangi penuturannya, kali ini tanpa
ada yang dilupakan.
Menurut ia, mungkin ia telah menemui muridnya Kip Hiat
Hong Mo.....
Couw Kong Put Lo nampak heran hingga dia menatap anak
muda di depannya ini.
"Anak, bujukan atau rayuannya Kip Hiat Hong Mo didalam
guanya itu ialah apa yang dinamakan Sek Bie Tay Hoat."
katanya kemudian. "Apa mungkin kau telah menemukan atau
mendapatkan suatu ilmu lainnya hingga kau jadi dapat
bertahan dari godaannya itu ?"
"Sejak aku keluar dari rumah perguruanku, belum pernah
aku menemui sesuatu yang luar biasa," sahut It Hiong, "hanya
ketika aku terjatuh ke dalam jurang, disitu didalam sebuah
gua aku telah pelajari ilmu pedang Gie Kiam Sut sebab aku
mendapatkan pahatannya pada dinding gua. Tanpa guru aku
mempelajari itu, maka juga sampai sebegitu jauh aku cuma
bicara menyampaikan jarak tinggi tiga tombak lebih dan jarak
jauh sepuluh tombak lebih juga."
Orang tua itu menggeleng kepala. "Gie Kiam Sut adalah
ilmu pedang, bukannya ilmu tenaga batin yang dapat dipakai
menolak rayuan asmara." katanya. "Juga ilmu Hian Bun Sian
Thian Khie kang mu bukanlah ilmu yang dapat menentang
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
rayuan itu. Kalau benar segala keteranganmu ini, sungguh aku
tidak mengerti....."
"Benar-benar cianpwe, aku tidak mempunyai ilmu lainnya."
berkata It Hiong memberi kepastian. "Ketika aku dibujuk
memang beberapa kali hampir aku roboh tak berdaya, hatiku
menjadi kuat pula, selekasnya aku ingat perbuatan cabul itu
bisa merusak nama baik guruku. Tentang kekuatan iman saja,
cianpwe, aku rasa tak dapat aku melawan cianpwe....."
Couw Kong Put Lo mengangguk perlahan. Ia lantas
berpikir. Lewat kira setengah jam baru ia mengangkat
mukanya. Ia menatap pula si anak muda. Lalu mendadak ia
bertanya, "Laote, kau mempunyai kegembiraan atau tdiak
akan mengantarkan aku pergi ke guanya Kip Hiat Hong Mo
untuk kita membuat penyelidikan ?"
It Hiong tidak menerima atau menolak, hanya tanpa
berpikir lagi, ia berkata : "Aku sangat memikirkan soal
pertemuan besar di gunung Tay San, waktunya yaitu tanggal
lima belas bulan delapan. Aku perlu lekas pulang supaya aku
dapat mencegah bencana rimba persilatan itu. Aku minta
cianpwe tolong tunjuki aku jalan keluar dari daerah
pegunungan ini !"
Si orang tua tertawa lebar.
"Kau memikir keluar dari sini, laote, itulah tak sukar."
katanya. "Aku pun dapat mengantarkan kau. Hanya saat
pertemuan besar itu, pertengahan bulan delapan sudah lewat.
Bukankah tadi malam pertengahan bulan itu ?"
It Hiong melengak. "Oh !" serunya tertahan. Saking
menyesal lalu wajahnya menjadi suaram. Ya, peristiwa sendiri
membuatnya lupa waktu. Sang waktu berjalan cepat bagaikan
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
anak panah. Demikian juga umur manusia, berapakah
panjangnya. "Cepat sekali, dua bulan telah lewat pula !" Dan
ia menghela nafas.
Si orang tua mengawasi, ia berkata : "Waktu pertemuan di
Tay San sudah lewat, manusia tak dapat menahannya
karenanya disesalkan pun percuma ! Laote, kau hendak
melenyapkan bencana rimba persilatan, perbuatan itu dapat
kau lakukan dimana-mana dan di segala saat, maka itu kalau
kau dapat singkirkan wanita tua itu, bukankah itu sama
artinya ? Dialah si wanita jahat dan cabul yang merusak !
Bahkan dengan menyingkirkan wanita itu, laote, namamu
bakal terlebih tersiar, perbuatanmu jauh terlebih mulia !"
It Hiong menganggap si orang tua benar. Tay San Tay Hwe
sudah lewat, tak dapat ia pergi terus kesana. Karena tak ada
halangannya kalau ia pulang terlambat beberapa hari pula.
Laginya dengan mencari si wanita itu, ia cuma memerlukan
waktu satu malam itu. Ia pula ingin ketahui jelas siapa
sebenarnya Touw Hwe Jie. Maka lantas ia mengambil
keputusannya.
"Cianpwe, jika cianpwe tidak menyela aku, baiklah bersedia
kau mengikuti dan menurutmu!"
Si orang tua tertawa girang. "Dasar kau gagah, laote !"
katanya nyaring. "Kaulah pemuda berbakat dan penuh
harapan ! Pantas kau berjodoh dengan aku si orang tua !" Ia
berbangkit perlahan-lahan akan mengangkat kepala melihat
langit, kemudian menambahkan : "Kita berbicara saja, sang
waktu telah berlalu. Sekarang masih ada waktu, aku pikir baik
kita berangkat sebentar malam jam pertama . Karena
sekarang masih ada waktu senggang, laote, kau
beristirahatlah disini!"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong menurut, ia mengangguk. Ketika itu, sesudah
hatinya tenang, ia merasakan perutnya meminta makan. Maka
ia kata pada orang tua itu : "Aku mau pergi mencari barang
makanan, sebentar aku kembali."
"Ah, aku sampai lupa !" katanya. "Aku lupa bahwa kau
belum makan dan minum ! Kau tunggu saja, nanti aku si tua
yang mencarikan kau daging !"
It Hiong menurut, ia duduk menantikan. "Orang tua ini
main-main atau benar-benar ?" beberapa kali ia tanya didalam
hati. Masih ada keragu-raguannya, sebab orang tua itu agak
aneh.
Belum terlalu lama maka berhentilah It Hiong berpikir.
Saking letih dan kantuk, tanpa merasa ia tidur kepulasan.
Berapa lama ia telah tidur nyenyak, ia tidak tahu. Kemudian ia
mendusin sebab hidungnya mencium bau harum dari daging
bakar, waktu ia membuka matanya, ia melihat orang tua
tengah memanggang kambing. Seekor kambing gunung yang
kecil terletak tergantung diantara api tabunan, bau harumnya
terbawa angin.
It Hiong mendapati, karena nyala api tempat disekitarnya
itu menjadi terang sekali. Ketika itu sudah mendekati jam
pertama. Ia berbangkit dengan merasa segar, lenyap letih dan
kantuknya. Ketika ia mendekati kambing, terbangunlah nafsu
makannya dia bahkan bau harum daging panggang itu.
"Benar rejeki mulutmu, laote." kata si orang tua tertawa.
"Kau mendusin dari tidur yang nyenyak, justru kambing
matang."
Lantas orang tua itu mengangkat kambing panggang itu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Mari !" ia mengajak si anak muda. Ia mematahkan sepaha
kambing, diangsurkan pada kawannya yang muda itu. "Kau
cobailah panggang dagingku ini !" Ia terus merabai
pinggangnya, guna meloloskan cupu-cupu araknya. Sembari
membuka tutup cupu-cupu itu, ia menambahkan, "Arak bunga
putih ini tak dapat dicela, siapa meneguknya, semangatnya
terbangun hingga itu ada baiknya buat sebentar kita bekerja."
It Hiong menyambuti daging sambil mengucap terima
kasih. Ia lantas makan dengan lahapnya hingga daging itu
habis. Sesaat kemudian, ia mengambil paha yang kedua. Ia
pun minum arak hingga tempat arak itu senantiasa berpindah
tangan.
Setelah menghabisi paha yang kedua ini, It Hiong melihat si
orang tua sudah selesai makan, dia sedang menengak habis
araknya. Nyata dia kuat sekali makan daging kambingnya
tanpa sisa.
"Cianpwe" tanya si anak muda kemudian. "Bagaimana
caranya sebentar dia menyelidiki Kip Hiat Hong Mo ?"
"Sebentar kau hendak mencoba menantang ilmu Sek Bie
Tay Hoat dari Kip Hiat Hong Mo" sahut orang tua itu. "Selama
itu laote, kau bersiap-siap saja disini. Apa yang aku kuatirkan
ialah hatimu nanti tergiur dan kau tak dapat bertahan ! Selagi
aku melayani dia, mana dapat kau membantumu ? Baik kita
pikirkan satu cara yang sempurna."
It Hiong berpikir. Ia menyangsikan kekuatiran orang tua
itu. Bukankah sudah terbukti ia sanggup melayani atau
menantang ilmunya Kip Hiat Hong Mo ?
"Bukankah lebih baik kita menempur ilmu silatnya ?"
tanyanya. "Buat apa kita melayani pula ceriwis yang cabul itu."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kau benar anak muda, tetapi aku memikir lalu," sahut si
orang tua. "Sudah dua puluh tahu aku memahamkan ilmu So
Lie Kang, sekaranglah waktunya aku mencoba mengujinya.
Dia biasa menghisap manik dan darah orang, aku hendak
mencoba atas dirinya, supaya aku yang menghisap hingga dia
kehabisan tenaganya dan mati karenanya. Dia berbuat jahat
secara demikian terhadap banyak orang lain, hendak aku
membalaskan sakit hati mereka itu dengan caranya sendiri.
Mungkin dia menyesal atau mati puas karenanya."
"Bukankah lebih baik kita membinasakannya dan
membakar mayatnya ?" tanya pula It Hiong. "Kenapa kita
mesti mencoba-coba ? Bukankah itu perbuatan tak cerdik ?"
Couw Kong Put Lo memperlihatkan tampang sungguhsungguh.
"Bicara dengan sebenarnya, laote." katanya. "Jika
aku berhasil menghisap darah dia itu, dengan sendirinya aku
memperoleh bantuan tenaga hingga pemahamanku
memperoleh kesempurnaan. Sampai itu waktu maka di dalam
dunia rimba persilatan ini, akulah si jago tunggal ! Ha ha ha !"
It Hiong melengak, lantas ia sadar. Maka berpikirlah ia,
"Kalau begini, kau juga bukanlah orang baik-baik !" Karenanya
ia pun memikir untuk bila saatnya tiba, akan menyingkirkan
orang aneh ini. Keduanya mereka itu, satu wanita dan satu
pria sama kejamnya. Untuk tak membangkitkan kecurigaan
orang, ia lekas-lekas berkata : "Cianpwe, bagaimana kalau aku
mengintai selagi cianpwe menempur perempuan itu ? Dengan
begitu mudahlah aku turun tangan bila itu diperlukan."
"Begitu pun baik." sahut si orang tua setelah dia berfikir
sejenak. "Cuma janganlah laote mengintai terlalu jauh dan
jangan kau simpangkan perhatianmu, itulah berbahaya
buatku."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Aku mengerti cianpwe !"
"Baiklah, begini janji kita !" kata si orang tua.
Selanjutnya sambil menanti tibanya jam dua, bahagian
terakhir jam pertama itu, keduanya berbicara dari hal lainnya.
Selekasnya jam tiba, berdua mereka meninggalkan tempat itu.
It Hiong jalan di muka. Keduanya berlari-lari.
Nyatanya Couw Kong Put Lo ketahui Kip Hiat Hong Mo,
waktu mereka tiba, dia yang paling dahulu menghentikan
langkahnya.
"Sudah sampai ?" katanya. "Pantas ilmu ringan tubuhmu
lihai sekali, kau dapat menyamai aku si orang tua !"
It Hiong berhenti berlari, ia berpaling kepada si orang tua
atau segera ia berdiri melengak.
Orang tua itu tak lagi berjanggut seperti janggut kambing
gunung dan mukanya juga tidak keriputan seperti semula ia
menengokkannya. Di depannya sekarang berdiri seoraang
muda sebaya dengan ia, tampan sehat.
"Locianpwe !" katanya heran, "kau juga dapat merubah diri
menjadi muda belia ? Apakah ilmumu ini ilmu awet muda atau
itulah hasilnya pemahamanmu atas ilmu kewanitaan So Lie
Kang?"
Orang tua yang ditanya itu tertawa terbahak-bahak. "Inilah
hasil pelajaran Sang Seng Sie yang aku pahamkan." sahutnya
terus terang. "Itulah ilmu kehidupan. Ilmu ini jauh lebih
menang daripada ilmu awet muda. Dengan ilmu ini, dapat aku
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
merubah wajahku dengan anak kecil, orang muda, orang
setengah tua ataupun orang tua, segalanya sesuaka hatiku.
Hanya inipun masih ada cacatnya...."
"Apakah cacat itu locianpwe ?" tanya It Hiong. "Dapatkah
locianpwe menjelaskan padaku supaya aku memperoleh
tambahan pengetahuan umum ?"
Nampaknya senang si orang tua atas pertanyaan itu.
Lantas ia mengawasi ke arah lembah. Ia sudah berjalan pula
tetapi ia lantas menghentikannya. Ia menghela nafas.
Sahutnya, "Cacatnya ialah aku dapat merubah wajah tetapi
tidak tubuhku seluruhnya. Karenanya Sin Kut Kang masih
menang setingkat...."
Mendengar suaranya si orang tua, It Hiong mengawasi.
Benarlah kata si orang tua itu. Tadi ia cuma melihat muka, tak
tubuh orang. Memang tubuh orang tua itu tak berubah sama
sekali. Beda dengan Kip Hiat Hong Mo yang dapat berubah
seluruhnya.
"Tapi itulah tidak apa !" katanya kemudian. "Kau telah
berubah menjadi muda ! Siapakah lain orang yang ketahui
perubahan wajah locianpwe ini ?"
Orang tua itu tampak puas bahkan jumawa. "Karena
kepandaianku merubah wajah ini, orang Kang Ouw telah
memberi gelaran Couw Kong Out Lo itu padaku !" kata dia,
habis mana dia bertindak pula memasuki lembah.
"Put Lo" itu berarti "tak tua."
Baru jalan sepuluh tombak, mendadak Couw Kong Put Lo
menghentikan langkahnya, dia menoleh pada kawannya dan
katanya : "Laote, pernahkah kau tiba dilembah ini ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Ia Hiong melihat keseputarnya.
"Belum pernah" sahutnya.
Si tua lantas memperlambat langkahnya dengan begitu ia
jadi jalan berbareng dengan si anak muda.
"Aku lupa memberitahuka kau, laote." kata dia sembari
jalan. "Lembah ini diberi nama Goh Cit Kok artinya lembah
bencana. Disini ada go gwee cit hiam, lima tempat berbahaya,
tujuh tempat malapetaka dan caranya menyelamatkan diri
ialah menemukan rintangan, mutar ke kiri satu kali, tiga kali
ke kanan, kalau ketemu belokan kita menyeberanginya
melintas dan kalau kita melihat buah jangan kita makan itu.
Dengan begitu kita tak akan tersesat atau menghadapi
bencana. Nah, kau ingatlah baik-baik !"
It Hiong menganguk. "Akan aku ingat, locianpwe." katanya.
"Cuma nama goh cit itu aneh sekali. Apakah arti sebenarnya
?"
Si orang tua tertawa. "Goh cit berarti kematian." Ia
memberi keterangan. "Si orang perempuan tua yang
memberikan nama itu. Maksudnya siapa datang kemari, dia
tak bakal kembali dengan masih hidup. Dia pula sengaja
menyebutkan dua baris kata-kata lain yaitu, 'cuma ada setan
yang memasuki lembah, tiada manusia yang keluar dari sini'.
Dengan sini diartikan lembah ini. Selama tiga puluh tahun
sampai sekarang ini, entah berapa banyak korban sudah
roboh disini, roboh ditangannya si wanita tua sebab mereka
itu kemaruk paras elok hingga kesudahannya tinggallah
tengkorak atau tulang belulangnya yang putih meletak....."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong memandangi lembah, ia merasa bergidik. Tapi ia
memikir, "Jangan-jangan orang tua ini sengaja mengatakan
begini buat menguji keberanianku ? " Maka ia sengaja tertawa
dan kata : "Locianpwe, tak mungkinkah kata-katamu ini cerita
belaka yang orang sengaja menyiarkannya ?"
"Jangan terburu nafsu menerka, laote." kata orang tua itu.
"Sebentar kalau kita sudah tiba ditempat yang dinamakan
Selat Rangka baru kau akan mendapatkan bukti dari katakataku
ini bahwa aku tidak mendustai orang buat menakutnakuti
saja."
It Hiong berdiam, ia mengikuti orang tua itu maju terus.
Lekas sekali mereka sudah melalui kira-kira tiga lie. Sabansaban
mereka mendengar suaranya burung malam atau
suaranya angin dingin diantara daun-daun pohon. Rembulan
suaram, maka suaram juga tempat yang dilalui itu. Suasana
itu dapat membuat orang merasa seram.....
Lagi sedikit jauh, setelah satu tikungan, dua orang itu
dihadap sebuah batu besar yang warnanya hitam gelap.
Terpaksa keduanya menghentikan langkah mereka.
Couw Kong Put Lo mengawasi batu, lalu tiba-tiba ia kata :
"Ketemu rintangan, belok kiri, satu kiri tiga kanan !" Dan terus
ia bertindak ke arah kiri.
It Hiong mengikuti, nyeplos disisi batu itu. Ia bergerak
cepat seperti si orang tua.
Di depan mereka sekarang terbentang tanah penuh dengan
batu karang berserakan. Diantara sinarnya si puteri malam,
semua batu karang itu nampaknya aneh-aneh. Di sebelah kiri
ialah dinding gunung. Pada dinding itu dipajang rapi sejumlah
rangka manusia lengkap, tulang-tulang putih semuanya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong heran dan kagum. Katanya : "Darimana si wanita
tua memperoleh semua rangka ini ? Semua ini tak
mendapatkan rasa seram atau takut !"
"Jangan merasa puas dahulu, laote !" berkata si orang tua
kepada kawannya. "Inilah baru permulaan dari go gwee cit
hiam."
Berkata begitu, si orang tua berjalan terus melintasi
karang-karang berserakan itu. Selalu ia jalan belok ke kiri
terus ke kanan di tempat berliku-liku itu. Sampai mereka
memasuki sebuah gua kecil yang berdinding batu kiri dan
kanannya. Di sini cahaya rembulan terhalang, mereka menjadi
berada di dalam kegelapan. Selang belasan tombak barulah
mereka melihat suatu sinar terang bundar berwarna kebirubiruan
yang menggantung dan berputaran karena tiupan
angin.
Setelah datang dekat pada cahaya terang itu, It Hiong
berdua bukan mendapatkan lentera kertas atau kain, hanya
lentera terbuat dari tengkorak, dan api molos dari pelbagai
lubang, terutama dari sela-sela giginya. Giris akan mengawasi
itu.
Menunjuk pada lentera istimewa itu, Couw Kong Put Lo
kata pada kawannya, "Itulah yang dinamakan lentera
tengkorak manusia berapi kunang-kunang dan itu pula buah
karyanya si nyonya tua yang kejam !"
It Hiong mengawasi. Lentera semacam itu bukannya cuma
satu. Masih ada satu berupa yang lainnya disepanjang jalan
itu. Maka ia menduga, jalan itu mestinya panjang atau jauh
beberapa lie. Ia tidak takut. Itulah cuma alat. Ia menggertak
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
sambil menghunus pedangnya sembari bersiul, terus ia
melangkah maju dengan cepat.
Sekeluarnya dari jalan sempit itu, si anak muda melihat
sebuah lembah luas beberapa puluh tombak. Sekitarnya
dinding gunung belaka. Di tengah lembah terdapat tanah
kosong dan rata yang tumbuh rumput. Jalan lainnya tak
tampak...... Di tanah itu terlihat banyak tubuh bergerak-gerak
mirip bayangan, lurus merupakan satu Barisan yang berdiri
diam tak bergeming.
"Ah, ada banyak orang disini !" kata It Hiong tanpa merasa.
Couw Kong Put Lo tertawa. "Semua mereka itu korbankorbannya
wanita tua !" katanya. "Habis air mani dan darah
mereka terhisap, mereka menjadi mayat-mayat kering dan
kaku !"
It Hiong heran. Dengan lantas ia bertindak menghampiri,
untuk mendekati. Ia bersiaga dengan Hian Bun Sian Thian
Khie kang, guna menjaga diri.
Barisan rangka itu berdiri tegak dengan tangan dikasihh
turun, kulitnya bersemu kuning, matanya cengok dalam,
dahinya nongol tinggi. Pakaian mereka tidak seragam, ada
yang berpakaian biasa, ada yang mengenakan jubah pendeta.
Mereka pula ada yang tua, ada yang muda. Mereka tinggal
kulit pembungkus tulang. Gigi mereka menambah keseraman
mereka.
"Jumlah mereka tak kurang dari pada seratus orang," pikir
It Hiong. "Tak mungkin mereka mati berbareng. Herannya
kenapa kulit mereka tak membusuk atau rusak ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Couw Kong Put Lo bertindak mendampingin anak muda itu.
Ia dapat tahu keheranan orang.
"Laote, maukah kau mendengari keteranganku mengenai
pasukan rangka manusia ini ?" tanyanya.
It Hiong menoleh. "Cuma hal membuatku heran," katanya,
"mereka tentunya mati tersiksa bukan berbareng dan buat
waktu yang lama, tetapi kenapa mereka tetap masih tulang
belulang tertutup kulit dan tak menjadi rusak seperti
seharusnya ?"
Si kawan tua tertawa. "Kau boleh merasa heran, tetapi
itulah bukannya keanehan !" sahutnya. "Sebenarnya sumsum
dari semua korban ini telah habis dihisap si wanita tua, yang
kemudian dengan perlahan-lahan menyedot juga darah dan
dagingnya hingga akhirnya tinggal kulitnya saja. Supaya
semua kulit tak jadi rusak, si wanita tua telah
memanggangnya selama enam jam dengan ilmu memanggang
bajingan langit......"
Mendengar demikian, bukan main gusarnya It Hiong.
"Sungguh jahat dan kejam Touw Hwe Jie !" katanya keras.
"Sudah orang dihisap darah dagingnya, sekarang matanya
dibiarkan tersiksa begini macam ! Bagaimana kalau aku
menggunakan api membakar habis semua ini ?"
Belum lagi berhenti suaranya anak muda kita atau ia sudah
lantas mendengar tawa yang dingin dan orang yang tertawa
itu muncul dengan segera, muncul dari belakang pusaka
rangka itu. Dialah seorang wanita usia lima-enam tahun, yang
tubuhnya tergubat kain hijau, lengan dan kakinya telanjang,
rambutnya panjang riap-riap, mukanya cantik dan segar
mengagumi !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Couw Kong Put Lo menarik It Hiong mundur beberapa
tindak.
"Hai, perempuan tua, kiranya kau bersembunyi disini ?"
tegurnya.
Nona itu mengawasi tajam.
"Apa katamu ?" tanyanya. Dia terus tertawa.
Put Lo menuding.
"Touw Hwe Jie, masihkan kau berpura-pura ?" tegurnya
pula.
Nona itu tapi bersikap tenang.
"Apakah kalian berdua datang mencari guruku ?" dia balik
bertanya.
Put Lo melengak, dia menatap nona cilik itu. Hatinya pun
berkata : "Kapannya Touw Hwe Jie mengambil murid ?" Tapi
ia lekas menjawab, "Kami datang untuk mengunjungi Tauw
Hwe Jie, gurumu. Nah, kau pimpinlah kami untuk
menemuinya."
Tapi si nona berkata dulu : "Aturan di Goh Cit Kok ini ialah :
Kalau ada orang hendak mengharap guruku, cuma satu orang
yang diijinkan masuk menemuinya, yang lainnya harus
menanti di sini, buat mendengar panggilan lebih jauh ! Nah,
diantara kalian, siapa yang mau masuk terlebih dahulu ?"
It Hiong tidak puas.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Pedangku tidak kenal aturanmu ini." katanya sengit. "Jika
kau tidak mau memimpin kami masuk, kau harus
menyerahkan jiwamu !" Dan ia menghunus pula pedangnya.
Ia pula melompat maju untuk menghampiri si nona cantik.
Nona itu nampak tak takut, bahkan dia memperlihatkan
sikap jumawa. Dia mendelik terhadap anak muda di depannya
itu. Dengan membuat main bibirnya dia kata, "Kau
mengandalkan pedangmu itu buat menghina nonamu ini ? Hm
! Sebentar ilmu Sin Kut Kang dari guruku akan membuatmu
tahu rasa !"
"Hm !" It Hiong pun perdengarkan suara dingin.
"Mengingat kaulah seorang bocah, suka aku memberi ampun
padamu satu kali ini ! Kalau kau tahu selatan, lekas kau antar
kami !'
Berkata begitu, anak muda kita masukkan pedangnya ke
dalam sarungnya.
Justru itu berubahlah tubuhnya si nona cilik. Lekas sekali
dia menjadi tinggi dan besar hingga dia tampak seperti
seorang nona usia enam atau tujuh belas tahun. Selagi orang
melengak, dia tertawa manis dan kata merdu : "Kau lihat,
usiaku tidak muda lagi ! Kau lihat, bagaimana cantik manisku !
Kamu bangsa pria, melihat aku ini, apakah kau tak merasa
menyayangi dan berkasihan ? Bagaimana dapat kau
membinasakan aku ?"
Sembari berkata, si nona bertindak menghampiri,
lengannya halus. Dengan matanya yang jeli, dia menatap anak
muda di depannya itu. Wajahnya pun ramai sekali.
It Hiong gusar. Ia ingat lakonnya dengan Touw Hwe Jie.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Siluman bangkotan !" ia membentak. "Lagak tengikmu ini
telah tuan mudamu menyaksikan ! Masih kau hendak menjual
pula lagak tengikmu yang menjemukan disini."
Kata-kata itu ditutup dengan satu jurus Hang Liong Hok Mo
Ciang.
"Hayyah !" menjerit si nona, yang tubuhnya berkelebat,
menyingkir ke dalam pasukan rangka manusia itu. Di dalam
sekejap hilang lenyap sudah dia.
Couw Jong Put Lo berlompat maju mendampingi kawannya.
"Aku lihat perubahannya nona itu bukan menurut ilmu Sin
Kut Kang dari Touw Hwe Jie." kata dia. "Hanya aku belum
pernah mendengar yang dia pernah menerima murid."
Sepasang alisnya It Hiong terbangun, matanya bersinar
tajam.
"Biar bagaimana semua orang dari Goh Cit Kok ini bukan
orang baik-baik !" katanya sengit. Terus dia bertindak maju,
matanya celingukan mencari sesuatu.
Put Lo menyangka si anak muda mencari si nona.
"Laote," kata dia, " si nona barusan masuk ke dalam
Barisan rangkanya ini ! Kau mencari apa ?"
Tidak ada jawaban. Tubuhnya si pemuda hilang di dalam
kegelapan. Heran si orang tua, dia berdiri diam. Masih
beberapa kali ia memanggil-manggil, tetap tanpa penyahutan.
Ia menghela nafas. Justru ia mendengar suara apa-apa dialah
belakangnya, segera ia menoleh. Maka ia mendapati It Hiong
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
mendatangi dengan sepondongan cabang-cabang dan daun
kering.
"Locianpwe, apakah tak tampak gerak gerik orang jahat ?"
dia tanya.
Put Lo menggeleng kepala. "Tidak !" sahutnya.
It Hiong meletakkan cabang keringnya itu, ia pergi pula,
akan kembali dengan dahan-dahan serupa. Perbuatan itu ia
ulangi beberapa kali maka lekas juga terdapat setumpuk besar
dahan dan daun itu. Setelah itu ia membinasakan dahandahan
itu didekati semua rangka, akan akhirnya menjalankan
api dan pakai itu menyulutnya !
"Ha ha ha !" si orang tua tertawa. "Siapa sangka kau
mempunyai kegembiraanmu ini, laote ! Yang benar ialah kita
mencari jalan guna mencari si siluman tua !"
"Barusan aku melihat dari tempat yang tinggi, " berkata It
Hiong. "Di seputar ini semua dinding gunung melulu, tida ada
jalannya, tidak ada guanya. Aku percaya siluman itu
mempunyai jalan atau gua di dalam tanah, kalau tidak
sebentar dia bakal mati tembus !"
"Pintar ! Pintar !" Put Lo memuji sambil menganggukangguk.
Si anak muda telah mendahului dia memeriksa
tempat itu. Sementara itu sinar matanya memperlihatkan sinar
bengis.
It Hiong merasa hatinya ciut ketika ia melihat sinar mata
itu, diam-diam ia bersiap sedia andiakaata orang berbalik
pikiran hendak berbuat jahat atas dirinya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Sementara itu sang api sudah mulai berkobar, angin
gunung membantu mengipasinya. Api terus melentap,
membakar rangka itu hingga dilain saat terdengar suara apaapa,
rupanya dari terbakarnya tulang belulang. Suara berisik
dari bekerjanya api, sinarnya dan juga hawanya yang panas,
membuat sejumlah ular lari serabutan !
It Hiong dan kawannya tak dapat bertahan dari hawa
panas itu, keduanya berlompat tinggi ke batu gunung yang
menonjol di dinding gunung, disitu keduanya duduk sambil
mengawasi bekerjanya Hwe Tek Seng kun si raja api.
Semua tulang belulang itu habis dimakan api, hanya
herannya dari situ terhembuskan sinar api kebiru-biruan,
terlihat diantara api yang berkobar, untuk akhirnya bersama
padamnya api itu.
Selekasnya hawa panas mulai reda, It Hiong berdua lompat
turun pula. Ketika itu lembah sudah kosong.
"Entah apa itu yang menyebabkan cahaya kebiru-biruan
itu....." kata It Hiong heran, matanya mengawasi ke tempat
pembakaran itu. Atau tiba-tiba ia melihat munculnya sebuah
batu besar. Segera ia menyangka kepada mulut gua, maka
lantas ia lompat maju menghampiri buat memeriksanya.
"Laote kembali !" berseru Couw Kong Put Lo.
Anak muda itu mendengar kata, segera ia lompat mundur,
hingga ia berada disisi si orang tua. Justru ia mau
menanyakan sesuatu atau dengan tiba-tiba Couw Kong Put Lo
menolak keras dengan kedua telapakan tangannya terbuka,
menolak ke arah batu besar itu, maka segera terdengar satu
suara keras, terus terlihat batu itu terdampar mundur satu
tombak lebih. Sebaliknya tempat dari mana batu itu muncul,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
tampak berubah menjadi mulutnya sebuah gua di dalam tanah
!
Menyaksikan itu, si orang tua tertawa bergelak-gelak.
"Pandai kau menerka laote." kata ia memuji kawannya.
"Kau menerka adanya gua didalam tanah, nyatanya kau tidak
keliru ! Kau lebih cerdas setingkat daripada kebanyakan orang
!"
It Hiong tertawa.
"Locianpwe" katanya, "darimana kau mendapat kopiah
tinggi untuk dipakaikan diatas kepalaku. Budak tadi telah lolos
dari jalan di dalam gua itu, mari kita susul padanya! Aku
percaya kita akan berhasil mencari sarangnya si siluman tua !"
Couw Kong Put Lo mengangguk, lalu bersama-sama
mereka menghampiri mulut lubang, yang lebar empat kaki
persegi, bagian dalamnya gelap, tak tampak apa juga. Sulit
untuk memeriksanya.
It Hiong tertawa. Ia menjemput sebuah batu, ia lemparkan
ke dalam lubang itu sembari ia memasang telinga, guna
mendengar suaranya batu itu. Suaranya batu itu akan
menyatakan sesuatu.
"Kau benar cerdik, laote !" si orang tua berkata pula.
"Kaupun ingat ini kepandaian melempar batu menunjukan
jalan !"
It Hiong tidak menjawab, hanya telinganya lantas
mendengar suara batu membentur sesuatu di dalam lubang
itu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Bagaimana ?" si orang tua tanya.
"Lubang ini dalam tak sepuluh tombak" sahut si anak
muda. "Biar aku yang turun lebih dahulu untuk memeriksa
bagian dalamnya....."
Lantas ia menghunus pedangnya sambil memutar itu, ia
lompat masuk kedalam lubang buat turun ke dasarnya. Ia
memasang matanya tajam-tajam, demikian pun telinganya.
Couw Kong Put Lo tidak diam saja. Ia sudah tua, tak mau
ia kalah dari anak muda. Tetapi ia berpengalaman dan teliti,
maka ia masuki gua bukan dengan jalan berlompat turun
seperti si anak muda, ia hanya merayap untuk turun dengan
ilmu "Pek Houw Ya Cong Kong", Cecak bermain-main di
Tembok. Selekasnya ia sampai di dasar lubang dimana ia
meletakkan kakinya, lantas ia memasang mata tajam, melihat
ke sekitarnya. Ia mengumpulkan semangatnya pada matanya
supaya Bisa melihat di tempat gelap.
Gua itu lebar dua tombak, dasarnya pasir melulu.
Disekitarnya tak tampak apa juga yang mencurigakan. Di
depannya terdapat sebuah jalan atau terowongan sempit,
dimana terlihat berkilaunya cahaya pedang, maka ia menerka
pada pedangnya si anak muda, kawannya itu. Tidak ayal lagi
ia bertindak cepat menyusul sang kawan. Ia percaya tempat
yang telah dilewati anak muda itu tak ada bahayanya lagi.
Tiba-tiba diujung terowongan itu kiranya sebuah tempat
terbuka diatas gunung. ketika si jago tua mengangkat
kepalanya, ia melihat It Hiong tengah bersembunyi disisi
sebuah batu besar dimulut terowongan itu, agaknya orang
tengah mengawasi atau mengintai semata. Ia lantas bertindak
mendekati anak muda itu, hingga ia pun bisa melihat segala
apa seperti si anak muda sendiri.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Mulut gua itu menghadapi sebuah tempat terbuka luas
beberapa batu dimana terdapat banyak pepohonan dan batu
besar-besar dan beraneka ragam bentuknya. Pada sisi dinding
gunung terdapat sebuah rumah batu yang sedang, tak kecil,
tak besar. Di depan rumah batu itu yang berhalaman datar,
terdapat sejumlah meja dan kursi, semuanya terbuat dari batu
juga.
Di bawah sinar rembulan tampak seorang berduduk diatas
salah sebuah kursi batu. Dialah seorang wanita tua yang
rambutnya diriap-riapkan, tubuhnya tertutup pakaian hitam,
kedua lengannya telanjang, kedua tangan itu memeluki seekor
beruang hitam yang besar, sedangkan mukanya diletaki
dipunggung binatang liar itu, nampaknya dia sedang
menghisap-hisap......
Dilihat dari jauh, dari tempat It Hiong berdua bersembunyi,
beruang yang besar itu seperti sudah kehabisan tenaga, sebab
tubuhnya berdiam saja, dia seperti tak dapat bergeming dari
pelukan wanita tua itu, ketika itu cuma terdengar Pekiknya,
Pekik dari kesedihan, suaranya keras berkumandang
disekitarnya.
Pada kursi batu yang lainnya berduduk seorang nona. Ialah
nona yang tadi menghadapi It Hiong berdua, dia tengah
mengawasi si wanita tua menghisap darahnya si beruang
hitam. Dia mengawasi dengan tubuh tak bergerak.
Suaranya binatang itu terdengar semakin perlahan makin
perlahan, lalu kepalanya teklok berbareng dengan berhentinya
Pekikan itu. Baru setelah itu si wanita tua menggerakkan
kepalanya, memisahkan mulutnya dari tubuh sang binatang.
Dia lantas mengeluarkan hembusan nafas panjang, sedangkan
kedua tangannya melepaskan rangkulannya itu. Maka di lain
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
saat, rebahlah sang beruang di depannya, rebah terkulai di
atas tanah.
Wanita tua itu terus bangun berdiri. Ia merapihkan
rambutnya yang riap-riapan itu. Baru sekarang terdengar
suaranya, suara tertawa yang nyaring, pertanda dari
kepuasannya. Sebaliknya wajahnya memperlihatkan tampang
yang cerah. Dia berdahi jantuk dan hidungnya mancung. Yang
hebat ialah kedua matanya yang bersinar kebiru-biruan. Kedua
lengannya besar dan kasar, sedang tubuhnya gemuk
terokmok hingga dilihat seluruhnya dia mirip seekor harimau
betina.....
Setelah itu si wanita tua mengangkat hidungnya tinggitinggi
untuk dipakai mencium sesuatu bau, kemudian ia
berpaling kepada si nona untuk bertanya, "Eh, Ya Bie, ketika
tadi kau merondia Barisan rangka di dalam lembah diatas, kau
bertemu orang atau tidak ?"
Ditanya si wanita tua, nona itu lantas berlutut dan
menjawab : "Barusan selagi meronda, aku bertemu dengan
dua orang asing. Entah apa maksudnya mereka datang ke
tempat kita ini. Aku sudah lantas lari kemari dan selekasnya
aku menutup pintu gua. Maksudku untuk memberi laporan
pada suhu, tetapi suhu tengah menghisap beruang itu,
terpaksa aku menantikan supaya aku tidak menganggu suhu."
Touw Hwe Jie, demikian wanita tua itu, tidak menanya apaapa
lagi. Ia tidak tahu, bagaimana tidak mengambil mumet
yang ia telah didustai muridnya itu, yang tak berani secara
terus terang seluruhnya. Ia lantas mencium-cium lagi dengan
hidungnya, lalu dia tertawa terkekeh dan menegur : "Ah,
sahabat dari mana telah datang kemari ? Silahkan keluar
untuk kita membuat pertemuan."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Mendengar pertanyaan itu, tahulah It Hiong berdua yang
kehadiran mereka telah diketahui wanita lihai itu. Si anak
muda segera membisiki kawannya, " Locianpwe, silakan kau
menemuinya. Aku akan memasang mata disini...."
Couw Kong Put Lo mengangguk, terus ia lompat keluar dari
tempat sembunyinya itu. Ia tertawa nyaring dan berkata
keras, "Sahabat Touw Hwe Jie, kau sungkan sekali ! Nah, kau
terimalah hormatku !" Ia benar-benar merangkap kedua
tangannya. Ia pula segera sampai di depan rumah batu itu.
Touw Hwe Jie mengawasi tajam tamunya itu yang muda
dan tampan dan tubuhnya tegap. Itulah pria yang sangat
disukainya. Bagaikan lupa daratan, ia tertawa dan kata :
"Sahabat, kau she apa dan nama siapa ? Ada urusan apakah
kau datang ketempat kami ini ?"
Couw Kong Put Lo mengangkat kepalanya guna menatap
muka orang. Di saat itu timbullah kekagumannya. Si nenek
yang tubuhnya besar dan buruk wajahnya sudah tidak
nampak. Di dalam saat sedetik itu, dia telah digantikan oleh
seorang wanita yang cantik manis, usia kira-kira tiga puluh
tahun yang tubuhnya langsing dan putih mulus.
"Aku datang kemari guna belajar kenal dengan ilmu Sin Kut
Kang yang lihai." Ia menjawab dingin.
Nampak si wanita muda melengak. Itulah jawaban diluar
dugaan. Belum pernah ia menemui atau mendengar ada pria
yang menyebut ilmunya yang luar biasa itu. Inilah yang
pertama kali. Maka heranlah ia yang orang mengetahui
ilmunya, cuma beberapa orang kenalannya saja. Lalu ia
tertawa tawar dan kata, "Namamu masih disembunyikan,
mana dapat kau menempur ilmuku itu. Apakah kau tak akan
sia-sia saja menyerahkan jiwamu ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Couw Kong Put Lo tahu sudah selayaknya ia
memperkenalkan diri, kalau ia menyebut nama palsu dan
kemudian rahasianya pecah, itu akan merusak nama baiknya.
Terpaksa ia menjawab, "Akulah Couw Kong Put Lo.
Sekarang ini aku datang kemari guna menguji kepandaianmu
yang sifatnya kejam telengas itu guna mengambil nyawamu !"
"Oh !" seru Touw Hwe Jie, yang terus mengejek. "Kiranya
kaulah si orang gagah yang buat dua puluh tahun menyekap
diri di Cenglo Ciang untuk memahami ilmu So Lie Kang ! Ha ha
ha ! Apakah kau tak takut yang pertapaanmu nanti pudar
didalam sekejap waktu dibawahnya pohon bungan bouwtan ?"
Kawannya It Hiong melayani bicara, tetapi lebih dahulu ia
menjatuhkan diri akan berduduk secara jumawa diatas sebuah
kursi batu. Ia menjawab, "Kalau aku menggunakan golok atau
pedang atau kepalan buat membinasakan kau, buat
mengambil jiwamu, tenagaku berlebihan. Hanya cara itu
tawar, tidak menarik hati. Lebih baik kau menggunakan ilmu
Sek Bie Tay Hoat guna melayani So Lie Kang, kau buat
menguji kepandaianku. Dengan jalan ini aku mengambil
jiwamu, barulah aku bergembira sekali !"
Touw Hwe Jitertawa geli sekali.
"Baiklah," sahutnya menerima tantangan itu. "Asal kau
tidak menyesal ! Cuma baiklah kau coba-coba dahulu dengan
Souw Han Cian Li muridku, kalau kau menang baru kau lawan
aku ! Itu waktu pastilah kau akan merasa puas betul-betul !"
Put Lo melirik ke arah nona disisinya wanita cabul itu. Nona
itu cantik. Ia pikir, "tidak apa kalau aku mencoba dahulu nona
itu, diapun manis sekali ! Aku tahu si tua ini mau bertempur
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
bergantian menunggu sampai aku letih. Biarlah dia bawa
kelicikannya itu 1"
"Touw Hwe Jie, aku terima syaratmu ini." katanya berani.
"Hendak aku membikin kau puas."
"Baik, sahabat tetapi kau sabarlah." kata Touw Hwe
Jitertawa. "Aku menjadi nyonya rumah, aku mesti melakukan
keharusanku."
"Kau harus disuguhkan dahulu arak kehormatan supaya
aku tidak berlaku kurang hormat terhadapmu, ahli dari
pendekar So Lie Kang !"
Habis berkata, nyonya itu menoleh kepada muridnya untuk
mengedipi mata, maka Ya Bie sudah lantas menyajikan barang
makanan diatas sebuah meja. Itulah sepiring besar buah liok
jiak ko, sepiring abon bersama tiga pasang sumpit serta tiba
buah cawannya. Araknya termuatkan didalam sebuah poci
beling yang tinggi besar dan putih.
Segera juga Touw Hwe Jie duduk di depannya sang tetamu
dan muridnya berdiri di sampingnya. Masih ada sebuah kursi
tetapi ditinggali kosong. Maka Put Lo kata pada si nona,
"Nona, kaupun duduklah ! Habis minum, aku ingin menguji
kepandaianmu !"
Jilid 32
Mendengar kata-kata orang itu, Touw Hwe Jie kata dingin,
"Kursi ini disediakan buat sahabat yang datang bersamamu."
Terus ia berbangkit, sembari menoleh ke tempat It Hiong
bersembunyi, ia kata nyaring : "Sahabat yang
menyembunyikan diri di belakang batu, hayo, jangan kau
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
bersikap sempit pikiran ! Buat apa kau malu sembunyisembunyi.
Marilah keluar, mari kita minum bersama!"
Begitu ia mendengar suara orang itu, begitu It Hiong
muncul dari tempatnya sembunyi. Ia juga merasa malu
mengumpatkan diri. Dengan satu lompatan Tangga Mega, tiba
ia di depan meja, sembari ia kata nyaring : "Tio It Hiong
mempunyai kegembiraan minum arak sambil menghadapi
rembulan yang indah. Dia hanya bersedia menyingkirkan kutu
busuk dunia rimba persilatan ! Kalian boleh berpesta pora, aku
akan menantikan sampai berakhirnya......"
Touw Hwe Jie melirik si anak muda.
"Hm !" ia perdengarkan suaranya. "Kiranya murid pandai
dari Tek Cio Totiang dari Pay In Nia ! Maaf, maaf. Sahabat Tio,
kau telah berlalu dengan menggunakan ilmu pedangnya yang
istimewa, bukannya kau meninggalkan Cenglo Ciang dan pergi
pulang, kau justru kembali kemari mencari permusuhan !
Bukankah diantara kita tidak ada budi, tak ada ganjalan ?
Kenapa kau memaksa menyeterukan aku si wanita tua ? Tapi
tak apalah, kalau kau tidak mau minum arak. Kau dapat
minum teh, bukan ?
Nyonya rumah ini memberi isyarat mengundang tetamunya
berduduk, ia sendiri terus menjatuhkan diri di kursinya.
It Hiong tidak mendapat alasan buat turun tangan,
terpaksa ia duduk di kursi yang disediakan itu dan Ya Bie
segera menyuguhkan air teh sembari mempersilakan orang
minum, dia melihat dengan manis.
Put Lo kuatir nanti akan dicurangi si wanita tua, dia tidak
makan dan minum seperti diundang. Maka itu dia diam duduk
saja.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong heran melihat kawan itu berdiam saja, tak dapat ia
menerka sang kawan itu mau menantikan apa. Ia sendiri, ia
mendongkol sekali terhadap wanita tua itu. Habis sabarnya, ia
menanya bengis : "Touw Hwe Jie, di dalam lembah aku
melihat banyak rangka atau tengkorak manusia hitung ratus.
Apakah mereka semua korban-korban hisapan darah olehmu ?
Adakah itu hasilnya kekejaman ilmu Sek Bie Tay Hoatmu itu ?"
Kip Hiat Hong Mo tertawa bergelak. "Sudah tiga puluh
tahun aku si orang tua tak pernah setengah tindak pun keluar
dari Cenglo CIang !" katanya. "Semua mereka itu datang
padaku sesudahnya aku hidup menyendiri ditempatku ini dan
mereka semua datang karena hendak menguji Sek Bie Tay
hoat, kepandaianku itu. Mereka semua menyebut diri sebagai
orang-orang gagah tetapi sayang belum sampai melampiaskan
nafsu birahinya, baru saja mereka melihat paras elok, mereka
sudah runtuh sendirinya. Mereka membuang jiwa seperti
kawanan serangga yang menyerbu api ! Mereka mencari
matinya sendiri. Habis apa mau dibilang ? Mereka tak dapat
menyesalkan atau menyalahkan siapa juga !"
Habis berkata begitu Touw Hwe Jie mengawasi Couw Kong
Put Lo, dia tertawa tawar. Tingkahnya seperti menunjuki
bahwa dihadapannya ada seorang lagi yang rela
mengantarkan diri atau jiwanya !
It Hiong tetap tak puas, amarahnya tidak menjadi reda.
"Kau telah menghisap habis darahnya banyak orang,"
katanya, "kau telah membinasakan jiwa mereka. Semua itu
cuma untuk menambah ilmu kepandaianmu yang jahat dan
kejam itu. Kau boleh kata mereka itu mengantarkan diri
sendiri, tetapi itu tetap kejahatanmu ! Apakah kau tak takuti
kutukan Thian ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nyonya itu melengak. Kemudian ia kata perlahan, seperti
pada dirinya sendiri, "Biasanya kalau aku menghisap darah,
aku lakukan itu terhadap segala binatang dan belum pernah
aku menggunakan paras elokku membujuk atau memancing
orang bangsa pria. Eh, sahabat Tio, janganlah kau memfitnah
aku....."
It Hiong gusar sekali.
"Lidahmu sangat tajam !" teriaknya. "Alasanmu itu bagus
sekali ! Sekarang mari aku tanya, siapakah yang didalam gua
sudah menggunakan keelokannya buat membujuki aku Tio It
Hiong ? Siapakah ?"
Nyonya itu kembali melengak.
"Benarkah ada kejadian serupa itu ?" tanyanya.
"Kau sedang muda dan gagahnya, sahabat Tio !" katanya.
"Kau menghadapi paras elok itu, dapatkah kau bertahan ?
Kalau benar katamu itu mana dapat kau bisa datang kemari
dengan masih hidup ? Sungguh, sukar akan mempercayai
kata-katamu ini......!"
"Sudah jangan mengoceh saja !" Couw Kong Put Lo
menyela. "Eh, Touw Hwe Jie lekas bilang, kau hendak
menyuruh siapa menguji ilmu So Lie Kang ku ? Nah, kau
suruhlah dia keluar !"
Nyonya itu tertawa. Dia tak menjawab. Dia hanya
mengangkat poci araknya dan menuangi cawannya si pria tua.
Ia pun menuangi cawannya sendiri. Habis itu barulah dia
berkata : "Aku seorang tua adalah wanita terhormat, tak mau
aku berlaku secara menggelap. Arak ini yang dinamakan Sit
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Kui Tok jiang, arak beracun peranti merendam tulang." Ia
menunjuk buah merah menor diatas piring dan
menambahkan, "Dan buah ini ialah liok jiak ko, buah untuk
membangunkan nafsu birahi ! Siapa habis minum arakku ini
dan makan buah itu tetapi hatinya tetap tenang tak bergerak,
dialah baru dapat melawan ilmu Sak Bie Tay hoat dari
nyonyamu ini ! Nah, sekarang kalian pikirkan masak-masak.
Kalian berani mencoba arak ini dan makan buah itu atau tidak
?"
Touw Hwe Jie berbicara dengan bergaya ia seperti
bergurau terhadap Couw Kong Put Lo tetapi juga bagaikan
menggertak.
Put Lo merasai mukanya panas. "Aku si tua tidak memikir
mencoba arak atau buahmu ini." sahutnya. "Aku cuma hendak
menguji ilmu kepandaianmu !"
"Baiklah !" menjawab si nyonya cepat. "Akan aku
membuatmu puas supaya kau insyaf akan kelayakanku !"
Terus ia menekuk bibirnya untuk memperdengarkan siutan
beberapa kali kemudian dia menambahkan : "So Han Cian Li,
mari keluar !"
Dari dalam rumah batu segera muncul seekor kera
perempuan yang besar sekali, diikuti oleh seekor harimau
yang betina. Si kera berbulu kuning emas dan bulunya
panjang-panjang, matanya bersinar bengis, semua giginya
tajam, tampangnya sangat galak. Si harimau adalah harimau
loreng yang galak yang biasa dinamakan seebiu houw,
harimau tukang gegares manusia.
Kedua ekor binatang itu lantas mengawasi tajam kepada
kedua orang asing itu. Mereka berdiri diam tak bergerak,
mereka seperti tengah menantikan perintah.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Touw Hwe Jie menunjukkan kepada kera dan harimaunya
yang jinak dan mengerti itu, sembari dia kata pada Couw
Kong Put Lo, "Merekalah yang aku namakan So Han Cian Li, si
wanita cantik penyedot roh manusia, sekarang terserah
kepadamu untuk memilih yang mana ! Cuma hal yang aku
minta, yaitu suka apalah kau menaruh belas kasihan terhadap
mereka itu...."
Couw Kong Put Lo menjadi gusar. Dia datang guna menguji
ilmu kepandaian si wanita tua, sekarang dia disuruh melawan
dua ekor binatang. Itulah penghinaan ! Bukankah dengan
begitu berarti dia dipandang sebagai binatang juga ?
"Perempuan siluman, kau sangat kurang ajar !"
dampratnya, sedangkan tangannya dikibaskan hingga habis
tersumpurlah semua barang diatas meja di depannya. Habis
itu dia bertindak meninggalkan meja, bersiap akan menantikan
musuhnya.
Touw Hwe Jie tidak bergusar, sebaliknya dia tertawa
terkekeh.
"Couw Kong Put Lo !" katanya nyaring. "Usiamu bukan
muda lagi dan pertapaanmu bukan sedikit tahun, kenapa kau
belum insyaf apa yang dinamakan pantangan paras elok ?
Sengaja aku memerintahkan mereka ini muncul dalam diri
asalnya, itulah guna membuat hatimu tenang, supaya kau tak
usah membuang jiwamu ! Jika memangnya tidak puas,
baiklah, biar aku menggunakan ilmuku Hoan Kak Bie Cia, buat
melenyapkan perasaan dan memalsukan yang tulen, guna
membikin mereka menyalin rupa menjadi cantik manis seperti
yang kau kehendaki !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terdengarlah satu suara tawa yang nyaring dan
tajam sekali hingga hati orang tergetar, menyusul mana tibatiba
lenyaplah kera dan harimau itu dan sebagai gantinya
ditempat itu tampak sepasang nyonya muda yang elok sekali,
rambut mereka terurai di belakangnya, tubuhnya tertutup pita
hitam tetapi tangan dan kaki mereka telanjang, muka mereka
tersunggingkan senyuman ramai.
Melihat kedua wanita itu Couw Kong Put Lo berdiri
menjublak, agaknya dia kagum sekali dan tertarik hatinya.
Kedua nyonya itu mengawasi dengan sinar mata memain
terus, mereka bertindak menghampiri si orang tua, untuk
menempatkan diri di kiri dan kanannya guna memegang
kedua tangan orang buat akhirnya ditarik, diajak masuk ke
dalam rumah batu.
Menampak demikian, hatinya It Hiong goncang. Segera ia
mengerahkan Hian Bun Sian Thian Khie kang, akan
mengumpulkan semangatnya, guna menguatkan hatinya.
Dengan cara demikian, ia berhasil membuat matanya tak
seperti kabur dan hatinya menjadi tenang. Setelah itu, ia
memikirkan keselamatan kawannya, tak perduli si kawan
sebenarnya bukan orang lurus. Ia telah memberikan janji
bantuannya bukan ? Sekaranglah saat bantuannya itu
menyingkirkan si wanita tua, yang berilmu aneh itu ! Lantas ia
menghunus pedangnya dan berlompat, untuk lari masuk ke
dalam rumah batu.
Touw Hwe Jie berlompat bangun, untuk berlompat lebih
dahulu ke depan pintu kamar batunya dimana dia berdiri
menghadang.
"Sahabat Tio, tahan !" serunya mencegah. It Hiong gusar,
ia lantas menikam dada orang. Itu serangan berantai tiga kali.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Touw Hwe Jie tidak menangkis, ia cuma selalu berkelit
setelah itu kembali ia berdiri di ambang pintu.
"Eh, siluman tua !" bentak It Hiong, "kalau kau tidak kenal
selatan dan tak mau menyingkir, jangan nanti kau salahkan
pedangku ini yang tak kenal kasihan !"
Si nyonya tak menggubris peringatan itu. Dia tetap tertawa
manis.
"Sabar, sahabat Tio ! "katanya. "Tua bangka itu tak akan
hilang jiwanya!"
"Aku tidak percaya kau !" bentak It Hiong. "Dia datang
bersamaku, tak dapat aku membiarkannya menempuh
ancaman bencana !"
"Apa yang nyonya tua bilang," kata pula si wanita itu, "satu
tetap satu, dua tetap dua, tak nanti aku memperdayai kau !
Jika kau masuk kedalam rumahku itu bukan saja kau tak bakal
berhasil membantu dia, sebaliknya asal kau melihat kalapnya
nafsu birahinya, bakal lenyaplah rasa hormatmu
terhadapnya....."
Kata-kata nyonya itu membangkitkan ragu-ragunya si anak
muda.
"Dia bukan orang lurus, dia sama sesatnya seperti wanita
tua ini." kemudian pikirnya. "Baik, aku biarkan mereka berdua
sama roboh, paling akhir baru aku yang turun tangan
membasmi mereka itu."
Si nyonya mengawasi, ia menarik nafas. "Sahabat Tio, kau
percaya aku atau tidak ?" tanyanya sabar agak menyesal,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"bersediakah kau mendengar beberapa perkataan pula dari
aku ?"
It Hiong berfikir sejenak. "Coba kau ucapkan itu !" katanya
kemudian. Lantas si nyonya mengasi lihat sikap sungguhsungguh.
"Aku si perempuan tua, aku sangat menghargai Tek Cio
Siangjin yang menjadi gurumu itu," demikian katanya. "Dialah
orang lurus dan lihai seperti kau sendiri, bukan orang sesat.
Kau gagah berani bahkan kau sangat benci kejahatan. Aku
suka sekali mewariskan kepandaianku Hoan Kak Bie Cia guna
membantu usahamu dalam dunia Kang Ouw ! Apakah kau
suka menerima ilmu itu ?"
It Hiong menatap sambil otaknya bekerja. Ia telah
menyaksikan sendiri anehnya ilmu wanita itu. Ia merasa
keberatan. Tak sudi ia menerima pelajaran dari kaum sesat. Ia
menunjuk rupa senang sembari memberi hormat, ia
memberikan jawabannya, "Sebelum aku menerima ijin dari
guruku, tidak dapat kau menerima pelajaran dari lain
perguruan. Kau baik sekali, aku berterima kasih padamu."
Touw Hwe Jitertawa. Dia seperti mengerti maksud orang,
maka dia tak menjadi kurang senang. Ia berkata pula : "Aku si
wanita tua bercita-cita menyembunyikan diri, sudah puluhan
tahun aku tak muncul dalam dunia Kang Ouw, tetapi melihat
kau muda belia dan bakatmu begini bagus, tertariklah hatiku.
Tak sayang-sayang hendak aku mewariskan kepadamu, maka
itu sungguh diluar dugaan, kau tidak menghargai aku. Kau
sudah menampik dengan kata-kata dustamu. Ah, sayangsayang,
kaupun dapat bicara bohong...."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong mengawasi wanita itu. Nada bicara orang beda
sekali daripada nada bicaranya semula. Dia benar-benar
menjadi seorang wanita tua.
"Mungkin dia bicara jujur...." pikirnya. Tapi tak senang ia
yang orang mengatakannya mendusta, maka ia kata sungguhsungguh.
"Jangan kau sembarang bicara ! Aku Tio It Hiong,
belum pernah aku membohong !"
Touw Hwe Jitetap bersabar. Kata dia, "Kalau kau tidak
mendusta, habis bagaimana dengan ilmu pedang Gie Kam Sut
mu itu ? Apakah kau pelajari itu sesudah kau memperoleh ijin
dari gurumu ?"
It Hiong berdiam diri. Memang ilmu itu ia pelajari tanpa
mengasi tahu gurunya, tanpa meminta perkenan lagi. Di
dalam keadaannya seperti itu, mana ada kesempatan buat ia
pulang dahulu dan memohon ijin dari gurunya itu ?
Touw Hwe Jie menghela nafas. "Walaupun aku si wanita
tua telah masuk ke dalam jalan sesat dan telah mempelajari
ilmu tidak lurus," kata dia masgul, "aku bukan seperti katanya
Couw Kong Put Lo bahwa aku menggunakan penggunaan
paras elok guna mencelakai orang, untuk menghisap darah
dan membinasakannya. Sebenarnya aku tak sejahat dan
sekejam itu. Maukah kau mendengar sebab musababnya ?"
Tio It Hiong tidak menjawab ya atau menolak, ia hanya
kata, "Kenyataan dari kebenaran memenangi sangkalan atau
bantahan. Di dalam dunia Kang Ouw, orang bekerja harus
dengan cara jujur, berani berbuat berani mengakuinya ! Apa
yang tersiar diluaran mungkin berlebihan tetapi untuk
menyangkalnya mesti ada bukti kenyataannya !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Touw Hwe Jie merasai mukanya panas. "Aku si wanita tua,
kau tahu aku tetap adalah gadis belia yang suci murni" kata
dia. "Hanya untuk membuktikan itu yang kurang leluasa.
Jadi...." Ia lantas memperlihatkan lengannya dimana ada
tanda merah dadu yang dinamakan sie kiong see, tanda dari
kesucian kehormatan diri.
It Hiong heran. Habis melengak sejenak, ia lantas bertanya
: "Bagaimana dengan gelaran atau itu - Kip Hiap Hong Mo--
dan itu semua rangka atau tengkorak manusia di dalam
lembah ? Dapat kau dibilang bahwa kau tak ada sangkut
pautnya dengan semua itu ?"
Kembali si nyonya menghela nafas. "Itulah justru soal yang
hendak aku jelaskan duduk perkaranya kepadamu." sahutnya.
It Hiong tidak berkatai apa-apa, hanya ia mengawasi
wanita tua itu.
Kembali Touw Hwe Jie menarik nafas, lau dia kata :
"Memang benar aku si wanita tua mempelajari ilmu
menghisap darah ketika aku belum menyendiri di Cenglo Ciang
ini, semua korbanku adalah pelbagai binatang liar atau bukan.
Lain soalah setelah aku berhasil menyempurnakan ilmu
rahasia yang dinamakan Bie Cong Hoan Kak Bie Cia. Ketika itu
aku saban diganggu oleh kedatangannya orang-orang sesat
kaum Bu Lim Rimba Persilatan. Mereka datang untuk
menganggu kesucian diriku. Mereka itu sama dengan si Couw
Kong Put Lo itu...."
Nyonya itu berhenti guna menatap si anak muda. Dia
seperti mau melihat perubahan sikapnya pemuda itu. Lalu ia
meneruskan, "Aku gusar terhadap kawanan pria hidung
belang itu, maka aku memikir membuat mereka hilang jiwa
karena orang paras elok tetapi supaya mereka puas.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Karenanya aku memikir menangkap pelbagai binatang seperti
beruang, kera, harimau dan ular, semuanya yang betina yang
terus aku amprokinya dengan kawanan pria busuk itu. Maka
terjadilah, semua pria itu mati karena darahnya terhisap.
Sebaliknya aku lantas menyedot darahnya sekalian beserta
binatang itu, seperti barusan beruang hitam itu..." Dia lantas
menunjuk korban beruang yang masih terkulai di tanah itu.
Terpaksa, hatinya It Hiong kena tergerakkan. Mau percaya
keterangan itu. Toh ia masih ragu-ragu.
"Dengan demikian" katanya, "jadi semua rangka dan
tengkorang itu adalah milik orang rimba persilatan yang busuk
itu."
"Memang ! Barusan toh aku telah menyebutkannya, aku si
wanita tua selama tiga puluh tahun, belum pernah aku
melangkah setindak juga keluar dari wilayah Cenglo Ciang ini.
Kalau bukannya mereka sendiri yang datang mencari mampus,
mana bisa kau mendapatkan sedemikian banyak rangka dan
tengkorak."
Kemudian si nyonya menunjuk Ya Bie, si nona cantik.
"Muridku satu-satunya, yang bakal jadi ahli warisku," kata
dia, "ialah dia Ya Bie namanya. Aku harus mengajari dia Sin
Kut Kang, belum aku mendidik dia dalam ilmu Hoan Kak Bie
Ciu dan Sek Bie Tay hoat itu. Aku berkuatir buat usianya yang
masih muda, takut kalau-kalau dia tak sanggup bertahan dari
godaan nafsu birahi... Godaan itu lebih bisa mencelakai
daripada mendatangkan kebaikan untuk dirinya !"
Mendengar keterangan paling belakang itu It Hiong
tertawa. "Aku yang muda, masih muda sekali." kata ia, "aku
pula pria. Bagaimana aku dapat mempelajari Hoan Kak Bie
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Cia, bagaimana andiakata aku jadi main gila sekehendak
hatiku ? Tidakkah begitu hebat sekali ?"
"Pertanyaan yang bagus sekali !" berkata Touw Hwe Jie.
"Sungguh seorang anak muda yang cerdas dan berpikir
panjang ! Tapi harus kau ingat anak muda, bukankah aku
telah menguji kekuatan imanmu ? Apakah kau tak tahu itu ?"
It Hiong mengawasi tajam. "Bukankah kita baru bertemu
malam ini ?" tanyanya. "Dimanakah kau pernah menguji aku
?"
Touw hwe Jitertawa. Dia tak lantas menjawab. Hanya dia
menoleh kepada muridnya, untuk berkata, "Ya Bie pergi
masuk kedalam. Kau suruh mereka itu --So Huan Cian Li--
berlalu, sedangkan kepada tua bangka tak tahu mampus itu,
kau berikan sebutir obat Ceng Sim Tan !"
Si nona Ya Bie menyahuti sambil menjura, lantas dia
mengundurkan diri.
Setelah murid itu berlalu, Touw Hwe Jie kata pada anak
muda di depannya : "Bukan aku sendiri yang menguji kau,
hanya Ya Bie muridku itu. Malam itu dikebun buah, dia
bertemu denganmu. Dia melihat kau muda dan tampan sekali,
hatinya sangat tertarik. Kontan setan cilik itu mencintai kau.
Dari masih kecil dia hidup di tanah hutan dan pegunungan ini,
dia tak mengerti adat istiadat, perihal pantangan pergaulan
pria dan wanita diluar garis, dia lantas menggodia kau dengan
ilmu Sin Kut Kang ! Yang dia belum paham sempurna.
Demikian di dalam gua, berulang kali dia mengganggumu,
buat membangunkan nafsu birahimu, tetapi dia tak berhasil
memancingmu. Tentang itu, dia menceritakan padaku, maka
itu aku menjadi mendapat tahu kaulah orang satu-satunya
yang tepat untuk menjadi muridku, guna menerima warisan
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Hoan Kan Bie Ciu itu. Nah, sahabat Tio, kau telah dengar
semua, maka jawablah, benarkah peristiwa itu ?"
It Hiong melengak.
"Benar !" sahutnya selang sejenak. Ia ada terlalu jujur buat
menyangkal, meski sebenarnya ia jengah.
Touw Hwe Jitertawa berkakak, sampai rambutnya yang
kusut beterbangan. Lama dia tertawa, baru dia berhenti.
"Sekarang," katanya, "tak perduli kau suka menerima atau
tidak, mesti aku mengajari Hoan Kek Bie Ciu kepadamu....!"
It Hiong menjublak, lalu ia merasa tak puas. Pikirnya :
"Aneh, didalam dunia ini ada orang yang begini memaksakan
diri hendak mewariskan ilmu kepandaiannya !"
Tengah ia berpikir itu, It Hiong lantas melihat di depannya
ada beberapa Touw Hwe Jie hingga ia menjadi bingung.
Justru itu ada sebelah tangan yang meluncur ke arahnya,
untuk menekan jalan darahnya, jalan darah beng bun.
Di dalam keadaan biasa, tak perduli Touw Hwe Jie sangat
gesit dan cepat, tak nanti dia dapat menowel tubuhnya si anak
muda. Kali ini keadaan lain. Kali ini anak muda itu justru
terpengaruhkan ilmu Hoan Kak Bie Cin yang membuat mata
orang kabur.
Tiba-tiba It Hiong merasai tubuhnya kaku dan pada jalan
darah beng bun itu terasakan terasalurkan hawa dingin
bagaikan es. Tanpa ia merasa, ia menggigil kedinginan. Tapi ia
masih sadar, maka ia mendongkol sekali.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Touw Hwe Jie" bentaknya, "kau menyerang secara
membokong, apakah artinya perbuatanmu ini ?"
Tapi si nyonya tua berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku
si tua hendak menyalurkan masuk tenaga latihanku beberapa
puluh tahun ke dalam tubuhmu supaya aku bisa membantumu
di dalam waktu yang sangat singkat mempelajari sempurna
ilmu Hoan Kak Bie Cin ! Apakah kau tidak puas dan tak sudi
menerimanya ? Lekas kau duduk bersila dan dengan tenang
mengatur pernafasanmu ! Kau pejamkan mata !"
It Hiong tidak puas. Masih ia berkata : "Kau terima baik
dahulu dua rupa permintaanku, baru aku suka menerima
pelajaran ilmu dari kau ini !"
"Apakah syaratmu itu ?" tanya si nyonya. "Lekas bilang !"
"Yang pertama," sahut It Hiong yang mengemukakan
syaratnya. "Kalau lain kali ada orang keliru mendatangi Cenglo
Ciang ini, kau harus nasehati dia secara baik dan antarkan dia
keluar dengan tidak kurang suatu apa ! Sebaliknya, jangan
kau aniaya atau membinasakannya !"
"Dan apakah itu yang kedua ?" Touw Hwe Jie tanya pula.
It Hiong berpikir dahulu baru dia berkata : "Diantara kita
tidak ada soal guru dengan muridnya ! Kau telah melepas budi
memberikan pelajaran padaku, budi itu aku ingat di dalam hati
sanubariku. Di belakang hari akan aku balas budimu ini. Tetapi
kalau nanti kemudian kita bertemu pula dalam dunia sungai
telaga, kau harus berdiri dipihakku ! Aku Tio It Hiong !"
"Apakah masih ada permintaan lainnya ?" Touw Hwe Jie
tanya pula.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Tidak ada lagi." sahut It Hiong. "Hanya itu jiwanya Couw
Kong Put Lo, aku minta kau suka mengasihaninya !"
"Semua syaratmu aku si wanita tua menerimanya !" sahut
Touw Hwe Jie. "Sekarang kau duduklah biar tenang dan
meluruskan nafasmu dengan baik, untuk kau menerima
pelajaranku !"
It Hiong tidak berkata apa-apa lagi, ia terus duduk dengan
tenang. Ia menyalurkan tenaga Hian Bun Sian Thian Khie kang
dari gurunya, membuat dirinya tenang, maka juga dilain saat
ia sudah berada didalam keadaan sempurna untuk segala
keadaan, sedangkan selama belajar pedang Gie Kiam Sut,
kedua nadinya jim dan tok telah terasalurkan selesai.
Demikian ketika hawanya Touw Hwe Jiterasalurkan masuk,
maka dua hawa dingin dan panas bercampur menjadi satu
menjadi hangat dan rasanya nyaman menyenangkan sekali.
Hawa itu menjalar ke seluruh jalan darah, memasuki apa yang
dinamakan Hian kwan, pusat kehidupan dan kematian.
Tiba-tiba terdengar Touw Hwe Jitertawa dan kata : "Eh,
kiranya kedua nadimu jim dan tok sudah terasalurkan
sempurna, pantas kau lihai ! Itu artinya mempermudah untuk
kau menyempurnakan Hoan Kak Bie Ciu !"
It Hiong membuka matanya, ia melihat cuaca sudah terang.
Barulah ia ketahui yang tanpa merasa sang waktu sudah lewat
dengan cepat. Sebentar saja berlalulah waktu empat jam
lamanya. Ia lantas berbangkit.
"Nah, sekarang ada pelajaran apa lagi ?" tanyanya. "Atau
apakah sekarang aku sudah selesai ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Touw Hwe Jie mengeluarkan sejilid buku kecil dari sakunya,
sembari menyerahkan itu kepada si anak muda, ia berkata :
"Kau sudah berhasil ! Inilah hasil yang cepat luar biasa !
Sekarang, kau bacalah kitab ini lalu melatihnya. Maka segera
kau dapat berbuat apa saja yang kau suka dengan ilmu Hoan
kak Bie Cin ini !"
It Hiong menyambuti menerima kitab itu, ia membaca
selewatan lantas ia masuki itu kedalam sakunya.
"Kau..." katanya, atau mendadak ia merendah.
"Apa ?" tanya Touw Hwe jie, agak heran.
"Diantara kita telah terjalin budi menyerahkan dan
menerimanya," kata si pemuda ragu-ragu. "Karena itu, apa
atau bagaimanakah aku harus membahasakan kau ?"
Touw Hwe Jitertawa.
"Aku si wanita tua sudah berusia delapan puluh lebih,"
katanya, "kau panggil saja cianpwe padaku !"
Justru itu It Hiong menoleh kesamping mana si nona,
diatas kursi batu ia melihat Couw Kong Put Lo, yang tengah
berduduk. Tak tahu ia kapan kawan itu muncul. Dia duduk
menyandar, napasnya sengal-sengal, mukanya pucat pasi dan
berkerut. Karena dia telah kembali kepada muka asalnya,
wajah dari seorang tua. Ia terperanjat.
"Cianpwe !" ia tanya Touw Hwe Jie, "kenapa Couw Kong
Put Lo menjadi demikian rupa ?"
Wanita itu menjawab dingin : "Itulah hasil atau akibatnya,
dia main-main asmara ! Dia telah berjalan di jalan kematian
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
tetapi dia berhasil mendapati pulang nyawanya. Darah
didalam sumsumnya telah tersedot tak sedikit oleh Sa Hun
Cian Li, dia makan obatku, obat Ceng Sim Tan, yang
menetapkan hati, dia tak akan berkhayal lagi, berfikir yang
tidak-tidak...."
Lega hatinya It Hiong mendapati Couw Kong Put Lo tidak
hilang jiwa, ia lantas menghampirinya dan menanya,
"Locianpwe, kau toh tak kurang sesuatu apa ?"
Orang tua itu mengangkat kepalanya, mengawasi si anak
muda.
"Aku si orang tua roboh dalam demam asmara." katanya
masih belum tentram juga. "Aku merasa tersiksa lebih
menderita dari pada mati."
It Hiong menghibur. "Sekarang locianpwe, kau harus
istirahat ! Jangan locianpwe putus asa. Bukankah ada pepatah
yang mengatakan, asal sang gunung hijau, kita tak akan
kekurangan kayu bakar ?"
Mukanya Couw Kong Put Lo bersemu sedikit merah,
pertanda dia malu berbareng mendongkol, mendadak dia
mengerahkan tenaganya untuk berlompat bangun, guna
berlari-lari turun gunung. Tapi dia masih sempat menoleh dan
berkata keras : "Sakit hati ini harus dibalas !" Dia lari terus.
It Hiong mengawasi sampai orang lenyap dari pandangan
matanya. Ia tidak bilang apa-apa. Ia tidak menyusul atau
pergi, ia hanya terus berdiam bersama Touw Hwe Jie buat
melatih Hoan Kak Bie Ciu dibawah petunjuk dan penilikan
wanita tua itu. Dengan demikian ia menjadi berdiam terus
dirumah batu di lembah Goh Cit Kok itu sampai beberapa hari.
Selekasnya ia sudah selesai, ia keluar dari Cenglo Ciang
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
dengan diantar oleh Ya Bie yang menunjuki jalan sampai di
jalan umum. Hanya ketika keduanya mau berpisah, Ya Bie
agaknya merasa berat.....
Sekeluarnya dari tanah pegunungan itu, gunung Bu Lian
San, It Hiong segera keras memikirkan pula pamannya yang
terancam bahaya racun ular itu. Hal kedua yang ia ingin tahu
ialah kesudahannya pertempuran di gunung Tay San. Dan
akhirnya soal ketiga urusan pribadinya ialah soal asmara.
Hari itu It Hiong tiba di daerah pegunungan In Bu San
dipropinsi Kwiuciu. Karena waktu baru tengah hari tepat, ingin
ia singgah di kecamatan Tengkoan saja.
Ketika itu ada di pertengahan musim gugur, diwaktu
tengah hari matahari panas seperti api membakar, maka ia
lantas berhenti dibawah sebuah pohon di tepi rimba di kaki
gunung. Ia duduk diatas akar pohon yang berbongkol besar,
matanya dipejamkan. Angin yang bersiur-siur membuatnya
merasa nyaman. Baru kemudian ia membuka mata untuk
terus melepaskan nafas lega kemudian lagi tangannya
merogoh kepinggangnya guna mengambil kantong air, sebab
ia merasa berdahaga atau segera ia ingat yang ditengah jalan
tadi, airnya telah terminum habis. Maka ia berbangkit dan
berjalan akan mencari sumber air, guna mengisikan kantong
airnya itu.
Sekarang ini tubuh It Hiong jauh terlebih ringan daripada
biasanya. Kedua nadinya jim dan tok yang telah terbuka telah
disempurnakan oleh Touw Hwe Jie si nyonya tua yang aneh
sikapnya itu, maka itu ia dapat berjalan jauh lebih ringan dan
cepat. Ia sudah melewati sebuah lembah tetapi ia tetap masih
berada ditepian rimba. Rupanya rimba itu luas dan panjang
hitung lie.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tidak ada sumber air yang diketemukan, tidak telaga, tidak
curug. Maka ia memikir buat kembali saja atau tiba-tiba sang
angin membawakannya suara air tumpah. Segera ia
memasang telinga akan mendengar lebih jauh. Suara air
datangnya dari dalam rimba, air seperti tengah memukuli
batu....
Tanpa ragu lagi, si anak muda bertindak cepat ke dalam
rimba. Ia sudah memasuki jauh juga, sang air masih belum
diketemukan. Ia maju lebih jauh sampai di depannya tampak
mengapungnya sebuah dinding gunung tinggi sepuluh tombak
dan sela-sela dinding gunung itu terlihat air mengucur turun,
jatuhnya ke bawah menimpa batu-batu besar. Air berbunyi
nyaring dan bermuncratan, tetapi tadi, kalau tidak dibawa
sang angin, suaranya itu tak terdengar sama sekali.
Segera It Hiong menghampiri air itu. It Hiong merasakan
ketenangan rimba itu, tidak heran kalau lantas ia mendengar
suara oarng berbicara, ia heran. Lantas ia memasang telinga.
Suara itu sering berhenti. Ia merasa orang yang mengeluarkan
suara itu seorang ahli tenaga dalam.
"Kenapa di dalam rimba ini, diapit gunung, ada demikian
banyak orang ?" pikirnya lebih jauh. Ia mendengar bukan
suaranya satu orang hanya lebih. "Siapakah mereka ? Mereka
tengah melakukan apakah ? Baik aku melihatnya."
Maka ia merapikan kantung airnya, terus ia bertindak keras
ke arah suara itu.
It Hiong berjalan dengan tindakan ilmu ringan tubuh
Tangga Mega. Maka ia dapat melangkah cepat dan tanpa
suara apa-apa. Selekasnya sudah melalui tiga puluh tombak
lebih, di depannya ia melihat belasan orang sedang duduk
berkumpul dibawah sebuah pohon besar, dimana mereka itu
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
asyik berbicara, mereka pria dan wanita, ada yang berjubah
suci, ada yang biasa saja dan bekal senjatanya pedang dan
golok. Mereka duduk bersila dalam sebuah bundaran.
Melihat caranya orang berduduk saja, It Hiong merasa
heran. Itulah cara duduknya kaum rimba persilatan. Dengan
berduduk demikian, orang tak usah tengok sana tengok ini
untuk melihat andiakata ada orang luar yang datang ke arah
mereka. Sebab mereka masing-masing sendirinya sudah
melihat ke sekitar mereka.....
It Hiong tidak mau kena dipergoki. Ia ingin ketahui dahulu,
siapa mereka itu. Mereka orang lurus atau sesat, maksudnya
baik atau buruk. Ia pula tak ingin dicurigai, sebab itulah
berbahaya. Celaka kalau ia disangka sebagai mata-mata. Maka
lantas ia lompat naik ke atas pohon, akan bersembunyi
diantara dahan-dahan daun-daun yang lebat. Dengan berhatihati
ia merayap diatas pohon itu supaya ia bisa datang lebih
dekat. Dari tempat jauh tak dapat ia mendengar tegas
pembicaraan orang. Dengan berada lebih dekat, ia pun bisa
melihat lebih nyata pada mereka itu.
Karena formasi tempat persembunyiannya itu, It Hiong jadi
menghadapi beberapa orang, sebaliknya beberapa orang
membelakangi padanya. Kebetulan baginya, orang yang paling
dahulu ia lihat, ia kenali sebagai Heng San Kiam khek It Yap
Tojin, gurunya Gak Hong Kun. Rahib itu mudah dikenali dari
kundia dan janggutnya yang panjang dan jubahnya serta
pedang yang menggemblok di punggungnya.
It Yap Tojin diapit di satu sisi oleh seorang tua yang
bertubuh besar dan berwajah keras, alisnya gombiok,
matanya tajam dan berewokan pula. Di sisi dia itu berduduk
seorang nona yang cantik yang dikenalnya, Siauw Wan Goat
adanya. Di sisi yang lain ada seorang wanita usia empat puluh
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
tahun lebih, mukanya merah, air mukanya menarik tetapi
rambutnya sudah putih semua, bajunya dengan pundak
terbuka, bajunya itu tersulamkan banyak gambar kupu-kupu.
It Hiong mengenali pria itu ialah Tocu pemilik atau tertua
dari To Liong To, ialah Kang Teng Thian, sedangkan si nyonya
setengah tua adalah Ang Gan Kwie Bo dari gunung Ngi Cie
San dikepulauan Haylam.
Dan orang yang menarik perhatiannya anak muda itu ialah
dua orang tua yang tampangnya luar biasa. Mereka itu katal
torokmok, mukanya penuh dengan daging tak rata. Mereka itu
bermata tajam dan galak, senjatanya ialah golok. Rupanya
mereka bersaudara. Yang paling aneh ialah yang satu kutung
lengan kirinya, yang lain buntung lengan kanannya.
Seorang lain yang It Hiong kenali ialah Kim Lam It Tok
yang mukanya ia lihat sebagian saja. Mereka yang
membelakanginya, sulit buat melihat atau mengenalinya.
Pembicaraan mereka itu berlangsung terus sampai It Hiong
mendengar suaranya It Yap Tojin. Kata imam itu : "Kekalahan
di Tay San disebabkan Thian Cie Toheng terlalu memandang
ringan kepada pihak lawan. Pinto tidak turun tangan tetapi
pinto merasa kecewa dia membuang jiwanya!"
Imam itu bicara dengan lagak jumawa, agaknya dia puas
jauh dia tidak turut di dalam pertemuan atau pertemuan besar
itu.
Suara jumawa itu mendapatkan sambutan seorang wanita
yang suaranya nyaring bagaikan kelenengan. Begini sambutan
itu : "Benar, guruku itu bercelaka tetapi dia toh membuat si
pengemis terluka parah ! Totiang, kau bicara dengan caramu
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
ini, kalau begitu kemanakah perginya persahabatan diantara
kau dan guruku itu ?"
"Hm !" si imam memperdengarkan suara dinginnya.
"Budak, jangan kau sembarang menggoyang lidahmu !
Tahukah kau akan maksudnya pertemuan kita ini ? Pinto
justru hendak membangun Bu Lim Cit Cun, guna
membalaskan sakit hatinya gurumu ! Rombongan yang
menyebut dirinya kaum lurus itu harus dimusnahkan
seluruhnya !"
It Hiong mengenali wanita itu ialah Teng Hiang.
Sampai disitu maka Kang Teng Thian lantas campur bicara.
Tanya dia, "It Yap Totiang, dapatkah kau memberikan
penjelasan bagaimana caranya memilih Bu Lim Cit Cun itu ?"
Bu Lim Cit Cun itu berarti Tujuh Jago.
It Yap Tojin tertawa lebar. "Pemilihan itu mudah saja asal
dicari dahulu orang atau orang-orang yang bersatu tujuan
dengan kita" sahutnya kemudian. "Disebelah itu mereka
haruslah yang ilmu silatnya tinggi. Pinto memikir untuk
meminta kalian memilih atau menyebut beberapa nama.
Mereka itu dapat mereka yang sekarang hadir disini atau
tidak."
"Bagaimana andiakata jumlah yang dipilih lebih daripada
tujuh orang ?" tanya Ang Gan Kwie Bo.
Si orang tua yang tangan kirinya kutung mencela, "Kalau
sampai terjadi begitu, aku pikir tidak ada halangannya kita
merubah sebutan menjadi Pat Cun atau Cap Cun !"
Pat ialah delapan dan Cap ialah sepuluh.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Suara itu mendatangkan suara dingin "Hm" daripada
hadirin, maka juga orang tua itu serta saudara, ialah Yan Tio
Siang Cian menjadi jengah, wajahnya pucat dan suaram
bergantian.
Kang Teng Thian lantas berkata pula. "Totiang kau
berpengetahuan luas dan ilmu silatmu lihai. Aku percaya
totiang telah mempunyai rencanamu, maka itu tolong kau
memberi pengutaraan. Silakan lekas bicara, tak usah totiang
bersangsi-sangsi !"
It Yap Totiang bersikap ayal-ayalan. Ia mengurut pula
janggutnya. Ia tertawa dahulu baru ia berkata : "Kang To cu
terlalu memuji aku ! Tak dapat pinto menerima pujian itu !
Niatku ialah begini. Kita mengumpul sebanyak kita bisa, lantas
kita memilih tujuh diantaranya."
Mendengar demikian sunyi sidang itu. Orang saling
mengasi
"Seperti telah pinto katakan, namanya badan kita itu mesti
tetap bernama Bu Lim Cit Cun," kata pula si imam habis
memandangi semua hadirin. "Kita memilih mereka yang paling
lihai, lalu satu diantaranya kita angkat menjadi bengcu kepala
kemudian kepala itu nanti memberi nama apa saja kepada
enam sebawahannya itu, terserah."
Lantas terdengar suara dingin dari seorang wanita, "Tapi
totiang, bagaimana kau hendak memilih tujuh orang itu ?
Bagaimanakah caranya supaya mereka yang tidak terpilih
nanti merasa puas dan suka tunduk kepada segala
perintahnya ? Kita harus berlaku adil dan mempuasi semua
pihak !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Kiranya pembicara itu ialah Kwie Tiok Giam Po dari Losat
Bun, Ay Lao San.
"Itulah justru yang barusan aku minta It Yap Totiang
menyebutkannya !" berkata pula Kang Teng Thian yang suara
dalam.
"Aku menghendaki cara pemilihan yang dapat diterima
semua orang."
"Cara itu ialah kita mengadu kepandaian kita." It Yap Tojin
menjawab. "Umpama kata kepandaianku tidak berarti, dengan
segala senang hati aku akan mengalah. Apa yang aku minta
ialah setelah menjadi Bu Lim Cit Cun, orang tetap berlaku
agung, tak berat sebelah ke pihak mana juga supaya semua
orang tunduk dan puas ! Bagaimana pendapat para hadirin ?"
Diwaktu bicara itu, imam ini bersikap gagah sekali bahkan
rada pemberang. Rupanya dia merasa bahwa dia yang bakal
menjadi bengcu dari Bu Lim Cit Cun itu. Sebelum orang mau
menjawab, dia sudah berkata pula : "Seperti aku kata
barusan, kita memilih orang dengan mengadu kepandaian.
Kita menetapkan satu tempat dan waktunya, di sana siapa
yang berminat menjadi Bu Lim Cit Cun hadir untuk diuji....."
Ang Gan Kwie Po menyela, "Cara ini memang sederhana
tetapi aku anggap kesudahannya dapat merusak kerukunan
diantara kita ! Pula kaki dan tangan sukar dikendalikan
sepenuhnya, bagaimana kalau ada yang keterlepasan
gerakannya dia melakukan lawannya. Maka itu aku pikir,
walaupun sederhana tiada pemilihan ini tak dapat diambil....."
It Yap Tojin menoleh kepada nyonya itu, matanya dibuka
lebar.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Tunggulah sampai pinto sudah bicara habis !" katanya.
"Setelah itu semua orang memikirkan dan memberikan
pertimbangannya."
Dia mengangkat bahunya dan menyambungi. "Tak usah
dijelaskan lagi bahwa orang yang dipilih sebagai Bu Lim Cit
Cun mesti seorang kepala partai atau sedikitnya yang
kepandaiannya lihai luar biasa. Sesudah diuji barulah dapat
diketahui orang pandai sampai dimana ! Kepandaian itu tak
terbatas kepada ilmu keras atau lunak atau dengan
bersenjata, yang penting ialah dia mengatasi semua orang.
Aku percaya, orang semacam itu pasti akan ditaati...."
Semua orang setujui pikiran ini, mereka pada bertepuk
tangan.
It Yap Tojin menunjuk tampang puas. "Jika para hadirin
sudah setuju, nah, silakan tolong tunjuki nama-nama orang
yang dipilih itu ! " katanya kemudian. "Akan pinto mencatat
nama mereka itu, untuk kemudian kita memilih tempat dan
tanggal pertemuan guna melakukan ujian."
It Hiong mendengari pembicaraan itu dengan merasa
girang berbareng mendongkol. Girang sebab ia ketahui
maksudnya It Yap Tojin. Mendongkol sebab terang mereka itu
berkomplot buat mengganggui dan mencelakai kaum lurus.
Jadinya mereka itu hendak mengacau saja. Inikah yang
dinamakan bencana rimba persilatan ?
Satu hal melegakan hatinya It Hiong. Dari pembicaraan
mereka ini dapat diterka yang dalam pertemuan besar di Tay
San, kaum sesat itu sudah tidak memperoleh hasil bahwa
Thian Cie Lojin, ketuanya, menerima bagiannya yang hebat
itu. Hanya, entah bagaimana dengan pihak lurus.....
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Dengan berlaku sabar, It Hiong terus sembunyi memasang
telinga dan mata.
Pembicaraan rombongan itu dilakukan terus, ramai suara
mereka. Selang hampir setengah jam baru mereka menjadi
reda. Justru didalam kesunyian, sekonyong-konyong Kwie Tiok
Giam Po dari Losat Bun berkata terkejut : "Ah, aku si wanita
tua lupa ! Aku melupakan namanya seorang yang berilmu
tinggi ! Dialah Kip Hiat Hong Mo Touw Hwe Jie dari Cenglo
Ciang dari Bu Liang San ! Dia lihai sekali hingga dari aku harus
mengalah tiga bahagian dari dianya....."
Nyata namanya Kip Hiat Hong Mo masih asing bagi
kebanyakan hadirin itu, banyak yang melongo mendengarnya.
Semua lantas mengawasi jago Losat Bun itu.
It Yap Tojin kenal Touw Hwe Jie. Pada kiranya empat puluh
tahu dahulu, pernah dia menemuinya satu kali. Kang Teng
Thian kenal nama tetapi tak pernah bertemu, jangan kira,
kenal pada orangnya.
Setelah berpikir sejenak It Yap Tojin berkata : "Ya, aku
kenal Kip Hiat Hong Mo Touw Hwe Jie. Dia pandai ilmu silat
Sin Kut Kang. Pada empat puluh tahun, pernah aku
menemuinya di perbatasan propinsi Inlam. Ketika itu dialah
seoang nona yang gemar mengenakan kain hitam. Kemudian
pinto dengar wajahnya itu bukan wajah yang asli. Sampai
sekarang ini dia tentunya telah berusia delapan atau sembilan
puluh tahun. Apakah dia masih hidup ?"
"Aku si perempuan tua penah kenal dengannya," berkata
Kwie Tiok Giam Po. "Beberapa waktu yang lampau ada orang
yang mencari pohon obat-obatan di gunung Bu Liang San dan
pernah bertemu dengan muridnya. Katanya dia dilembah Gah
Cit Kok di Cianglo Ciang dan dia masih sehat walafiat."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Yap Tojin memperlihatkan tampang ragu-ragu,
sedangkan didalam hati ia kata : "Mana dia itu diundang ! Dia
pasti terlebih lihai daripada aku..." Kemudian ia kata, "Dia
sudah mengundurkan diri puluhan tahun, dia telah hidup
menyendiri begitu lama, tak mudah akan mengundang dia
turun gunung...."
Teng Hiang masih tidak puas sebab si rahib menghina
gurunya, maka dia campur bicara dan berkata nyaring : "Yang
kita kehendaki jalan kemenangan, yang hendak kita balas
ialah dendam sakit hati ! Karena itu selagi di depan kita ada
orang sedemikian lihai, kenapa kita tidak mau pergi
mengundangnya ?"
Nona ini bicara secara gagah, ia mendatangkan kesan baik
dari para hadirin. Setelah berkata begitu, ia minta Kwie Tiok
Giam Po mengajaknya pergi mengundang ahli Sin Kut Kang
itu. Ia kata ingin sekali ia jalan-jalan ke Cenglo Ciang.
Untuk sekian lama orang berdiam, maka Kang Teng Thian
berkata pula, "Tuan-tuan bagaimana? Apakah tuan-tuan
bersedia untuk memilih tempat serta tanggal bulannya
pemilihan akan dilakukan ?"
Kiu Lam It Tok telah berdiam saja tetapi kali ini tak dapat
dia membungkam terus. Kata dia, "Baiklah tanggal bulan itu
kita tepatkan hari raya Tiong Yang dan tempatnya ialah ini
gunung In Bu San di puncak utamanya ! Bukankah urusan
selesai sudah ?"
Kang Teng Thian campur bicara. Ia bersikap sabar dan
berkata tenang. "Aku fikir hari raya Tiong Yang sudah terlalu
dekat. Mungkin kita tidak keburu berkumpul bersama.
Sekarang sudah lewat pertengahannya musim gugur, untuk
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
sampai kepada hari raya Tiong Yang itu harinya tinggal
sepuluh hari kira-kira ! Aku fikir baik kita mundur sampai
pertengahan bulan pertama tahun yang akan datang, disaat
pesta Cap Gome ! Bukankah itu terlebih bagus ?"
Pikirannya ketua dari To Liong To ini mendapat kesetujuan
umum. Maka hari dipilihnya itu telah ditetapkan. Sesudah
berjanji untuk nanti berkumpul pula dipuncak utama In Bu San
mereka lantas bubaran.
It Hiong menanti sampai orang sudah bubar semua, baru ia
keluar dari tempatnya sembunyi. Dengan lekas ia mengambil
keputusan. Ia mesti lekas pulang ke Siauw Lim Sie memberi
kabar pada pihak Siauw Lim Pay perihal bahaya yang lagi
mengancam ini. Sungguh kebetulan, ia mendengarnya. Maka
tanpa ayal lagi, ia juga meninggalkan tempat itu. Ia lari keras
dengan ilmu ringan tubuh Tangga Mega sebab ketika itu
sudah lohor. Ia berlaku hati-hati agar jangan sampai ia terlihat
orang atau orang-orang rombongan tadi.
Terpisahnya gunung In Bu San di kecamatan Kwieteng
cuma kira tiga puluh lie. Waktu begitu, jalanan juga sudah
sepi. Lebih-lebih ditengah, tak seorang tampak. Tiba di dalam
kota, It Hiong melihat cuaca magrib. Nyata kota itu ramai
sebab Kwieteng adalah kota hidup untuk menuju ke Ouwlam.
Tengah pemuda kita mencari penginapan, ia berpapasan
dengan dua orang yang tadi hadir dipertemuan di dalam
rimba. Yang satu ialah si orang tua yang alisnya gomplok dan
berewokan yang tubuhnya tinggi besar dan yang lainnya satu
nona yang bukan lain daripada Siauw Wan Goat dari To Liong
To.
Nona Siauw berpakaian serba merah, rambutnya dijepit
gelang pada mana ada tusuk konde burung-burungan. Ketika
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
mereka berpapasan dekat, matanya It Hiong dan matanya si
nona bentrok satu dengan lain. Ia lewat terus dengan
berpura-pura tak memperhatikan si nona itu.
It Hiong sementara itu tidak tahu halnya Gak Hong Kun
sudah menyamar sebagai dianya bahwa dikecamatan Lapkeng
didalam penginapan, Hong Kun sudah permainkan Siauw Wan
Goat. Ia sama ingat halnya digunung Heng San, Wan Goat
telah menggoda padanya tanpa ia mengerti duduknya hal. Ia
menyesal berpapasan dengan nona itu, yang nampaknya
tergila-gila padanya.
Habis bertemu Nona Siauw itu, It Hiong berjalan cepat
sekali. Masih ia memikirkan hal nona itu waktu ia tiba
disebuah rumah penginapan merangkap rumah makan.
Selama itu hari sudah malam dan tamu-tamu restoran telah
berkurang.
Lebih dahulu It Hiong memesan barang makanan sekalian
dengan araknya. Ia sudah berjalan jauh, hendak ia
menyegarkan diri dengan minum sedikit, supaya setelah
letihnya hilang, dapat ia tidur nyenyak.
Tepat sedangnya si anak muda mengangkat cawan
araknya, Siauw Wan Goat tiba bersama si orang tua. Mereka
itu mengambil tempat di meja didekatnya. Habis memesan
barang makanan, Wan Goat berbisik pada si orang tua yang
menjadi kawannya itu. Selagi berbisik, ia terus melirik anak
muda kita.
It Hiong bersantap sambil menunduki kepala. Ia tidak
menyangka yang si nona dan si orang itu mengikutinya. Ia
heran ketika tiba-tiba si orang tua menghampirinya dan
sembari memberi hormat dia menyapa : "Tuan, adakah kau
Tuan Tio It Hiong, murid dari Pay In Nia ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Orang tua itu bicara dengan tenang tetapi suaranya
sungguh-sungguh. Terang ia tengah menguasai diri, supaya ia
tak terpengaruh hawa amarahnya. Ia mau memegang
derajatnya sebagai seorang tua, sebagai ketua dari satu
golongan. Dialah Kang Teng Thian pimpinan dari To Liong To.
Ia sekarang hendak melindungi dan berbuat baik untuk Siauw
Wan Goat, adik seperguruannya itu.
It Hiong bangkit untuk mengawasi orang yang menyapanya
itu, yang ia tidak kenal, walaupun ia nampak heran, ia toh
lekas-lekas membalas hormat sambil memberikan
jawabannya, "Aku yang rendah benar Tio It Hiong. Siapakah
kau, bapak ? Apakah she dan nama yang mulia dari bapak ?
Ada pengajaran dari bapak untukku ? Silahkan duduk ! Mari
minum !"
It Hiong mempersilahkan duduk sambil ia menuangkan air
teh.
Orang tua itu menunjuki wajah padam, dari mulutnya juga
terdengar suara "Hm!". Ia berduduk dengan perlahan-lahan.
"Aku si orang tua adalah Kang Teng Thian dari To Liong
To," demikian ia perkenalkan diri. "Aku mempunyai seorang
adik seperguruan yang ketujuh namanya Siauw Wan Goat.
Apakah saudara Tio kenal padanya ?"
Berkata demikian Teng Thian menoleh dan menunjuk pada
sumoaynya itu.
It Hiong melengak tetapi ia lantas berpaling ke arah nona
yang ditunjuk itu. Ia mendapati Siauw Wan Goat tengah
mengawasinya. Dari sinar matanya si nona terang si nona itu
sangat prihatin terhadapnya. Itulah rasa cinta yang bercampur
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
penyesalan atau penasaran. Mata nona itu tergenangkan
airmatanya.....
Saking heran It Hiong melengak. Sekian lama ia teringat
akan lagak si nona baru-baru ini, suatu hal yang ia tak
mengerti.
Teng Thian nampak tak sabaran, ia mesti menanti sekian
lama.
"Hm !" kembali terdengar suara dinginnya. "Saudara Tio,
mengapa kau tidak menjawab pertanyaanku si orang tua ?
Apakah karena melihat adik seperguruanku itu maka lantas
mengerti akan kesalahanmu sendiri ?"
Si anak muda makin heran, dari melengak dia menjadi
bingung.
"Sebenarnya aku yang muda pernah bertemu dengan nona
Siauw yang menjadi adik seperguruanmu itu," sahutnya
kemudian terpaksa. "Apakah yang hendak kau tanyakan, Keng
cianpwe ? Aku mohon suka apalah kau menunjuki."
Kumis dan janggutnya Teng Thian bergerak sendirinya.
Itulah bukti ia tengah menguasai dirinya, guna mengendalikan
hawa amarahnya. Tak mau ia segera bentrok dengan anak
muda di depannya ini.
"Saudara Tio, kau cuma pernah bertemu satu kali dengan
sumoayku ?" berkata dia menahan sabar. Tetapi suaranya
bernada keras dan ketus. "Bahkan kau pernah menghinanya !
Masihkah kau tak hendak mengakuinya ?"
It Hiong heran sekali tetapi ia berpikir, "Orang-orang To
Liong To termasuk kaum sesat. Mungkin sikapnya orang tua
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
itu disebabkan peristiwa di gunung Heng San hingga mereka
menjadi mendendam dan sekarang mencari gara-gara guna
melampiaskan dendamnya itu...."
"Aku mempunyai urusan penting buat pulang ke Siong San,
tak ada kesempatan buatku untuk melayani orang tua ini...".
Maka ia lantas menjawab sabar, "Bapak, secara kebetulan saja
aku bertemu dengan sumoaymu itu, apa yang telah terjadi
adalah diluar kehendakku. Karena kita sama-sama tak
unggulkan itu taklah dapat dibilang bahwa aku telah menghina
saudaramu itu. Tapi jika Kang cianpwe tetap menganggap aku
bersalah, bagaimana kalau aku matur maaf padamu ?"
Lantas It Hiong bangkit, ia mundur sedikit terus menjura
pada orang tua itu. Ia menjura dalam.
Justru orang minta maaf, justru Kang Teng Thian menjadi
gusar sekali. Ia pun tidak senang mendengar si anak muda
mengatakan tak menghinai adik seperguruannya itu.
"Hei, bocah !" bentaknya, "sebenarnya kau memikir
bagaimanakah terhadap adik seperguruanku itu ? Lekas kau
bicara terus terang di depanku si orang tua ! Kalau tidak... Hm
!"
Jilid 33
It Hiong menjadi heran. Ia pun menjadi tidak senang.
Seingatnya belum pernah ia berlaku merendahkan diri sebagai
kali ini, tidak karuan menghaturkan maaf pada orang yang
tidak dikenal.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kang cianpwe" katanya keras, "kalau kau tidak dapat
memaafkan aku, baiklah. Baik didalam air maupun di dalam
api, Tio It Hiong bersedia melayanimu !"
Ketua dari To Liong To juga menjadi gusar sekali. Tak
dapat ia menguasai diri lagi. Ia berbangkit dan menggeprak
meja, hingga cawan dan piring pada berlompatan.
"Tak kusangka kau yang bernama besar, kiranya begini tak
berharga !" teriaknya. "Bocah, bagaimana kau berani
menyangkal perbuatanmu atas dirinya adik seperguruanku itu
? Bagaimana sekarang kaupun berani kurang ajar di depanku
?"
It Hong menjadi terkejut sekali. Dia jadi semakin heran.
"Kang cianpwe !" katanya keras. "Keng Cianpwe kaulah
seorang ketua partai. Kalau kau bicara harus kau ingat akan
kedudukanmu yang tinggi dan mulia itu ! Bagaimana kau
mudah saja memfitnah orang ? Apakah kau tengah mencari
alasan untuk menerbitkan onar ?"
Kang Teng Thian menjadi bingung juga. Sikapnya si anak
muda membuatnya heran.
"Mari" ia menoleh kepada adik seperguruannya dan
memanggil sambil menggapaikan.
Siauw Wan Goat menghampiri sambil menundukkan kepala.
Biar bagaimana ia tetap masih mencintai orang muda itu yang
ia percaya Tio It Hiong adanya sedangkan orang yang
mempermainkannya ialah Tio It Hiong palsu. Ia kemudian
mengawasi si pemuda. Ia menutup muka cuma sinar matanya
menyatakan ia sangat berduka.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kau bilangi aku, bagaimana caranya bocah ini
menghinamu !" kata Kang Teng Thian bengis pada sumoaynya
itu. "Kakakmu nanti membelamu, tak peduli bagaimana licin
dan licik juga."
Wan Goat malu sekali. Mana dapat ia membuka rahasia
hatinya di depan orang lain sekalipun orang itu kakak
seperguruannya sendiri ? Disebelah itu, ia masih mengharap
akan dapat berbaik pula dengan "Tio It Hiong" bisa bentrok
hebat dengan kakak seperguruan itu. Dan yang sangat kejam
itulah berbahaya bahkan kesudahannya akan membuatnya
menyesal seumur hidupnya !
Begitulah dengan airmata bercucuran, ia mengawasi Tio It
Hiong. Mulutnya memperdengarkan tangis segak seguk sedih,
tangannya dipakai menunjuk ke dadanya si anak muda.
Tak dapat ia bicara.
Kang Teng Thian mengawasi sumoay itu. Ia menjadi
bingung. Ia bergusar tetapi tak dapat mengumbarnya. Bahkan
sebaliknya ia menjadi dapat berpikir, "Ah, lebih baik aku recoki
jodoh mereka berdua !"
It Hiong pun berdiam. Biar bagaimana ia berkesan baik
terhadap si nona. Ia merasa kasihan. Sekian lama ketiga
orang itu berdiri diam saja, cuma si nona terus menangis
sedih.
Akhir-akhirnya Tio It Hiong yang memecah kesunyian.
"Nona Siauw" berkata ia, "sebenarnya kenapakah kau menjadi
begini rupa ? Kenapa suhengmu ini mencari aku, hingga dia
menerbitkan gara-garanya ini ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kau.... kau...." berkata Wan Goat, tetapi cuma sebegitu
suaranya, airmatanya terus mengucur deras, tak dapat ia
meneruskan kata-katanya.
It Hiong mengawasi tajam. "Aku tahu aku tidak melakukan
kesalahan apa juga !" ia berkata pula sungguh. "Kalau benar
ada terjadi sesuatu aku minta kau tuturkan biar terang !"
"Ya, itu benar !" Kang Teng Thian turut bicara. "Kakakmu
ini bukan orang luar. Karena itu kau boleh bicara terang
terang ! Kau sebut kesalahannya supaya dia jangan terus
menerus berlagak pilon !"
Siauw Wan Goat mengeluarkan saputangannya buat
menepas airmatanya. Ia pun berhenti menangis.
"Kakak Hiong" katanya kemudian, perlahan, "kenapa kau
begini tak berbudi..."
Suara itu sangat sedih.
It Hiong bingung, kalau begini ia menerka urusan bukan
sebab urusan di Heng San itu. Maka ia lantas berkata
sungguh-sungguh, "Nona Siauw, kita sama-sama orang Kang
Ouw. Karena itu kalau kau bicara, bicaralah biar jelas !
Setahuku diantara kita tidak ada persahabatan atau pergaulan
kita baru mengenal satu dengan yang lain. Mengapa kau
katakan aku tidak berbudi ? Kapannya aku telah menyianyiakanmu
dan dalam urusan apakah ?"
Sambil berkata begitu It Hiong melirik Kang Teng Thian. Ia
mendapati muka orang merah padam dan tangannya dikepal,
tanda dari kemurkaannya. Ia heran hingga ia melengak.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Siauw Wan Goat mengawasi, matanya lemah, tampangnya
sangat lesu. Ketika ia berkata suaranya lemah juga. Katanya :
"Kakak Hiong benar-benarkah kau begini tak berbudi ? Kalau
begitu kenapakah kau mendustai dan menipuku ?"
Mukanya It Hiong merah dan pucat. Ia heran dan
mendongkol. Masih ia mencoba mengendalikan diri.
"Nona Siauw !" katanya, nadanya keras, "dalam urusan
apakah aku menipumu ? Kapannya aku menyia-nyiakanmu ?
Kau bicaralah terus terang supaya suhengmu ini mendengar
dan dapat menimbang !"
"Hal itu telah aku beritahukan suhengku" sahut si nona.
"Itulah urusan kita berdua, mana kakakku menimbangnya ?
Buatku sudah cukup asal aku tak berbuat, tak berbudi asal
tidak menyia-nyiakan diriku. Dengan begitu aku sudah puas,
tidak akan kau sesalkan padamu, kakak..."
It Hiong tunduk. Ia berpikir keras. Ia menerka si nona
tergila-gila padanya karenanya dia main gila, sekarang dia
mau gunakan kakaknya itu supaya si kakak mempengaruhnya.
"Tak mungkin !" pikirnya. Ia tidak kenal Wan Goat tadinya,
ia tidak bergaul dengan nona itu ! Darimana datangnya rasa
cinta ? Ya, ia belum pernah melakukan apa juga terhadap si
nona, apa pula terhadap kesucian dirinya.
"Nona ! Tio It Hiong adalah seorang laki-laki sejati !" kata ia
sungguh-sungguh, sikapnya gagah. "Kalau aku melakukan
sesuatu tak pernah aku sangkal itu ! Demikian terhadapmu !
Tak pernah aku melakukan apa juga ! Kita toh baru pernah
bertemu satu dua kali !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Ah, kakak !" kata Wan Goat, "apa katamu itu ? Sungguh
kau berkelakar ! Aku baru saja sembuh dari hajaran sebelah
tanganmu !"
It Hiong heran hingga ia mengawasi mendelong. Inilah
hebat. Kalau sumoay dan suheng itu berkongsi memfitnah
padanya sudah menganggap kehormatannya sumoay ini.
Kapannya ia pernah menghajar nona itu ? Bukankah itu yang
dinamakan orang "melukis ular dengan ditambahkan kakinya
?"
"Pasti disini ada sesuatu yang luar biasa...." pikirnya.
"Nona Siauw, sungguh aku tidak mengerti !" katanya. "Aku
pikir, baiklah hal ini dibikin terang....!"
Ah, Kak Hiong, kau memikir terlalu banyak...." kata si nona.
Kang Teng Thiang berdiri terus mengawasi muda mudi itu.
Ia heran hingga ia berpikir keras. Kedua pihak sama-sama
ngotot. Dapatkah ia datang sama tengah ? Adik itu harus
dikasihhani tetapi si adik tak dapat menggusari It Hiong.
"Sudah tak siang lagi." katanya kemudian. "Mari kita masuk
ke dalam kamar. Di sana kita bicara lebih jauh."
Memang, mereka itu bicara di tempat terbuka.
Orang tua itu menghampiri pengurus hotel, akan
melemparkan sepotong perak. Ia minta disediakan tiga buah
kamar yang bersih. Setelah itu ia mengikuti seorang pelayan
yang mengantarkannya ke dalam. Lebih dahulu mereka pergi
ke kamar mandi untuk membersihkan diri kemudia bertiga
mereka duduk disebuah kamar.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kamu berdua anak muda, kamu membuat aku si orang tua
pusing." kata kemudian Kang Teng Thian. "Sekarang, apa juga
urusan kalian, kalian boleh utarakan secara bebas, jangan
kuatir aku si orang tua mendengarnya."
Orang tua itu lantas menghampiri pembaringannya, ia naik
diatas itu untuk merebahkan diri, untuk beristirahat sambil
memejamkan mata.
Selama itu It Hiong menurut saja. Ia penasaran dan ingin
tahu ia dituduh tak berbudi di dalam urusan apa. Selekasnya si
orang tua merebahkan diri, ia lantas tanya, "Nona, kapannya
kau dilukai oleh aku ? Cobalah kau jelaskan duduknya hal !"
Siauw Wan Goat melirik dahulu ke arah pembaringan
kepada sang Toa suheng, kakak seperguruannya yang paling
tua, kemudian ia menghampiri si anak muda untuk menjawab,
"walaupun aku telah dihajar kau, aku tidak membencimu,
maka itu buat apa kita bicarakan pula urusan itu ?"
"Aku justru mau minta keteranganmu, nona !" kata It Hiong
mendesak. "Aku ingin kau menjelaskannya sebab aku tidak
mengerti."
"Sebenarnya sudah cukup asal kau ingat peristiwa itu." kata
si nona sabar. "Kenapa kau begini mendadak menghendaki
aku bicara ? Apakah kau tidak kuatir orang mendengarnya dan
nanti mentertawakannya ?"
"Aku hanya kuatir kau keliru, nona" kata It Hiong. "Baiklah
nona, tuturkan itu dan dengan jelas!"
Wan Goat mengawasi lilin, hatinya goncang. Ia menghela
nafas.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Di dalam hal ini aku yang harus dipersalahkan," katanya
perlahan. "Itulah disebabkan aku terlalu menyintaimu.
Demikian aku telah ditipu olehmu ! Dan sekarang habis ditipu
itu, aku pun dipermainkan...."
Ia tunduk dan menangis, air matanya meleleh, menetes
jatuh.....
It Hiong mengawasi, hatinya berpikir. Melihat keadaan si
nona, ia percaya nona itu tidak lagi mendusta. Hanya ia
merasa aneh, kenapa justru ia yang dituduh.
"Dilihat begini, mesti ada orang yang main gila...." pikirnya
kemudian. Ia menjadi curiga dan menerka-nerka. "Mesti hal ini
mesti dibikin jelas !"
Lantas anak muda kita merubah sikapnya. Ia mengulur
tangannya mencekal lengan si nona bagaikan seorang kakak.
Ia juga menyusut air matanya nona itu.
"Kau bicaralah, nona" katanya halus. "Kau tuturkan padaku
bagaimana caranya kau telah orang perhina. Kau tuturkan
semua biar jelas, supaya aku dapat mendengar dan
mengetahui...."
Wan Goat merasakan manis. Orang bersikap lemah lembut
terhadapnya. Maka diakhirnya ia meluluskan permintaan anak
muda itu.
Nona Siauw lantas menceritakan peristiwa di dalam hotel di
kota Lap kan di pinggiran propinsi Sa-coan, peristiwa malam
itu ia telah dipermalukan oleh It Hiong palsu yang ia sangka
Tio It Hiong tulen. Habis menuturkan, ia lantas mengawasi
anak muda di depannya itu untuk melihat sikap orang.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Oh, begitu" seru It Hiong perlahan, suaranya tertahan. Ia
terus tunduk.
"Kakak Hiong" berkata si nona heran, "kakak, kenapa kau
melupakan aku sampai begini ?"
It Hiong balik menatap.
"Kau dengar nona," katanya kemudian. "Aku juga
mempunyai sebuah cerita. Kau dengarkan lalu kau pikirkan.
Bersediakah kau ?"
Wan Goat heran, tetapi ia mengangguk.
It Hiong lantas bercerita halnya ia membantu Beng Kee
Eng, pamannya di gunung Ay Lao San, terus akhirnya sampai
disini mereka berdua bertemu. Ia menuturkan semua kecuali
halnya di In Bu San ia telah mencuri lihat dan mendengari
semua pembicaraan kawanan sesat itu yang dikepalai oleh
Yap It Tojin hendak memusuhkan kaum lurus.
Mendengar cerita anak muda ini, Wan Goat jadi berpikir.
Lantas ia ingat keterangannya Tan Hong tentang Tio It Hiong
palsu. Kalau anak muda ini benar, terang ia telah ditipu orang.
Tentu sekali hal itu membuatnya sangat bersusah hati. Tapi
kemudian ia ingat lain kata-katanya Tan Hong ialah, "Tak
perduli orang Tio It Hiong yang tulen atau yang palsu, semuamua
asal demi Tio It Hiong!" Maka ia pun lantas mengambil
keputusan, katanya pasti : "Telah kau pergi kemana, semua
itu tak akan perdulikan. Apa juga mau dibilang, aku toh telah
menjadi istrimu ! Apakah kau hendak membuang dan menyianyiakan
aku ?"
Alisnya It Hiong bangkit.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Nona Siauw !" katanya keras, "kau bicara pakai aturan
atau tidak ?"
"Tetapi" kata nona itu, "mana ada wanita yang memaksa
mengakui suaminya ? Mustahilkah ada dua orang yang sama
she dan namanya yang sama juga muka dan potongan
tubuhnya."
Panas hatinya It Hiong hingga tubuhnya menggigil, tetapi ia
mesti berdiam saja karena ia kewalahan untuk menyangkal si
nona.
Dengan susah payah Siauw Wan Goat membujuki kakak
seperguruannya mengikuti ia mencari Tio It Hiong, sekarang
ia telah berhasil mendapatkan anak muda itu. Mana ia mau
sudah saja, mana ia mau dengan mudah saja melepaskannya
pula. Ia tahu kecuali kali ini, lain waktu sukar buat ia mencari
pula anak muda itu. Ia lantas memegangi anak muda itu dan
menarik-nariknya, ia menangis dan mengatakan hendak mati
atau hidup bersama si pemuda.
Kang Teng Thian sudah layap-layap ketika ia dibikin
mendusin suara berisik adik seperguruan-nya itu. Ia bangkit
berduduk dan menanya : "Apalagi yang kalian ributkan ?"
"Toa suheng, kau berilah keputusan dalam urusan kami ini
!" berkata si nona menangis. "Dia......"
Teng Thian menyela sumoay itu dengan ia kata keras pada
It Hiong, "Tio It Hiong urusanmu dengan adikku ini, tak
perduli bagaimana duduknya, harus ada mulanya mesti ada
akhirnya, maka itu kalian harus menjadi suami isti ! Apakah
kau sangka kami orang-orang To Liong To dapat diperhina ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
It Hiong tidak kena digertak. "Kang cianpwe" berkata ia
lantang, "bukankah aku telah bicara terus terang barusan ?
Apakah kau tidak mendengar nyata ? Aku telah tuturkan hal
ikhwalku, bagaimana aku telah terkurung di Ay Lao San,
karena itu mana dapat didalam waktu yang bersamaan aku
berada di kecamatan Lapkee di Sucoan dan berada bersamasama
adik seperguruanmu ini hingga dia mendapat perlakuan
seperti yang dia tuturkan itu ? Aku pikir yang terang ialah dia
telah terpedayakan orang jahat...."
"Ya, aku si orang tua telah mendengar nyata." menjawab
ketua dari To Liong To itu. "Tapi mana dapat kata-katamu itu
menipuku ? Apakah kau hendak menggunakan lidahmu yang
tajam buat mencuci diri bersih-bersih untuk menyia-nyiakan
saudaraku ini ? Hm !"
It Hiong menjadi gusar. Ia telah berlaku jujur tetapi orang
tidak percaya padanya ! Ia merasa terhinakan. Kata ia sengit,
"Akulah laki-laki sejati, mana dapat kau menyia-nyiakan
seorang gadis remaja ? Kang Cianpwe, habis apakah maumu
?"
"Hm !" Kang Teng Thian memperdengarkan suaranya yang
dingin. "Kalau kau tidak menjadi suami istri, hendak aku si
orang tua membawamu ke Siauw Sit San, buat mencari In
Gwa Sian ayah angkatmu itu, guna membuat perhitungan
dengan. Urusan kalau ini akan aku gunakan sebagai cara
mengundang mengumpulkan semua jago rimba persilatan
supaya merekalah yang nanti memberikan keputusan yang
adil ! Sampai itu waktu hendak aku lihat kau masih
mempunyai muka tidak !"
It Hiong terkejut. Pasti ia merasa malu kalau urusan ini
sampai tersiar di muka umum. Tak mau ia yang nama
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
perguruannya, nama ayah angkatnya terbawa-bawa
karenanya. Maka itu ia menjadi berlaku sabar pula.
"Kang cianpwe," kata ia, "dalam hal ini kita perlu dengan
pembicaraan terlebih jauh. Aku minta kau jangan bergusar
dahulu supaya janganlah si manusia jahat lolos dan bebas
sebebas-bebasnya...."
Kang Teng Thian menjawab tetap : "Asal kau suka
menerima baik urusan ini, asal kau suka mengakui adik
seperguruanku adalah istrimu, suka aku tidak membikin susah
padamu !"
Siauw Wan Goat menarik ujung bajunya si anak muda.
"Kakak Hiong," katanya berduka, "kau jawablah kakakku itu
! Kakak, asal kau suka menerima baik aku, aku bersedia
sekalipun menjadi pelayan atau budakmu, semua-mua aku
rela !"
Kembali sepasang alisnya It Hiong bangkit, dari duduknya
ia bangun berdiri. Ia berjalan bolak balik dengan kedua
tangannya di pinggangnya. Ia merasakan hatinya berat
melebihkan tindakan kakinya.
Teng Thian dan Wan Goat mengawasi tanpa berkedip.
Mereka melihat dibawah sinarnya api bagaimana pemuda
yang tampan itu tampak sangat berduka, sedikit juga tak ada
tanda-tandanya bahwa dia mendusta atau ia lagi berpurapura.
Siauw Wan Goat mengawasi terus hingga ia merasa bahwa
pemuda ini benar-benar Tio It Hiong yang asli, bahwa orang
yang ia ketemukan di kecamatan Lapkee itu pastilah Tio It
Hiong palsu. Ia merasa dapat membedakan sikap duduk
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
orang. Walaupun demikian tak dapat ia melepaskan anak
muda ini. Kesucian dirinya sudah dikorbankan...
It Hiong berpikir keras. Tak dapat ia dipaksa Teng Thian.
Rasa hormat dirinya melarangnya, ia tidak bersalah. Tapi, ia
mesti mencari jalan untuk meloloskan diri. Bagaimanakah ?
"Nona," kemudian ia kata perlahan kepada Siauw Wan
Goat, sikapnya ramah. "Kau sangat mencintai aku, inilah aku
mengerti. Tak selayaknya kalau cintamu itu disia-siakan....
Akan tetapi keadaan kita lain. Masa dapat aku dipaksa ? Di
dalam hatimu nona, maukah kau akan cinta paksaan ?"
Wan Goat tunduk, ia tampak likat. Ia mengangkat
kepalanya akan mengawasi si anak muda, hendak ia bicara
tetapi gagal....
Tapi Kang Teng Thian membentak : "Tio It Hiong, jangan
kau jual lagak lagi ! Kau harus ketahui pukulanku si orang tua
Bu Eng Sin Kun tak dapat dipandang ringan !"
Pukulan itu, Bu Eng Sin Kun ialah pukulan sakti, pukulan
dahsyat "Tanpa Bayangan".
It Hiong pun menjadi habis sabar. Tak puas ia dengan
ancaman itu. Alisnya bangkit dengan tiba-tiba. Dengan
kecepatan kilat, ia menghunus Keng Hong Kiam, Pedang
Mengejutkan Pelangi, hingga sinarnya menyilaukan mata.
Dengan satu bacokan, ia membuat ujung meja putus
terkutung !
"Tio It Hiong cuma dapat menerima cinta suci murni dari
Nona Siauw Wan Goat, " kata ia nyaring. "Tetapi buat menjadi
suami istri, itulah satu hal penting. Sekarang ini aku
menghendaki diperiksa dahulu tentang peristiwa yang
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
sebenar-benarnya di rumah penginapan di kecamatan Lapkee
itu, setelah ada kepastian dan kenyataan, akan aku minta
persetujuan dahulu dari kedua kakakku, baru dapat aku
mengambil keputusan ! Nona, beginilah keputusanku
sekarang, dapatkah kau mengerti dan memaafkan aku ?"
Wan Goat menangis dengan air matanya bercucuran deras.
"Kakak Hiong, semua-muanya aku terserah kepadamu !"
sahutnya sedih. Ia putus asa dan tak berdaya.
Dengan hanya satu jejakan pada lantai, tubuhnya It Hiong
mencelat keluar dari jendela.
"Hm !" bersuara Kan Teng Thian yang menjadi sangat
gusar. "Sumoay, urusan jodohmu ini mengenai
kehormatannya To Liong To, maka itu kalau si orang she Tio
menampik, itulah tak mungkin !"
Belum lagi berhenti dengung kata-kata si orang tua, ketua
dari pulau To Liong To, atau tertua dari Cit Mo, Tujuh
Bajingan atau tubuhnya sudah mencelat juga keluar jendela
untuk menyusul anak muda kita.
Wan Goat terkejut, tetapi ia menghela nafas. Tanpa ayal
lagi ia pun lompat keluar jendela, meninggalkan kamarnya itu,
guna menyusul kedua orang itu, maka dalam kegelapan sang
malam, tiga bayangan orang tampak berkelebat saling susul.
Sebenarnya malam suaram sebab adanya sisa sinar si putri
malam.
Kang Teng Thian mendapat tahu Wan Goat menyusulnya,
ia lari menyusul It Hiong tidak dengan sekeras-kerasnya. Ia
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
harus menjaga supaya adik seperguruan itu tak ketinggalan
jauh dan kesasar.
Orang berlari-lari terus sampai jam tiga atau empat, lantas
jago dari To Liong To itu kehilangan orang yang disusulnya.
Ketika itu Wan Goat telah bernapas sengal-sengal dan
tubuhnya bermandikan peluh tetapi karena kuatir nanti
dimarahi kakak seperguruannya, ia menyusul terus....
"Bocah she Tio itu pandai lari cepat," kata Teng Thian
kemudian, "pantas kau sangat menggilai dia, adikku !"
Wan Goat melotot memandang kakak itu tetapi sambil
menyusuti peluhnya ia kata sabar : "Oleh karena urusanku
kakak, kau menjadi capek dan pusing..."
Hatinya si kakak panas, kata dia keras : "Kalau tidak karena
aku menunggui kau, sumoay, hingga aku mesti memperlahan
lariku, pasti bocah itu akan sudah merasai pukulan Bu Eng
Sing Kun ku !"
Wan Goat diam saja, tak mau ia mengatakan sesuatu yang
bisa membikin kakak itu bertambah besar marahnya.
Tatkala itu, orang telah tiba di Heesia tiang dan tengah
berjalan didalam kota. Tepat mereka membiluk disebuah gua,
mereka berpapasan dengan Tio It Hiong. Hanya sekarang
pemuda ini ada bersama seorang laki-laku muda usia tiga
puluh lebih yang membekal pedang pada punggungnya.
Anak muda itu sudah lantas melihat Kang Teng Thian di
belakang siapa ada Siauw Wan Goat, ia mengawasi nona itu,
lalu Teng Thian lantas ia menarik tangan kawannya untuk
segera diajak berlari pergi !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Thian melihat orang lari, hatinya semakin panas.
"Hm ! Hm !" dia perdengarkan suara dingin berulang kali.
"Apakah kau masih memikir buat lolos dari tanganku ?"
Segera jago tua itu lari mengejar.
Di dalam waktu yang pendek orang sudah lari keluar dari
dalam kota. Teng Thian tidak lagi menanti-nanti adik
seperguruannya, bahkan ia berkeras larinya. Selekasnya
mereka tiba di kaki bukit Loaw san, It Hiong berdua sudah
hampir tersusul. Kedua pihak cuma terpisah belasan tombak
satu dari lain.
"Orang she Tio, tahan" teriak ketua To Liong To itu.
Tio It Hiong dan kawannya berhenti berlari, segera mereka
memutar tubuh.
"Lotiang, apakah she dan namamu yang besar ?" tanya si
anak muda. "Kenapa kau mengejar aku ?"
Teng Thian berseru sambil berlari terus, hingga ia lantas
berada di depan orang sejarak tiga tombak. Terus ia tertawa
dingin dan berkata keras : "Orang she Tio, pandai kau
berpura-pura ! Masih kau berlagak tak mengenali aku si orang
tua ? Hm !"
Sebelum si anak muda menjawab, dia didahului oleh
kawannya yang membekal pedang itu sembari memberi
hormat, dia itu tanya hormat : "Tuan, adalah kau Cianpwe
Kang Teng Thian dari To Liong To ? Aku yang rendah
bernama Teng It Beng dan ini adik angkatku."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Thian membentak memutuskan kata-kata orang. "Aku
tidak perduli kau siapa ! Bocah, tidak dapat tidak, kau perlu
diajar adat !" Dan dengan bengis ia menuding anak muda itu.
Mendengar itu It Hiong berdua lantas dapat menerka
maksud orang. Inilah tidak heran sebab It Hiong itu It Hiong
palsu, dia Gak Hong Kun si licik ! Hanya Hong tidak kenal
Teng Thian serta tidak tahu orang berkepandaian berapa
tinggi. Cuma karena adanya Wan Goat, ia menduga yang satu
pertempuran tak akan dapat dihindarkan lagi, tidak takut
terutama karena adanya Teng It Beng bersamanya. Ia lantas
menghunus pedangnya dan berkata garang : "Kang Teng
Thian, kalau kau benar mempunyai kepandaian kau
keluarkanlah itu !"
Teng It Beng sebaliknya dari pada kawannya itu. Ia juga
tidak tahu ketua To Liong To lihai sampai dimana, tetapi ia
pernah mendengar tentang hebatnya "Bu Eng Sun Kun" maka
ia tidak menghendaki kawannya berlaku sembrono. Ia lantas
maju menyelak diantara dua orang, ia kata : "Kang Tocu,
kalau diantara kau dan saudaraku ini ada ganjalan aku minta
sudilah kau menjelaskan dahulu ! Untuk bertempur waktunya
masih banyak !"
Tepat itu waktu Siauw Wan Goat dapat menyandak kakak
seperguruannya. Selekasnya dia melihat Hong Kun dia lantas
mengawasi sangat tajam dan bersinar terang untuk meneliti
ada apa yang membedakan It Hiong tulen dari yang palsu.
Hong Kun tahu yang dia pernah menipu orang, diawasi
nona Siauw dia agak takut. Diapun agak kuatir yang
rahasianya nanti terbuka. Maka dia lantas membawa
tingkahnya itu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Kang Teng Thian menunda penyerangannya. Tak mau ia
sembarang menyerang orang, ia hendak menjaga nama
baiknya. Tapi ia tak dapat berdiam saja. Maka ia terus
menunjuk adiknya, dengan suara dalam, ia kata pada Teng It
Beng : "Bocah she Tio itu telah menghina adik seperguruanku
ini, untuk mengelakkan diri dia lari menghilang."
Hong Kun tidak menanti It beng menjawab orang tua itu,
dia menjalak dengan suaranya yang berupa bisikan seperti
suara lalar. "Saudara Teng, tolong kau layani situa ini bicara
atau tahanlah dia buat beberapa jurus, aku membekuk dulu
budak perempuan Siauw Wan Goat itu, buat dijadikan
manusia tanggungan, setelah itu baru kita berhitungan
dengannya !"
Begitu suaranya berhenti, begitu Hong Kun lompat kepada
Siauw Wan Goat, untuk menyerang si nona dengan
pedangnya yang mengancam kepala orang, berbareng dengan
itu, tangan kirinya menotok ke jalan darah kie bun di dada si
nona. Sebab itulah totokan "Menawan Naga."
Siauw Wan Goat terkejut atas datangnya serangan tiba-tiba
itu. Sukur untuknya, ia justru lagi mengawasi tajam anak
muda itu hingga ia tak sampai terbokong. Secara wajar ia
berkelit dengan lompatan "Kwie Siam Hian" yang menjadi
kepandaiannya yang istimewa "Kelitan Bajingan". Tapi ia toh
terkejut hingga mengeluarkan seruan tertahan.
Selekasnya ia bebas, ia lantas menghunus pedangnya guna
menutup dirinya.
Di lain pihak, baru saja Hong Kun membokong itu, atau
diapun menjerit secara perlahan, tubuhnya sudah lantas
mencelat mundur pula ke belakangnya Teng It Beng,
sedangkan sebenarnya dia hendak membekuk si nona. Itulah
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
secara diam-diam Kang Teng Thian sudah menyerang dengan
Bu Eng Sin Kun yang mengenai pergelangan tangan yang
memegang pedang hingga dia merasa nyeri, hampir
pedangnya terlepas dari cekalannya.
Menampak demikian, Teng It Beng terus saja menyerang si
jago tua. Ia membacok bahu kanan jago tua itu....
Ketua To Liong To mendapat lihat datangnya serangan, ia
berkelit ke samping, terus ia membalas menyerang dengan
tangan kirinya. Kembali ia menggunakan Bu Eng Sin Kun,
Kepalan Tanpa Bayangan. Tapi ia masih ingat urusan diantara
It Hiong dan Wan Goat, ia menyerang tidak dengan cara
hebat. Ia cuma hendak membuat senjata orang terlepas dari
cekalan.
Teng It Beng lihai dan berpengalaman. Ia segera menerka
pastilah Kang Teng Thian sudah menggunakan ilmu Bu Eng
Sin Kun, maka itu sembari melayani ia senantiasa mengawasi
jago tua itu, dengan begitu saban-saban ia bisa melihat
serangannya sang lawan.
Cepat sekali jalannya pertempuran diantara kedua jago itu.
Hanya sebentar saja sepuluh jurus telah dilewatkan. Kang
Teng Thian menyerang saling susul secara berantai, tetapi It
Beng berkecepatan bagai angin, dia selalu berkelit dari
berbagai pukulan Kepalan Tanpa Bayangan.
Selama itu It Hiong mesti menonton sambil menahan
nyerinya tangan kanannya sampai tak dapat diangkat. Ia
berkuatir ketika ia menyaksikan saudara angkatnya yang
memegang pedang, tetapi terjatuh di bawah angin. Ia takut
kalau-kalau tak sampai dua puluh jurus, saudara itu bakal
kena dirobohkan. Maka diam-diam ia melawan rasa nyerinya
itu, ia mencoba mengatur pernafasannya guna membikin
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
darahnya berjalan seperti biasa. Di lain pihak, diam-diam ia
melirik Siauw Wan Goat sebab ia takut nona itu nanti turun
tangan.
Selang hampir setengah jam reda sudah nyerinya Hong
Kun. Sekarang lantas ia memikir jalan untuk meloloskan diri.
Apakah jalan itu ?
"Tidak bisa lain, mesti aku gunakan bubuk beracunku...."
pikirnya. Ia ingat Sie Hun Tok Hun racunnya itu. Maka ia
lantas merogoh ke dalam sakunya. Justru itu ia mendengar
suara tertahan dari It Beng. Ketika ia menoleh, ia mendapati
tubuh saudara itu terhuyung-huyung beberapa tindak
sedangkan pedangnya terlempar setombak lebih jauhnya. Ia
kaget, ia lantas melompat maju. Tidak ada ketika lagi buat ia
main ayal-ayalan, setelah berlompat itu tangannya dikibaskan
guna membuyarkan bubuknya.
Hanya sekejap itu tersiarlah bau yang harum yang
menusuk hidung. Bubuk itu berhamburan dalam rupa merah
naga.
Sebenarnya Kan Teng Thian bermurah hati. Ketika ia
menghajar lengannya It Beng, ia tak menggunakan tenaga
seluruhnya. Kalau tidak pastilah orang she Teng itu bakal
terbinasa seketika. Setelah melihat lawan terhuyung, ia terus
menoleh ke arah It Hiong palsu, maksudnya untuk menegur,
kebetulan ia melihat orang menggunakan bubuk beracunnya
itu. Mendapat pengalaman di Tay San tahulah ia kenapa
musuh menggunakan bubuk jahat itu. Itulah pertanda musuh
mau mengangkat kaki. Ia telah berpengalaman, tak mau ia
menyerahkan diri menjadi korban bubuk itu, maka juga cepat
sekali, ia menyerang dengan jurus silat perguruannya
menghajar buyar bubuk itu. Itulah Cian Pian Ciang, Pukulan
Seribu Perubahan.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Menyaksikan demikian orang telengas, Kang Teng Thian
menjadi sangat gusar, akan tetapi selekasnya bubuk buyar, ia
telah kehilangan si anak muda dan juga It Beng. Ia tahu
sebabnya itu, tapi hal itu justru membuatnya gusar.
"Cit Moay, mari kita kejar mereka !" ia serukan adik
seperguruannya. Dan ia lantas berlompat akan lari mendahului
adik seperguruannya itu.
Siauw Wan Goat tidak berayal menyusul kakak seperguruan
itu. Ia sudah mencurigai It Hiong palsu. Tadi ia hendak
membeberkan rahasia orang, tidak disangka Hong Kun telah
mendahului menyebar bubuknya itu yang merupakan tirai
bubuk hingga dia dan saudaranya kena teraling dan bisa kabur
meninggalkan jago-jago dari To Liong To.
Dua saudara itu berlari-lari ke sepanjang kaki bukit terus
melintasi ke sebuah jalan umum, jalan yang menuju ke
propinsi Ouwlam. Dari situ lantas tampak di kejauhan tubuh
kecil Hong Kun berdua, hanya sekarang mereka itu bukan
berlari-lari hanya berjalan dengan perlahan. Bersama mereka
tampak seorang rahib dari Agama To sebagaimana terlihat
tegas dari jubah suCinya.
Kang Teng Thian tidak mau pikirkan siapa si rahib, ia terus
lari menyusul. Hebat ilmu ringan tubuh Kwie Siam Tong Hian
dari To Liong To. Dengan lekas ia sudah menyandak sejauh
beberapa tombak.
Segera jago dari To Liong To mengenali siapa rahib itu.
Ialah It Yap Tojin. Dia dalam perjalanan pulang dari gunung
In Bu San dan disitu kebetulan bertemu dengan Hong Kun
berdua It Beng. Sedangkan Hong Kun bersama It Beng
sebenarnya mau pergi ke In Bu San sebab ia mendengar hal
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
gurunya mengumpuli orang di gunung itu. Kebetulan sekali,
guru dan murid bertemu di tengah jalan selagi Hong Kun dan
It Beng menyingkir dari Kang Teng Thian.
Maka bertemu muridnya, It Yap Tojin menjadi heran. Ia
tidak mengenali murid itu, ia menyangka kepada Tio It Hiong.
Kesaksiannya It Beng yang membuatnya percaya. Maka
kesudahannya mereka jalan sama-sama. Karena mereka
berjalan dan bukannya berlari-lari, mudah saja mereka
bercandak Teng Thian.
"Tio It Hiong, bocah tahan !" bentak jago tua itu.
It Yap Tojin yang berpaling dahulu. Ia mengenali ketua To
Liong To.
"Oh, Kang Tocu !" sapanya tertawa. "Ada apakah ?"
Teng Thian heran mendapatkan It Yap Tojin ada bersama
si anak muda. Bukankah It Yap Tojin mengumpuli kawan guna
memusnahkan Siauw Lim Pay serta partai lainnya yang
menentang kaum sesat ? Kenapa dia berada bersama It
Hiong, orang dari pihak lawan ? Maka itu ia mengawasi tajam
pada rahib itu pertanda yang ia kurang senang. Atas
pertanyaan si rahib, ia lantas kata dingin : "Toheng, kiranya
kaulah si penjual kaum kerabat Kang Ouw ! Kau jadinya
adalah si kampret !"
Ditegur begitu It Yap dapat menerka maksud orang.
"Kang Tocu, harap kau jangan salah paham"katanya. "Ini
adalah......
Hampir It Yap membuka rahasia muridnya. Mendadak ia
ingat bahaya yang mengancamnya kalau ia mengakui Hong
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Kun sebagai It Hiong palsu, bahwa Hong Kun adalah
muridnya. Kalau rahasia itu tersiar secara umum, ia bisa dicela
dan dimusuhi orang ramai dan muridnya itu bisa bercelaka
juga. Maka ia lantas menunjuk pada Teng It Beng sambil
memperkenalkan : "Inilah sahabatku kaum Kang Ouw,
saudara Teng It Beng !"
Teng Thian memperdengarkan suara dingin, "Hm !"
"Dan ini" tanyanya, menuding It Hiong palsu, "Apakah
diapun sahabat Toheng ?"
Tak dapat It Yap Tojin menjawab sejujurnya, buat
mendusta pun ia tidak berani. Di lain pihak, sikap orang
membuatnya tidak senang. Maka akhirnya ia menjawab
dengan dingin : "Di belakang hari Tocu bakal ketahui jelas,
jadi sekarang tak usahlah kau tanya-tanya !"
Ketua To Liong To menjadi tidak puas. Ia tak senang hati.
"Toheng." katanya. "Kalau Toheng membekuk bocah ini, itu
baru namanya kau dapat membedakan siapa kawan, siapa
lawan."
It Yap Tojin tertawa lama.
"Hebat suaramu ini Kang Tocu !" katanya. "Nyatalah kau
hendak menggunakan soal umum ini guna kepentingan
pribadimu sendiri ! Apakah kau menghendaki pinto turun
tangan hanya guna adik seperguruanmu ?"
Hebat pertanyaan itu. Mukanya Teng Thian menjadi merah,
ia merasa kulit mukanya panas sekali. Ia tidak menjawab si
rahib, hanya mendadak ia menyerang kepada Hong Kun, dada
siapa dijadikan sasaran !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Hong Kun cerdik dan licik, dia selalu waspada maka waktu
ia melihat ia diserang jago itu lantas ia berkelit. Meski begitu
ia toh kurang cepat, maka bahunya kena terhajar, saking nyeri
tubuhnya terhuyung beberapa tindak. Rasa nyeri itu sampai ke
hulu hatinya !
Kang Teng Thian maju pula dua tindak untuk mengulangi
serangannya.
It Yap Tojin terkejut.
"Orang she Kang, kenapa kau tidak memakai aturan ?"
tegurnya. Ia pun maju untuk menyerang iganya jago dari To
Liong To.
Teng It Beng pun kaget melihat Hong Kun terancam
bahaya, dengan dua tangannya ia menangkis Bu Eng Sin Kun
guna membantu kawan itu.
Ketika Kang Teng Thian mengulangi menyerang Hong Kun,
ia telah memasang mata terhadap It Yap Tojin. Selekasnya
rahib itu menegur dan menyerang, ia dapat segera menggeser
tubuh setengah tindak untuk sembari memutar tubuhnya itu ia
juga meneruskan menyerang ! Ia mendongkol, maka itu ia
mengerahkan tenaga delapan bagian !
It Yap pun menjadi gusar, hendak ia melayani jago itu atau
mendadak ia ingat perlawanannya Bisa merusak usahanya
membangun Bu Lim Cit Cun. Maka ia lantas lompat mundur
tujuh tindak.
"Kang Tocu, tahan !" Ia berseru. "Mari kita bicara !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Meski ia berkata begitu, diam-diam rahib ini mengedipi
mata kepada Hong Kun dan It Beng maka murid serta
kawannya segera mengangkat kaki.
Kang Teng Thian menunda penyerangannya, selekasnya ia
melihat It Yap tidak melayani ia bertempur.
"Ada bicara apa ?" tanyanya.
It Yap Tojin tertawa.
"Kang Tocu, benar hebat Bu Eng Sin Kun mu itu." dia
memuji. "Hari ini mata pinto telah dibuka. Sungguh aku
sangat kagum."
Siauw Wan Goat menyelah.
"Apakah kau juga jeri terhadap kepalan kakak
seperguruanku ini ?" tanyanya.
It Yap Tojin mendelik kepada nona itu. Ia mendongkol.
Tapi ia menahan sabar.
"Kang Tocu," katanya, "salah paham ini jadi makin besar !
Pinto justru hendak menanya Tio It Hiong si bocah tentang
duduknya perbuatannya terhadap adik seperguruanmu dan
siapa tahu disini kita kebetulan bertemu. Pinto hendak
menanya dia secara baik-baik supaya dia suka memberikan
keterangan yang sebenar-benarnya. Mengenai sikapku ini
pinto minta Tocu suka memakluminya."
Teng Thian dapat tahu maksud orang tetapi karena Hong
Kun berdua sudah mengangkat kaki, ia bersabar. Sebaliknya
daripada bergusar, dia tertawa.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Memang aku si orang she Kang bertabiat keras dan
sembrono." kata dia. "Aku tak mengerti akan siasatmu,
Toheng. Maka beruntunglah bocah itu yang dapat
mengangkat kaki !"
It Yap Tojin senang dengan kesudahan itu. Ia berhati lega
yang Kang Teng Thian tidak menghajar Hong Kun. Ia
menganggap tak perlu ia berdiam lebih lama pula disitu.
Segera mengangkat kaki adalah jalan yang paling baik, maka
ia memberi hormat sambil menjura seraya berkata : "Buat
urusan adik seperguruanmu Tocu, akan kau tetap membuat
penyelidikan. Maka itu sekarang hendak aku susul bocah she
Tio itu. Sampai kita jumpa pula !"
Tanpa menanti jawaban lagi, imam itu lantas berangkat
pergi.
Teng Thian tidak menahan imam itu, ia hanya mengawasi
orang berjalan dengan cepat. Ia cuma memperdengarkan
ujaran "Hm!" Kemudian ia berpaling kepada adik
seperguruannya dan kata : "Nampaknya urusan benar sulit.
Cit Moay apakah kau telah melihat sesuatu yang
mencurigakan ? Bagaimana bedanya Tio It Hiong malam itu
dipadu dengan Tio It Hiong itu ?"
Wan Goat terperanjat atas pertanyaan suheng itu. Ia
memang sedang berpikir keras sebab kesangsiannya makin
bertambah. Ia pula kuatir sangat bahwa Tio It Hong yang
mengganggunya benar Tio It Hiong yang palsu. Kalau benar
demikian, sungguh celaka. Bagaimana dengan dirinya nanti ?
Ia menggigil.
"Suheng" sahutnya perlahan sambil duduk, "hal ini
membuat aku jeri sekali hingga aku rasanya mau mati.....
Suheng, didalam hal ini, aku minta sangat bantuanmu."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tak dapat si nona meneruskan kata-katanya. Air matanya
turun deras dan mulutnya bagaikan terkanCing hingga
akhirnya ia cuma dapat menangis sedu sedan.
Pikirannya Teng Thian kacau, ia merasa berkasihan
terhadap sumoaynya yang manis itu. Apa yang ia harus
lakukan ?
"Ah, anak tolol, buat apa kau menangis saja ?" katanya
kemudian. "Apakah tangismu akan menolongmu ? Kita harus
berdaya dan bekerja ! Biar bagaimana akan aku bertanggung
jawab buat urusan ini ! Aku pikir dia Tio It Hiong tulen atau
palsu yang sudah pasti ialah jodohmu harus direcokkan !"
"Tapi aku kuatir, suheng." berkata si nona berduka. "Aku
bukannya takut It Hiong menyangkal, yang aku takuti ialah dia
It Hiong yang palsu...."
Teng Thian berdiam. "Begini, sumoay !" katanya kemudian,
suaranya pasti. "Sekarang kita tinggalkan dulu Tio It Hiong ini,
sekarang kita pergi ke kuil Siauw Lim Sie di Siang San untuk
mencari In Gwa Sian ! Beranikah It Hiong menyangkal di
depan ayah angkatnya itu ? Nah, mari kita berangkat !"
Dan kakak tua itu berjalan sambil menarik tangan adiknya.
Sementara itu baiklah kita menengok dulu kepada Teng
Hiang yang turut Kwie Tiok Giam Po meninggalkan gunung In
Bu San. Di sepanjang jalan, budak cerdik dapat saja jalan buat
membuat si nyonya tua menjadi bergirang, hingga dia suka
tertawa dan nampak selalu tersenyum-senyum. Ia membuat
nyonya tua itu sangat menyukainya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Selang beberapa hari, tiba sudah mereka di Ay Lao San. Di
gunungnya ini, selagi Kwie Tiok Giam Po mengajak Teng
Hiang melintas sebuah tikungan, tiba-tiba mereka
bersamplokan dengan Tan Hong. Nona Tan terperanjat sebab
tak ada ketika lagi buat ia menghindari pertemuan itu.
"Eh, Tan Hong." tegut Teng Hiang, "mau apakah kau
datang ke gunung ini ?"
Tan Hong melengak. Ia bukan menjawab, ia justru balik
bertanya.
"Teng Hiang." demikian pertanyaannya, "mau apa kau
datang ke Ay Lao San ini ?"
Kwie Tiok Giam Po melirik tajam kepada nona dari pulau
Hek Keng To itu.
"Hai, budak setan!" katanya nyaring, nadanya dingin. "Kau
tentunya telah menyelundupi memasuki gunungku ini ! Kau
pasti mengundang maksud yang tidak baik ! Hayo bilang
apakah maksud kedatanganmu ini ?"
Parasnya Tan Hong menjadi merah pucat.
"Kwie Tiok Giam Po !" sahutnya keras. "Nonamu datang
kemari justru buat mencarimu !"
Si nyonya tertawa terkekeh.
"Sungguh mulutmu besar, budak setan !" katanya. "Nah,
kau bicara terus terang ! Aku beri ketika kepadamu ! Aku
memberimu ampun ! Habis kau bicara baru aku akan
menghajar adat padamu !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tan Hong tidak menghiraukan ancaman itu. Dengan
bersungguh-sungguh dia tanya : "Tio It Hiong telah
menempur Barisan pedang rahasiamu, setelah itu, manakah
tapak jejaknya ? Dia sudah menutup mata atau hidup ? Kau
harus memberitahukan hal ini padaku dengan sebenarbenarnya
!"
Ditulis Oleh : ali afif ~ Ali Afif Hora Keren
Tulisan Cerita Romantis 10 : Iblis Sungai Telaga ini diposting oleh ali afif pada hari Kamis, 27 April 2017. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca Tulisan ini di Blog Ali Afif, Bukan Blogger terbaik Indonesia ataupun Legenda Blogger Tegal, Blogger keren ya Bukan. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.