- Cerita Romantis 13 Pendek : Iblis Sungai Telaga
- Cerita Romantis 12 Nangis : Iblis Sungai Telaga
- Cerita Romantis 11 Happy Ending : Iblis Sungai Tel...
- Cerita Romantis 10 : Iblis Sungai Telaga
- Cerita Romantis Terbaik Sepanjang Masa : Iblis Sun...
- Cersil Hora Romantis Ke 8 Iblis Sungai Telaga
- Cerita Cinta Silat Romantis : Iblis Sungai Telaga ...
- Cersil Cerita Romantis Sedih: Iblis Sungai Telaga ...
Nona Teng dan Wang Goat kaget sekali, tentu saja mereka
bingun dan ingin menyingkir dari dalam kereta itu atau
mereka menjadi terlebih kaget pula. Mendadak api berkelebat
menyambar kain tenda yang terus menyala hingga tampaklah
cahaya terangnya api itu ! Dirintangi api, Teng Hiang dan Wan
Goat tidak dapat lompat keluar. Terpaksa mereka kembali ke
tempat dimana tadi mereka mengambil tempat.
Bertepatan dengan itu berhentilah kereta itu berjalan dan
dari luar kereta lantas terdengar suara nyaring, "Oh budak
perempuan busuk ! Bagaimana kau berani membakar keretaku
?"
Itulah suaranya si tukang kereta. Api sementara itu
berkobar terus, atau mendadak datang hembusan angin yang
keras yang membuat kebakaran itu padam.
Ketika itu si orang tua keriputan sudah lompat turun ke
tanah, dia memutar tubuhnya dan menggapai ke kereta,
"Anak, mari turun !"
Lek Hoat Jiu Long sementara itu kaget melihat dari dalam
keretanya lompat turun orang tua bermuka keriputan itu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Sejak dia lolos dari bahaya di luar kota Ceelam dimana dia
ditolongi Gak Hong Kun dan Teng It Beng dia terus merantau.
Dia mengerti keganasannya bubuk beracun yang
menyebabkan mati dan lukanya dua orang muridnya pendeta
dari Goan Cie Sie, maka kemudian dia mencari bubuk serupa
itu. Dengan mempunyai benda beracun dia jadi semakin jahat.
Pada suatu hari di dalam kota Gakyang, Lek Hoat Jiu Long
bertemu dengan Siauw Wan Goat. Dia tersengsem oleh
kecantikannya nona itu lantas ia menguntitnya. Malam itu,
kira-kira jam tiga di penginapan, Wan Goat disergap. Dia
memasuki kamar dengan membongkar jendela. Langsung dia
menghampiri pembaringan. Waktu dia menyingkap kelambu,
lantas dia melihat si nona sedang tidur yang tubuhnya sangat
menggiurkan. Tanpa ayal lagi dia melancarkan tangannya
niatnya akan menotok nona tiu agar si nona tak sadarkan diri.
"Plak-plok !" demikian terdengar dua kali suara tamparan.
Itulah tamparan pada mukanya Lek Hoat Jiu Long, yang
membuatnya kaget dan nyeri, kepalanya pusing, telinganya
berbunyi. Tapi dia tak takut, dia justru gusar. Maka sambil
memutar tubuh, dia menyerang ke arah darimana serangan
datang. Itulah jurus "Harimau Galak Menoleh."
Serangan ini mendatangkan satu suara keras tetapi juga
menyebabkan si penyerang merasai tangannya nyeri.
Serangan dia bukan mengenai sasarannya hanya sebuah kursi
hingga kursi itu berantakan ! Dia heran ! Kursi biasa
dipinggiran dinding, kenapa sekarang berada di tempat lain
bahkan di belakangnya.
Dalam bingung Jiu Long menoleh ke kelilingan. Kamar itu
kosong. Kursi di sisi meja jadi tidak ada. Jadi itulah kursi yang
barusan terhajar olehnya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Heran !" pikirnya sambil berdiri menjublak.
Tiba-tiba terdengar suara orang bicara, datangnya dari
kelambu. Kata suara itu, "Lek Hoat Jiu Long, kau wakilkan aku
membawa wanita ini ke penginapan di Kho tiam cu. Kau tahu
atau tidak ?"
Jiu Long bukan menjawab ia hanya segera menyerang pula
ke dalam kelambu, hingga kelambunya tersingkap, hingga ia
melihat si nona rebah melingkar dengan tangan dan kakinya
terbelenggu sedangkan rambutnya tubuhnya tak berkutik. Ia
menjadi bertambah heran.
Hanya sebentar datang pula suara dari dalam kelambu itu,
dingin dan mengancam, "Jika kau tahu diri, lekas lakukan apa
yang aku perintahkan ! Lekas ! Awas jangan memikir yang
tidak-tidak terhadap si wanita ! Atau kau bakal mati dengan
terlebih dahulu mengalami siksaan dengan api ! Hm !"
Jiu Lonng tidak puas. Ia tidak melihat orang yang suaranya
pun tidak dikenal.
"Sahabat, jangan membawa lagak bajinganmu." tegurnya.
"Kenapa kau bersembunyi saja hingga kau malu menemui
orang ?"
"Plak-plok !" demikian terdengar pula suara gaplokan pada
telinga, dan kali ini lebih hebat hingga matanya Jiu Long
berkunang-kunang dan pipi bengap, bahkan mulutnya
mengeluarkan darah hidup !
Kali ini runtuhlah semangatnya Lek Hoat Jiu Long. Dengan
menahan nyerinya, ia merangkap kedua belah tangannya
sembari memberi hormat dengan menjura ia kata memohon,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Cianpwe, tolong aku. Berbelas kasihan padaku. Baiklah aku
yang muda akan aku lakukan apa yang diperintahkan !" Ia
terus menghampiri pembaringan akan mengangkat dan
memondong tubuhnya Wan Goat buat dibawa keluar dari
dalam kamar bahkan malam-malam juga, ia membawanya
keluar dari kota Gakyang. Setelah fajar muncul ia menyewa
kereta, tubuhnya si nona diletaki di dalam kereta itu, yang
tendanya ditutup rapat setelah itu ia sendiri yang bekerja
sebagai kusir melakukan perjalanannya itu.
Kemudian lagi dari dalam kereta muncullah seorang tua
muka keriputan, yang berdandan sebagai pelajar. Melihat
orang tua itu, Lok Hoat Jiu Long kaget dan heran, nyalinya
ciut.
"Apakah kau si penarik kereta ?" tanya orang tua itu sambil
menuding seraya terus dia mengulapkan tangannya, untuk
segera membentak, "Masih kau tidak mau lekas-lekas
menjalankan keretamu ini ?"
Sementara itu Teng Hiang dan Wan Goat tidak
memperdulikan si orang tua keriputan itu, mereka lantas
berlari pergi. Gak Hong Kun melihat perbuatan orang.
"Teng Hiang !" teriaknya. "Teng Hiang, aku ada disini !"
Teng Hiang berlari terus ketika ia menoleh, ia kata, "Masih
kau tidak mau mengangkat kaki ? Dialah Ie Tok Sinshe !"
Hong Kun heran hingga ia melengak.
"Apa itu Ie Tok Sinshe ?" tanyanya.
Lek Hoat Jiu Long bergetar seluruh tubuhnya kapan dia
mendengar disebutnya nama Ie Tok Sinshe itu, diam-diam ia
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
berlari pergi tetapi baru lari empat tombak dia sudah berhenti,
terus dia berjalan balik langsung menghampiri si orang tua
untuk memberi hormat sambil menjura.
"Cianpwe Ie tok Sinshe." katanya, suaranya menggetar.
"Dapatkah nona yang diikat itu yang berada di dalam kereta
diserahkan kepadaku ?"
"Apa ?" tanya si orang tua keriputan dingin.
Kembali Lek Hoat Jiu Long memberi hormat, ia
membungkuk hampir mengenai tanah.
"Aku menerima perintah orang buat mengantar nona itu ke
Kho tiam cu." ia memberi keterangan. "Kalau cianpwe
menyerahkan dia padaku maka dapat aku menyelesaikan
tugasku....."
Ketika itu Teng Hiang bertiga sudah memisahkan diri
belasan tombak jauhnya.
"Apa ?" tanya si orang tua, acuh tak acuh atau mendadak
tubuhnya mencelat terus dia lari, hingga dilain saat tahu-tahu
dia sudah menyusul ketiga orang itu dan menghadangnya !
"Hai, anak !" dia menegur. "Tubuhmu telah terkena racun
mana dapat kau berlari pergi ? Apakah kau sudah tak
menghendaki lagi nyawamu ?"
Terpaksa, Teng Hiang bertiga berhenti berjalan.
Kata lagi si orang tua, "Jika kamu mau mendapatkan obat
pemunahnya, kau mesti menjadi muridku !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Gak Hong Kun gusar, tanpa mengatakan sesuatu ia
menghunus pedangnya, terus ia membabat pinggangnya
orang tua itu !
"Hendak aku lihat, Ie Tok Sinshe mempunyai bisa apa !"
demikian dia membentak.
Lincah sekali orang tua bermuka keriputan itu lompat
berkelit. Ia tidak membalas menyerang, ia pula tidak menegur
hanya sambil tertawa ia kata, "Ah anak, apakah kau juga ingin
menjadi muridku ?" Ia bertanya sambil menatap.
Hong Kun tertawa tawar.
"Bagaimana kalau aku menghendaki itu ?" tanyanya.
Mendadak, lagi sekali ia menyerang, tubuhnya mencelat maju,
pedangnya membacok !
Salah satu jurus dari Heng San Pay, namanya "Angin
Menggulung Menjumpalitkan Salju."
Sebelum pedang tiba pada sasarannya, tubuh si orang tua
sudah lenyap dari depan penyerangnya, siapa sebaliknya
lantas merasai tengkuknya tertiup angin shilir yang hawanya
nyaman. Ia tertiup pada bagian jalan darah ouw lian.
"Ha ha ha !" terdengar si orang tua tertawa. "Kamu bertiga,
kamu sudah terkena racunku yang sangat beracun ! Di dalam
waktu satu bulan, lekas-lekas kamu tiba di In Bu San buat
mengangkat aku sebagai gurumu !'
Selekasnya suara orang itu sirap, orangnya pun sudah
lantas pergi berlalu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Hiang bertiga melihat orang kabur ke arah rimba
dimana dia lenyap. Mereka heran, mereka mengawasi dengan
melongo. Justru mereka berdiam, Lek Hoat Jiu Long lari
kepada mereka. Setibanya mendadak dia berlompat kepada
Siauw Wan Goat yang terus dia totok jalan darahnya di
pempilingannya.
Nona Siauw kaget sekali. Boleh dibilang ia tengah tak
bersiaga. Tak dapat ia berlompat guna menyingkirkan diri. Apa
yang ia bisa lakukan ialah melengos kepalanya tetapi segera ia
merasai nyeri pada dahinya !
Teng Hiang berada di dekatnya Nona Siauw, dia pun
terperanjat. Sebab datangnya serangan tak disangka-sangka,
walaupun demikian dia sempat menyampok kepada penyerang
itu !
Jiu Long tengah menyerang, ia tidak memikirkan lainnya
apa juga. Ia baru kaget setelah diserang itu. Walaupun ia mau
berkeliat masih ia terlambat sedikit, maka lengan kanannya
kena terhajar sampai ia limbung tiga tindak.
Tidak ada maksud mencelakai dari Jiu Long yang
menyerang Wan Goat. Ia hanya hendak merobohkan si nona
buat ditawan, diantarkan ke Kho tiam cu seperti ia
diperintahkan "orang yang ia tidak kenal" itu sekalian ingin ia
mengambil hatinya nona itu. Penyerangannya Teng Hiang itu
membuatnya kaget, bahkan ia lantas menginsyafi nona ini
mestinya kosen, ia sendiri melawan kedua nona itu, ia
bersangsi akan memperoleh kemenangan. Begitulah ia
menoleh kepada Hong Kun dengan maksud meminta bantuan
sahabat itu.
Hong Kun sebaliknya, menggeleng-geleng kepala.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Mari kita pergi !" dia mengajak. "Sampai di Kho tiam cu
baru kita bicara !'
Wan Goat sementara itu baru melihat tegas, orang yang
bicara belakangan ini mirip dengan It Hiong.
"Kakak, apakah kakak baru datang dari Siong San ?"
tanyanya kepada Teng Hiang.
Ia heran, kalau orang itu It Hiong kenapa si anak muda
dapat mendahuluinya.
"Bukan." sahut Teng Hiang.
Nona Siauw berpikir keras.
"Dimana kakak bertemu kakak Hiong ?" kemudian dia tanya
pula Nona Teng. "Sekarang kalian mau pergi kemana ?"
Baru sekarang Teng Hiang mengerti yang Wan Goat
menerka Hong Kun adalah It Hiong.
"Kasihan dia masih belum sadar....." pikirnya. "Dia tetap
tidak dapat membedakan kepalsuannya Hong Kun...." Maka ia
menghela nafas dan kata menyesal, "Adik, pengalamanmu
dalam kalangan Kang Ouw masih sangat sedikit....."
Heran Wan Goat memperoleh jawaban yang bukan
jawaban itu. Sambil mengawasi nona itu, ia menghampiri
sampai dekat, untuk terus menggenggam tangan orang.
"Apakah katamu kakak ?" tanyanya ia.
Sejenak itu Teng Hiang serba salah. Ia sudah janji kepada
Hong Kun yang ia tidak akan membuka rahasia orang.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Sebaliknya ia berkasihan terhadap si bungsu dari pulau Naga
Melengkung ini yang jujur dan polos hingga menjadi bodoh. Ia
terpaksa menjawab, "Dia ini bukannya Tio It Hiong dari Siong
San, dialah Tio It Hiong dari Heng San."
Wan Goat berdiri menjublak saking bingung. Baru ia tahu
hal adanya It Hiong dari Siong San dan Heng San.....
Hatinya Hong Kun tak wajar kapan ia melihat Wan Goat.
Apa pula nona ini terus memasang omong dengan Teng Hiang
maka juga ia lantas kata keras pada si nona Teng, "Teng
Hiang, kau mau pergi ke Bu Liang San atau tidak ?"
Teng Hiang cerdik. Ia dapat menangkap maksudnya Hong
Kun, maka sambil menarik tangannya Wan Goat ia
menghampiri pemuda itu. Ia pun tertawa.
"Kenapa kau marahi aku ?" tanyanya.
Hong Kun tidak membuka mulut lagi, ia mengibaskan
tangannya terus ia memutar tubuh dan berjalan pergi. Terus
ia berlari-lari. Dengan berlalunya mereka bertiga, berlalu juga
Lek Hoat Jiu Long. Selekasnya mereka itu pergi dari belakang
kereta muncullah seorang pemuda yang terus lari menyusul.
Siapakah pemuda itu ? Dia bukan lain dari Cukat Tan dari
Ngo Bie Pay !
Sudah sekian lama Cukat Tan menguntit Teng Hiang dan
Hong Kun berdua, waktu mereka itu naik kereta ia
bersembunyi di belakang kereta itu, walaupun demikian ia
heran atas munculnya si orang tua keriputan itu. Ia tak tahu
kapan datang dan masuknya orang ke dalam kereta. Hanya
gerak gerik dan segala kata-kata Teng Hiang selama di dalam
kereta ia lihat dan dengar semua.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Balik pada Hong Kun, setibanya di tempat tujuan dan
mengambil hotel, dia sengaja minta empat buah kamar,
dengan begitu mereka masing-masing mendapati sebuah dan
letaknya kamar Teng Hiang dan Wan Goat ia yang pilih juga
supaya sebentar malam dapat ia wujudkan apa yang ia pikir.
Tak ada rasa cintanya Hong Kun sedikit jua terhadap Wan
Goat, kalau dia main asmara dengan nona itu, itu melulu guna
melampiaskan tak kepuasan dan pikiran pepatnya. Bahkan
semenjak kejadian di Lapkee ia menjadi banyak pusing. Di lain
pihak dia kuatir Wan Goat nanti membuka rahasian. Maka itu
diam-diam dia telah berunding dengan Lek Hoat Jiu Long
dalam hal dia hendak turun tangan terhadap Teng Hiang,
sedang Jiu Long ingin mendapatkan Wan Goat !
Adalah diluar dugaannya kedua laki-laki busuk itu, gerak
gerik mereka ada yang awasi tanpa mereka curiga apa-apa. Di
sana ada burung gereja di belakangnya si tonggeret !
Malam itu Lek Hoat Jiu Long sudah di dalam kamarnya
dengan matanya terbuka seluruhnya. Dia lagi menantikan
kesempatan. Di depan matanya terbayang kecantikan Nona
Siauw. Di dalam otaknya, dia juga ingat akan si orang tak
dikenal yang telah menggaploknya, yang menyuruhnya
mengantarkan nona tawanannya itu. Maka sendirinya hatinya
menjadi kurang tentram.
Kapan telah mendengar suara kentongan dua kali, Jiu Long
lompat turun dari pembaringan. Ia lantas menolak daun
jendela, hingga ia melihat gelap petang di luar hotel dan sang
malam sunyi sekali. Rupanya semua penghuni penginapan
lainnya sudah pada berlayar di pulau kapuk atau mereka
tengah bermimpi......
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Hanya bersangsi sebentar, Jiu Long dapat menguasai
dirinya. Napsu binatangnya mengalahkan keragu-raguannya.
Segera ia merogoh sakunya dimana ia menyimpan bie hun to
hun, bubuk biusnya. Ia pun memeriksa pisau belari di
pinggangnya. Di akhirnya, sambil menggertak gigi, ia lompat
keluar dari kamarnya. Langsung ia menuju ke kamarnya Siauw
Wan Goat, yang terpisah dengan sebuah halaman, sedangkan
kamarnya Teng Hiang, terpisah dari kamarnya Nona Siauw
dengan sebuah gang. Tegasnya, kedua kamar nona-nona itu
terpisah satu dari lain. Itulah karyanya Gak Hong Kun.
Di bawah jendelanya Wan Goat, Jiu Long mendekam sambil
memasang telinga dan mata, telinga mendengari suara dari
dalam kamar, matanya melihat kelilingnya, terus ia mengintai
ke dalam kamar itu. Selekasnya dia mendapati segala apa
sunyi, lantas dia mengeluarkan pisau belatinya, guna
mencongkel daun jendela, habis membuka itu, segera ia
menghembuskan masuk bubuk jahatnya. Ia meniup dengan
hawa mulutnya ! Setelah itu ia berdiam menantikan selama
beberapa detik. Selekasnya ia mendapatkan kepastian kamar
tetap sunyi, dengan berani ia mementang kedua daun jendela,
untuk berlompat masuk ke dalamnya.
Di dalam kamar, memandang kepada pembaringan Jiu
Long menjadi heran. Pembaringan itu serta seluruh kamar tak
ada penghuninya, entah Siauw Wan Goat telah pergi kemana.
Kemudian ia terkejut sendirinya. Selagi ia mengawasi api lilin
di atas meja, ia merasa seram. Mendadak ia ingat si orang tak
dikenal, yang tak memperlihatkan diri tetapi yang ia takuti......
Karena jerinya itu, Jiu Long lantas merasakan rupa-rupa. Ia
seperti melihat satu wajah yang bengis dimana-mana
diseluruh kamar itu dan telinganya seperti mendengar tawa
dingin dari orang yang ditakutinya itu !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Dalam takutnya itu, walaupun ia telah memikirnya, Jiu Long
juga tidak dapat melompat jendela buat pergi berlari. Ia jalan
mondar mandir dengan pikiran tidak karuan. Dia seperti
pusing kepala dan kabur matanya, tak dapat dia mencari pintu
atau jendela......
Paling akhir tibalah saat yang penghabisan. Mendadak Lek
Hoat Jiu Long menjerit sendiri dan roboh tak berdaya !
Sebenarnya Siauw Wan Goat sudah meninggalkan hotelnya
dan tengah membuat perjalanan ke In Bu San. Malam itu ia
tak dapat lantas tidur pulas, sebab hatinya terus bekerja.
Terutama ia pikirkan Tio It Hiong. Kenapa ada It Hiong dari
Siong San dan dari Heng San ? Karena ia mencintai It Hiong
dari Siong San, ia mengambil ketetapan tak memperdulikan
siapa. Ia hanya memerlukan It Hiong dari Siong San itu !
"Syukur aku bertemu Teng Hiang." pikirnya kemudian.
Tanpa Teng Hiang tak nanti ia lolos dari tangan musuh.
Bukankah ia telah ditawan dan dibelenggu ?
Kemudian ia memikirkan It Hiong dari Heng San ini dan
kawannya itu.
"Yang pasti mereka berdua bukan orang baik-baik. Baiklah
aku menyingkir dari hadapan mereka !" demikian pikirnya
lebih jauh. "Kalau tidak bisa aku roboh ditangan mereka itu !"
Wan Goat tidak secerdik Teng Hiang, tetapi dasar orang
Kang Ouw dapat juga ia memikir sesuatu untuk kebaikannya.
Malam yang sunyi pun membantu menjernihkan otaknya.
"Aku mesti bekerja guna It Hiong!" katanya di dalam hati.
Kapan ia ingat janjinya pada Tio It Hiong. Maka ia mengambil
keputusan batal pulang ke To Liong To, sebaliknya mau ia
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
pergi ke In Bu San, guna menyelidiki gerak geriknya kaum
sesat di sana guna merusak sepak terjangnya Bu Lim Cit Cun.
Ia pun ingin melihat si orang tua bermuka keriputan itu,
sebenarnya dia orang macam apa !
Segera Wan Goat mengambil keputusannya, lantas dia
bekerja. Dia lompat turun dari pembaringannya dengan
membawa pedangnya. Dia membuka pintu kamar dan
meninggalkan kamar itu secara diam-diam. Hampir ia lantas
pergi atau ia ingat Teng Hiang si nona penolong maka ia pikir
baiklah ia menemui nona itu guna menghaturkan terima kasih
serta berpamitan. Maka menujulah ia ke gang yang akan
membawanya ke kamarnya nona Teng.
Selagi mendekati pintu kamar, Wan Goat heran. Ia
mendengar suara bergbarukan di dalam kamarnya Teng Hiang
seperti terbalik-baliknya kursi dan meja. Ia menjadi bercuriga,
sambil berlompat ia sampai di depan pintu. Ia lantas
mengangkat tangannya guna mengetuk pintu atau segera
ternyata pintu itu cuma dirapatkan. Baru saja terbentur
tangan, daun pintu sudah terbuka. Maka juga di dalam situ
lantas terlihat dua orang sedang bertempur, dan diantara sinar
lilin, cahaya pedang berkilauan.
Wan Goat bertindak masuk terus ia memasang mata. Ia
melihat salah seorang ialah yang berwajah seperti Tio It Hiong
dan yang lainnya seorang muda yang mengenakan topeng.
Pertempuran itulah yang mendatangkan suara berisik kursi
meja tadi.
"Berhenti !" seru Wan Goat sambil dia menghunus
pedangnya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Si anak muda bertopeng melompat mundur, terus ia
mengawasi nona itu, untuk akhirnya lantas menanya, "Nona,
apakah kau nona Siauw....?"
Wan Goat melintangi pedangnya di dadanya.
"Siapakah kau ?" dia balik bertanya.
Hong Kun sebaliknya menjadi jengah melihat munculnya
nona itu. Ia pun kuatir dengan berbicara, si anak muda bakal
membuka rahasianya hingga Wan Goat mengetahuinya. Dasar
cerdik, ia lantas mendapat akal.
"Adik Wan Goat, buat apa diajak bicara lagi dengannya ?"
katanya. "Dia si bangsat perampas paras elok. Mari kita bekuk
dahulu baru kita bicara lagi !"
Wan Goat merasai kulit mukanya panas mendengar katakata
perampas paras elok itu. Itu artinya si anak muda
bertopeng adalah seorang penjahar tukang memetik bunga,
tukang mengganggu kehormatan atau kesuciannya kaum
wanita. Ia lantas melihat ke pembaringan. Di sana Teng Hiang
rebah tak berkutik dan pakaiannya kusut ! Rupanya dia telah
orang totok pingsan.....
Bukan main gusarnya Nona Siauw, mendadak saja dia
menikam si anak muda.
Anak muda itu terkejut, lantas dia mundur dan pedangnya
dipakai menangkis. Sama sekali dia tidak membalas
menyerang. Cuma dengan suara dingin, dia kata, "Hm, Nona
Siauw ! Kau lihat dia biar tegas, dia orang macam apakah ?"
Dia menunjuk, menuding pada Hong Kun, sambil meneruskan.
"Dialah Tio It Hiong palsu ! Dialah Heng San."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tak sempat si anak muda melanjuti kata-katanya, Hong
Kun sudah lantas lompat maju menikam padanya, hingga ia
mesti menangkis dan melayani bertempur pula ! Cuma sebab
ia tahu lawan memakai pedang mustika, tak mau ia mengadu
senjata. Terpaksa ia mundur ke jendela.
Siauw Wan Goat bagaikan terasadar selekasnya dia
mendengar keterangan bahwa Tio It Hiong itu adalah Tio It
Hiong palsu. Bukankah Teng Hiang telah berkatai ia bahwa Tio
It Hiong ada yang dari Siong San, ada juga yang dari Heng
San. Tapi dia masih saja bersangsi hendak ia menyapa tegastegas
dulu kepada Teng Hiang. Maka ia masuki pedangnya ke
dalam sarungnya terus ia lompat ke pembaringan untuk
memeluk dan mengangkat tubuhnya kenalan itu.
Teng Hiang lemas, tak ada tanya yang ia telah kena
tertotok. Lantas ia berpaling kepada dua orang di dalam
kamar itu, mengawasi bergantian dengan tajam.
"Apa yang kamu sudah perbuat atas dirinya kakak Teng ini
?" tanyanya.
"Buat apa disebut lagi ?" Hong Kun mendahului menjawab.
"Siapa tukang merampasi wajah elok dia pasti menggunakan
obat pulas !" Berkata begitu mendadak dia lompat menerjang
pula si anak muda sambil dia membentak : "Lekas kau
keluarkan obat pemunah racunmu ! Jangan kau tak tahu diri !"
Si anak muda bertopeng berkuatir melihat keadaannya
Teng Hiang itu. Inilah terbukti dari sinar matanya. Karena
mukanya tertutup kedok, wajahnya tak tampak. Dengan cepat
dia merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah kota kemala
terus dia lompat ke arah pembaringan atau Hong Kun segera
menghadangnya !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kalau kau berani maju lagi satu tindak," orang she Gak itu
mengancam dengan pedangnya juga, "awas !"
Terpaksa anak muda bertopeng itu mundur pula ! Wan
Goat mengawasi.
"Kalau kau yang membikin kakak Teng tak sadar ini, lekas
kau lemparkan obat pemunahmu itu!" katanya pada si anak
muda.
Anak muda itu nampak bersangsi lalu tingkahnya dia
menjadi gusar sekali. Itulah sebab Hong Kun menghalanginya.
Sinar matanya tampak berkelebat bengis.
"Gak Hong Kun !" teriaknya, pedangnya diangkat. "Jika kau
tidak lekas menyingkir, jangan salahkan aku, jika aku
membeber rahasiamu !"
Hong Kun melengak, tanpa merasa dia mundur setindak.
Tapi hanya sejenak, dia lantas tertawa bergelak.
"Aku Tio It Hiong !" katanya. "Aku mempunyai rahasia
apakah ?"
Justru Hong Kun mundur. Justru si anak muda berlompat
ke pembaringan, pedangnya sekalian ditebaskan kepada jago
dari Heng San Pay itu hingga si jago muda itu kaget dan
mundur pula.
Selekasnya dia datang dekat Teng Hiang, si anak muda
membuka tutup kota gemalanya itu hingga kelihatan satu
cahaya mengkilat sebab isinya adalah sebutir mutiara mustika.
Dengan cepat mutiara itu diajukan ke hidungnya si nona yang
lagi tak sadarkan diri. Hanya sebentar mutiara itu disimpan
pula.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Si anak muda kerja cepat sekali, hingga Wan Goat
melengak.
Hong Kun menjadi bersangsi. Tak berani dia menyerang
pula, kuatir si anak muda membuktikan ancamannya
membeber rahasianya. Pedangnya sudah diangkat tinggi tapi
diturunkan pula. Tapi dia tak dapat berdiam saja, maka ia kata
dingin, "Aku tidak percaya mutiaramu dapat menyadarkan
pingsan yang disebabkan obat bius yang beracun ! Ha ha
ha..."
Begitu dia mengucapkan perkataannya yang terakhir itu,
begitu juga Hong Kun melengak. Ia insaf bahwa ia telah keliru
berkata-kata. Ia lupa hingga ia menyebut tentang obat
biusnya.
Si anak muda sebaliknya, tertawa nyaring.
"Mutiaraku ini ialah Soat Liong Cu !" katanya. "Tak peduli
racun apa juga pasti dapat dipunahkan dan orang akan
siuman karenanya ! Apakah lihainya obat biusmu itu bie hun
Toa hun itu ?'
Justru itu terdengar suaranya Siauw Wan Goat, "Kakak
Teng, kau tidak kenapa-napakah ?"
Memang ketika itu Teng Hiang telah membuka matanya
terus dia menggerakkan tubuhnya berduduk diatas
pembaringan. Lekas juga dia mengawasi si anak muda
bertopeng itu.
Si anak muda melihat orang sudah mendusin, dia memutar
tubuhnya, berniat mundur atau mendadak sebelah tangannya
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Hiang menyambar ke mukanya, membuat kedoknya
terlepas hingga lantas tampak wajahnya seluruhnya !
Melihat anak muda itu, Teng Hiang memperdengarkan
seruan perlahan, lantas dengan mendelong mengawasi si anak
muda, air matanya mengucur turun.....
Pemuda itu ialah Cukat Tan !
Muda mudi itu lantas saling mengawasi. Si pemuda sangat
berduka, si pemuda berkasihan berbareng panas hatinya.
Bahkan ia sampai lupa, yang Hong Kun dibiarkan saja.
Wan Goat mengawasi muda mudi itu. Ia lantas dapat
menerka duduknya hal. Ia menjadi kurang leluasa, maka ia
bertindak untuk mengundurkan diri. Karena ini ia menjadi
melihat Hong Kun.
Justru itu It Hiong palsu lagi bergerak menikam Cukat Tan.
"Celaka !" berseru nona Siauw yang segera menebuk
lengan si jahat itu.
Dua-dua Cukat Tan dan Teng Hiang bagaikan terasadar.
Keduanya terkejut tapi sudah kasip bagi Cukat Tan ! Ujung
pedang Hong Kun sudah merobek bajunya, bahu dan
dagingnya tertusuk hingga darahnya mengucur keluar. Tapi
sadar dengan melawan rasa nyerinya, dia lantas membalas
menyerang dengan satu tendangan "Ekor Harimau". Untuk itu
lebih dulu ia mendak dengan gesit.
Hong Kun tengah berpuas hati karena dapat melukakan
pemuda itu, yang menjadi penghadangnya, dia kurang siap
sedia, maka juga dia kena terdepak nyeri, tubuhnya pun
terpelanting.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Hiang kaget melihat Cukat Tan berdarah-darah. Ia
lompat kepada anak muda itu untuk terus membayangnya.
"Bagaimana lukamu, adik ?" tanyanya prihatin sekali.
Cukat Tan berkeras hati walau lukanya tak ringan.
"Tak apa-apa," sahutnya tertawa menyeringai, lalu dengan
cepat sekali, ia menebas kepada Hong Kun.
Sia-sia saja serangan itu, Hong Kun telah tak nampak.
"Dia sudah lari kabur !" berkata Siauw Wan Goat yang
menghampiri.
"Dia lari kemana ?" tanya Cukat Tan gusar sekali. Ia
mengangkat kakinya buat melangkah berniat mengejar.
Teng Hiang menubruk pemuda itu.
"Sabar, dik !" katanya lemah lembut. "Buat menuntut balas,
waktunya masih banyak ! Mari aku balut dahulu lukamu...."
Dan dia membawa si anak muda ke pembaringan untuk
disuruh duduk, ia sendiri lantas mengeluarkan obat lukanya.
Dengan cepat dia mengobati dan membalut lukanya anak
muda itu.
Selama itu sang waktu telah berjalan terus, tahu-tahu
sudah jam lima.
Selama itu Wan Goat pun berdiam saja, otaknya bekerja. Ia
tetap meragukan pemuda yang mirip It Hiong itu. "Siapakah
dia ?" tanyanya dalam hati. Maka terbayanglah lakon di hotel
Lapkee. Di akhirnya ia mau menerka, pemuda tadilah yang
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
telah merusak kesucian dirinya. Hal ini membuatnya malu dan
gusar sekali. Ya, ia amat penasaran !
Ketiga orang itu tak memperdengarkan suara apa-apa,
maka juga dengan memainnya api lilin, tubuh mereka
merupakan bayangan-bayangan yang bergerak-gerak
sendirinya.
Teng Hiang buat lukanya Cuka Tan. Di sebelah situ, ia
merasa tidak enak hati. Si pemuda terluka justru di tangannya
si anak muda dengan siapa ia berjalan bersama-sama. Maka
juga terhadap Cukat Tan, ia likat, ia merasa jengah sendirinya.
Ia cerdas dan cerdik, tetapi menghadapi soal asmara,
pikirannya menjadi kurang terang. Tak tahu ia apa yang ia
harus ucapkan guna memberikan keterangan kepada
kekasihnya ini. Maka dengan mata tergenang air, ia hanya
dapat mengawasi anak muda itu......
Cukat Tan juga memikirkan nona yang ia gilai itu. Kalau ia
telah tidak menguntit, apa akan terjadi atas diri si nona ?
Bukankah itu sangat berbahaya ?
Tadi itu Hong Kun memasuki kamarnya Teng Hiang
sesudahnya dia menghembuskan masuk bubuk biusnya, disaat
dia memondong tubuh si nona untuk dinaiki ke atas
pembaringan, muncullah Cukat Tan yang telah mengintai dan
terus menghalanginya. Hingga mereka jadi bertempur sampai
datangnya Siauw Wan Goat.
Cukat Tan baru mulai main asmara, ia kurang pengalaman.
Biar bagaimana ia heran yang Teng Hiang bergaul dengang
Gak Hong Kun bahkan bergalang gelung yaitu berjalan
bersama-sama.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Jilid 43
Tidakkah itu mencurigakan ? Tidakkah membangkitkan iri
hati atau cemburu ? Maka itu, habis dibalut si anak muda
lantas mengawasi tajam nona di depannya itu. Ia nampak tak
puas.
Teng Hiang menyaksikan perubahan sikap orang, ia dapat
menerka sebabnya. Itulah salah paham. Maka ia
menggenggam tangan orang, sembari tertawa ia berkata :
"Oh, adik. Kau kenapakah ? Orang yang aku cintai cuma
kau sendiri, tak nanti aku melakukan sesuatu yang
membuatmu kecewa !"
Cukat Tan melepaskan tangannya, dia menghela nafas, lalu
menoleh ke arah lain.
"Kau berduka, kau pun tidak puas nampaknya. Kau
membuatku nyeri dihati." kata Teng Hiang pula. "Kalau benar
kau mengusirku, nah.. kau caci dan hajar aku, aku terima !
Coba kau bicara !"
"Enak saja kau bicara !" kata anak muda itu tawar.
"Aku.... aku....."
Tak sanggup Teng Hiang meneruskan kata-katanya,
kerongkongannya bagaikan terkanCing, air matanya terus
mengucur turun.
Si anak muda mengawasi, pikirannya bimbang. Ia merasa
kasihan, tetapi kecurigaannya tetap belum lenyap. Ia ingat
kata-kata bahwa wanita itu pandai mengeluarkan air mata.
Maka pikirnya, "Dapatkah kau mengalah ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Cukat Tan tertawa lebar.
"Ya, Cukat Tan tolol !" katanya. "Nah, aku minta jangan
kau menggunakan akal muslihatmu ini."
Teng Hiang melengak. Nyeri hatinya mendengar ucapan
itu. Lantas air matanya mengucur deras.
"Oh, adik. Kau membenci aku ?" katanya sembari
menangis. Ia mencekal keras tangannya si anak muda. "Kalau
benar, bunuhlah aku ! Tak dapat aku bertahan dari
perlakuanmu ini, aku tak sanggup !"
Otaknya si anak muda bekerja keras. Ia berkasihan, ia
terharu, toh hatinya ragu-ragu. Ia mengawasi nona itu. Tanpa
merasa ia menepisi air mata orang.
"Aku Cukat Tan, terhadap siapa pun tak pernah aku berlaku
palsu !" katanya keras. "Kalau aku menyinta, aku menyinta
sesungguh-sungguhnya dan kalau aku membenci, aku
membencinya sangat ! Jika orang main gila padaku, bisa aku
marah....."
Teng Hiang menatap, air matanya masih meleleh keluar.
"Apakah yang pernah aku lakukan, adik ?" tanyanya.
"Kenapa aku mesti mendustai kau ?"
Cukat Tan membuka mulutnya, ia batuk. Hanya sesaat,
kemudia sembari tunduk ia kata juga, "Jika kakak
menganggap aku buruk dan kau ingin mencintai lain orang,
kau bilanglah terus terang padaku. Jika Cukat Tan berhati
palsu, tak nanti malam ini dia muncul di kamar ini merusak
kesenangan kalian berdua !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Hiang kagum buat kepolosannya si anak muda. Ia
menatap orang, tiba-tiba ia tertawa terus ia kata, "Adik, hatiku
telah diserahkan padamu ! Adik, hatiku tak akan dapat
berubuah, tak perduli lautan kering dan batu membusuk !
Apakah kau menjadi tidak senang sebab aku berjalan bersama
Gak Hong Kun ?"
Di tanya begitu si anak muda melengak.
Nona itu tertawa, terus ia kata pula. "Aku tahu adik, kau
marah padaku sebab kau mencintaiku! Sekarang aku telah
melihat tegas bagaimana kau mencintai aku, adik......"
Teng Hiang menarik tangan, ia mengajak si pemuda duduk
berendeng di tepi pembaringan.
"Adik, kenapa kau dapat berada disini ?" tanyanya
kemudian. "Kenapa kau dapat membantu aku di saat yang
tepat ini ?"
Luar biasa lekas, lenyap rasa tak puasnya anak muda ini. Ia
melihat si nona berlaku jujur terhadapnya.
"Kakak." katanya kemudian. "Aku melihat kau bersama Gak
Hong Kun sejak di penginapan di dalam kota Gakyang, lantas
aku menguntitmu. Itulah sebabnya kenapa aku berada disini
?"
Teng Hiang merasa puas berbareng lega hatinya. Kalau ia
menyeleweng, celakalah ia. Syukur ia tetap berlaku jujur. Tapi
ia toh kata, "Cis ! Katanya wanita bercemburu ternyata
sekarang adik, kau pun jelus....."
Cukat Tan merasai mukanya panas.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Menyesal kakak." katanya. "Sayang aku menyangka keliru
padamu ! Kakak toh tidak menggusari aku bukan ?"
Teng Hiang melirik terus dia tertawa.
Sikapnya si nona membuat hatinya si anak muda lega
sekali. Ia turut tertawa.
Muda mudi itu tidak cuma duduk berendeng hanya mereka
saling menyender. Mereka saling terbenam didalam lautan
asmara sampai mereka melupakan Siauw Wan Goat yang
sejak tadi berdiam di dekat jendela. Nona itu berpikiran
kosong, dia bagaikan tak melihat dan mendengar....
Tiba-tiba Wan Goat dikejutkan keruyuk ayam jago,
pertanda tibanya sang pagi. Lantas ia melihat ke arah Teng
Hiang dan Cukat Tan. Mereka itu tak tampak, dikasih terus di
depan pembaringan tampak sepatu mereka.
"Ah !" seru nona ini. Mukanya merah. Lantas ia lompat
keluar jendela, untuk bertindak keluar dari rumah penginapan,
untuk berjalan terus-terusan di waktu pagi yang sejuk dan
sepi itu. Hingga tahu-tahu ia telah melalui tujuh atau delapan
belas lie, ia berada ditanah pegunungan, di depannya sebuah
rimba. Di sini ia terkejut dan sadar, sebab lantas dia melihat
berkelebatannya golok-golok dan pedang-pedang !
"Di pagi begini, kenapa ada orang bertempur di atas
gunung ?" pikirnya, heran. "Orang-orang macam apakah
mereka-mereka itu ? Baik aku melihatnya..." Maka lantas ia
mempercepat langkah.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Setelah datang dekat kira enam tombak dari tempat
perkelahian, Wan Goat menyembunyikan diri di balik sebuah
batu karang yang besar, dari situ ia memasang mata.
Yang bertempur itu ialah seorang nona dengan senjatanya
sebatang golok dan seorang pemuda bersenjatakan pedang.
Muka mereka itu tak tampak jelas. Kira dua tombak jauhnya
dari mereka itu berdua, dipinggaran terlihat dua orang lainnya
tengah menonton. Mereka ini adalah seorang pendeta
penganutnya Sang Buddha serta seorang imam atau rahib
pengikutnya Loa Cu Yang Maha Agung.
Sementara itu dengan lewatnya sang waktu, tibalah sang
terang tanah, maka di lain saat dapat sudah Wan Goat
mengenali si pria dang melihat tegas si wanita yang mengadu
jiwa itu. Dialah Gak Hong Kun si It Hiong palsu serta seorang
nikouw setengah tua yang tampangnya centil.
Selekasnya dia melihat Hong Kun, Wan Goat menenangkan
hatinya. Lantas dia mengawasi tajam kepada pemuda itu guna
memastikan ia It Hiong tulen atau palsu.
Nikouw itu lihai, sepasang goloknya bergerak-gerak
memperdengarkan suara anginnya yang keras. Hanya aneh
walaupun ia mendesak, dia seperti tidak mau melukai si anak
muda, goloknya cuma memain di sekitar tubuh orang.....
Gak Hong Kun juga tidak mau mengalah, dia mengeluarkan
kepandaiannya, ilmu silat Heng San Pay, maka juga mereka
jadi bertempur seru.
Pendeta wanita itu berpengalaman, ia tahu si pemuda lihai,
hendak ia mengadu kepandaian.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Kapan pertempuran sudah melalui lima puluh jurus,
perubahan lantas tampak. Gerak geriknya Hong Kun mulai
kendor, nafasnya telah memburu, peluhnya sudah membasahi
dahinya. Justru itu si nikouw kata manis, "Eh, saudara she Tio,
apakah kau masih tak sudi menyerah kalah ? Bukankah kau
sudi mendengar kata-katanya kakakmu ini ?"
Alisnya Hong Kun bangun berdiri, matanya mendelik.
"Aku tidak percaya nikouw siluman, ilmu golokmu dapat
mengalahkan ilmu pedang Heng San Pay !" katanya takabur.
Nikouw itu tertawa geli.
"Jangan kau mendustai aku, anak !" kata dia. "Kau toh
muridnya Tek Cio Totiang dari Pay In Nia, kenapa kau
menyebut dirimu dari Heng San Pay ?'
"Hm !" Hong Kun perdengarkan suara dinginnya. Dia
menyamar sebagai It Hiong, tak dapat dia membuka
rahasianya sendiri. Barusan dia keliru menyebut ilmu pedang
Heng San Pay. Karena itu dia terus menutup mulutnya, terus
saja dia menyerang hebat guna bisa mendesak lawannya itu !
Dari tempat bersembunyi Wan Goat mengagumi ilmu
silatnya pemuda itu. Ia pun dapat melihat orang merah karena
terlalu menguras tenaga serta peluhnya menetes turun tanpa
merasa, ia merasa berkasihan........
Tepat itu waktu maka terdengarlah suara keras dari
beradunya pedang dengan golok. Itulah akibat siasatnya Gak
Hong Kun. Hong Kun sudah letih sekali, terpaksa dia
mengandalkan pedang mustikanya, yang tajam luar biasa.
Disaat golok mengancam, dia sengaja menangkis sambil
menebas dengan sisa tenaganya !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Sepasang goloknya si nikouw bukan senjata mustika tetapi
tangguhnya luar biasa, sebab terbuatnya dari campuran emas
dan besi pilihan, maka juga kena terpapas pedang istimewa
terdengarlah suara nyaring dan berisik itu, goloknya tapinya
tetap utuh !
Hong Kun heran sampai dia mundur satu tindak dan berdiri
mendelong. Tapi cuma sedetik lantas dia sadar akan
keadaannya. Maka juga lekas-lekas dia mengeluarkan bie hun
tok hun, bubuk biusnya yang menjadi seperti benda saktinya.
Dengan mengikuti tiupan angin, ia menyebarkannya.
Melihat asap merah tua terbang ke arahnya, si pendeta
wanita tidak menjadi takut, bahkan dia tertawa dan kata, "Oh,
saudara yang baik, segala bubuk begini mana dapat membuat
kakakmu ? Cuma mukamu yang tampan yang membuat hatiku
goncang !"
Walaupun dia tertawa manis, si pendeta toh menggunakan
golok kirinya akan melakukan penyerangan penangkisan,
membuyarkan asap itu dengan cepat, sedangkan golok
kanannya dipakai membacok ke dada lawan.
Hong Kun terperanjat, mendapati nikouw setengah tua itu
dapat memunahkan bubuknya yang lihai, terus dia menjadi
kaget mendapati golok orang berkelebat ke arahnya. Dengan
kelabakan dia menangkis. Tapi tangkisannya itu tidak
mengenai, cuma menyampok angin. Lantas setelah itu, dia
menjadi kaget sekali sebab jalan darahnya-jalan darah hoa
kay-telah kena tertotok. Sekejap itu juga dia merasai
tubuhnya kaku, lalu kepalanya pusing lantas dia terhuyung
dua kali terus tubuhnya roboh ke tanah dengan dia tak
sadarkan diri lagi !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nikouw itu tertawa nyaring menandakan dia sangat girang.
Lantas dia lompat kepada Hong Kun guna menyambar tubuh
orang buat diangkat dan dikemoit kemudian dia menoleh
kepada dua orang tua yang menonton tadi--si pendeta dan
imam--dia melirik dengan tampang bangga.
Si pendeta tertawa lebar dan kata, "Su moay, kau
beruntung !"
"Su moay" ialah adik seperguruan wanita.
Justru pendeta itu tertawa, justru mereka mendengar satu
bentakan nyaring lantas tampak berkelebatnya sesosok tubuh
hitam menghadang di depan nikouw sejarak satu tombak.
Segera setelah berdiri diam, bayangan itu ternyata adalah
seorang nona usia tujuh atau delapan belas tahun, disamping
siapa pun berdiri seekor orang utan besar sekali.
Sambil berdiri tegak, ia menunjuk tubuhnya Hong Kun dan
menanya si nikouw : "Bukankah anak muda itu Tuan Tio It
Hiong ?"
Nikouw itu heran hingga dia menatap. Dia mendapati nona
itu memiliki muka bundar seperti bulan purnama, tampangnya
sangat cantik, matanya jeli, cuma sinar matanya itu mirip sinar
mata genit. Dia tidak menjawab, hanya balik bertanya acuh
tak acuh, "Kau siapakah ? Kau murid siapa ? Bagaimana kau
berani mencampur tahu urusannya Sek Mo ?"
"Sek Mo" ialah bajingan paras elok.
Berkata begitu, dia lantas memasuki sepasang goloknya ke
dalam sarangnya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nona itu mengawasi secara bersahaja. Ia menjawab, "Aku
ialah Kip Hiat Hong Mo ! Kalian tidak mengenal aku, aku tidak
menggusarimu !" Ia menunjuk pula tubuhnya Hong Kun untuk
berkata lagi, "Kau serahkan Tuan Tio kepadaku !"
Di sebutnya nama Kip Hiat Hong Mo mengagetkan kepada
nikouw itu, juga si pendeta dan si imam. Kemudian si pendeta
maju menghampiri akan mengawasi si nona dari atas ke
bawah dan sebaliknya setelah mana dia membentak dingin,
"Budak bau ! Siapakah kau ? Lekas kau bicara dengan terus
terang. Tangannya Hiat Mo tak ada halangannya buat
membacokkan satu jiwa !"
"Hiat Mo" ialah Bajingan Darah.
Nona itu tidak kaget atau takut, dia tetap tenang-tenang
saja. Lantas dia menuding si pendeta seraya menanya si
nikouw, "Kau bernama Sek Mo dan dia Hiat Mo. Habis apakah
namanya kawanmu itu ? Dialah seorang rahib atau rahib
bajingan apa ?"
Hiat Mo tertawa dingin.
"Dialah Tam Mo !" dia menjawab. "Kalau kau benar Kip Hiat
Hong Mo, kenapa kau tidak mengenali kami Hong Gwa Sam
Mo ?"
"Tam Mo" ialah Bajingan Tamak dan "Hong Gwa Sam Mo"
yaitu Tiga Bajingan dari Dunia Luar.
Si nona meraba ke pinggangnya, meloloskan seekor ular
hijau yang melilit pinggangnya itu, sambil mengibaskan itu ia
kata, "Senjata ini senjata apakah ? Kalian lihat ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Ular kecil warna hijau itu mempunyai sepasang mata merah
seperti darah, tajam sinarnya, sedangkan tubuhnya panjang
tiga kaki. Lidahnya yang diulur keluar pun berwarna merah
dadu. Dia mengangkat kepalanya digoyangi ke kiri dan ke
kanan. Tingkahnya seperti hendak memagut orang !
Seluruhnya tampangnya itu, dia membuat orang jeri.
Tiba-tiba saja, Tam Mo si rahib meluncurkan tangannya
menghajar tangan kanannya si nona yang lagi memegangi
ular itu. Dia bergerak tanpa sebut dan tanpa bersuara lagi.
Inilah sebab dia mengenali ular itu sebagai sian-liong, ular
beracun istimewa yang hidup di Siong San yang racunnya
dapat memunahkan seratus macam racun lainnya, bahkan
siapa dapat minum darahnya, tubuhnya bakal menjadi sangat
ringan dan gesit. Jadi ular itu ular sangat langka.
Nona itu tidak kena diserang secara mendadak itu. Selagi
orang menyerangnya, ia berseru, tubuhnya berkelit-kelit ke
belakangnya Tam Mo si Bajingan Tamak. Di lain pihak, orang
utan disisinya mendadak telah berubah sebagai ia sendiri
sebab ia telah menggunakan ilmu Hoan Kak Biu Ciu !
Tam Mo hendak mencekal tangannya si nona guna
merampas ularnya, siapa tahu ketika tangannya mengenai
sasarannya dia menjadi kaget. Dia bukan memegang tangan
yang putih halus, hanya sesuatu yang berbulu dan licin hingga
cengkramannya lolos sendirinya !
Dalam herannya Tam Mo mengawasi si nona. Ia tetap
mendapati nona tadi. Maka lagi sekali ia menggerakkan
tangannya menangkap tangan orang !
Tepat itu waktu si Bajingan Tamak mendengar suara
nyaring ini di belakangnya, "Tam Mo, sian-liong ada disini !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nona itu pun menyebut sian-liong, naga sakti pada ularnya
itu.
Selekasnya dia mendengar suaranya si nona, Tam Mo
menjadi sangat kaget. Dia melihat tangan yang dipegang
olehnya bukan tangannya si nona, hanya lengannya si orang
utan, binatang mana yang berwajah bengis, mengawasi dia
dengan membuka lebar-lebar mulut nya serta mementang
matanya yang bersinar galak. Tapi dia tidak takut. Dialah
salah satu dari Hong Gwa Sam Mo yang kesohor kosen dan
kejam. Dari kaget dia menjadi gusar, lantas dia mengerahkan
tenaganya untuk melempar orang utan itu !
Menyusul gerakannya Tam Mo, si nona berseru nyaring lalu
terlihatlah si orang utan jumpalitan di tengah udara dan
jatuhlah justru ke arah nikouw setengah tua.
Melihat demikian pendeta wanita itu bergerak dengan cepat
untuk berkelit tetapi gagal. Dia kurang cepat maka tubuhnya
kena terbentur hingga dia jatuh karena mana Hong Kun pun
terlepas dari kempitannya.
Akan tetapi ia tak kurang suatu apa, dengan gesit dia
berlompat bangun akan menyambar tubuhnya si anak muda
hingga Hong Kun kena dikempit pula. Tentu sekali dia menjadi
gusar tak terkirakan. Maka juga dia terus menyampok
binatang hutan itu.
"Tahan su-moay." teriak Tam Mo.
Sek Mo heran tetapi dia mendengar kata, maka
serangannya itu dikesampingkan. Dia berdiri diam menoleh
kepada saudara seperguruannya yang nomor dua itu. Justru
dia berdiam, tiba-tiba dia merasai tubuh Hong Kun seperti
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
berbulu tajam yang menusuk-nusuk lengannya. Maka dia
tunduk akan melihatnya. Lantas dia menjadi heran sekali.
Itulah bukan si anak muda, hanya si orang utan ! Selagi
orang heran dan melengak, si nona tertawa dan berkata
nyaring, "Tuan Tio ada ditanganku ! Yang kau kempit ialah So
Hun Cian Li ! Buat apakah kau mengempit dia ?"
Bukan kepalang mendongkolnya si nikouw. Telah orang
permalukannya !
"Kip Hiat Hong Mo !" teriaknya. "Kau telah merampas
orangku, mana dapat aku berdiam saja ? Kamilah Hong Gwa
Sam Mo, tak dapat kami kehilangan muka !" Lantas dia
lemparkan si orang utan ke arah nona itu ! Menyusul itu, dia
pun menghunus sepasang goloknya !
Ketika itu Hiat Mo pun memperdengarkan suara dinginnya !
"Jiete, mari kita turun tangan ! Kita harus membantu Sam
Moay membekuk budak bau itu !'
"Jite" ialah saudara yang nomor dua, dan "Sam Moay" adik
yang ketiga.
Tam Mo si Bajingan Tamak juga gusar. Dia menoleh
kepada si nona, untuk berkata bengis. "Kip Hiat Hong Mo, saat
kematianmu sudah tiba !"
Ketika itu si orang utan, yang telah dilemparkan tidak jatuh
terbanting. Dia dapa turun dengan menaruh kaki dengan baik.
Dia pun tidak gusar terhadap orang yang melemparkannya,
hanya dia bertindak menghampiri si nona, akan berdiri di
sisinya seperti semula.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nona itu terus bersikap wajar. Sembari tertawa manis, ia
mengawasi ketiga bajingan itu kemudian ia kata, "Buat apa
kalian jadi galak begini ? Taruh kata kalian dapat mengalahkan
aku, tak nanti kalian dapat merobohkan guruku ! Akulah Ya
Bie dan tuan Tio ini jantung hatiku !" Ia hening sejenak, lalu ia
menambahkan, "Aku baru berhasil mewariskan lima bagian
ilmu guruku yang disebut Hoan Kak Bie Cie, ilmu menyalin
rupa. Tetapi dengan ilmuku ini saja sudah kalian berani
membuka mulut besar ? Hm !"
Hong Gwa Sam Mo saling mengawasi, mata mereka
memain. Mereka merasa Hoan Kak Bie Ciu lihai, karena mana
tak berani mereka sembarang bergerak.
Sek Mo mengawasi tajam pada si nona. Dia jelus sekali.
"Sebenarnya kau pernah apakah dengan Kip Hiat Hong Mo
?" tanyanya kemudian. "Kau bicara terus terang, nanti aku
ampunkan selembar jiwamu !"
Nona itu suka menjawab dengan sebenar-benarnya.
"Kip Hiat Hong Mo Touw Hwe Jie adalah guruku !" demikian
jawabnya. "Hayo bilang kalian takut atau tidak dengan guruku
itu ?"
Si nona bicara polos seperti seorang bocah cilik, tingkahnya
jenaka. Dia seperi bukan lagi bicara dengan musuh yang lihai
dan ganas. Sikapnya ini justru membuat ketiga bajingan serba
salah - menangis tak bisa, tertawa tak dapat.
Sek Mo sangat penasaran, ingin ia mendapatkan pulang
Hong Kun tetapi dia jeri. Dia kuatir nanti tak sanggup melayani
si nona. Kapan dia memandang Hong Kun, dia merasa sangat
gatal. Dalam mendongkolnya itu dia mengernyitkan alis. TibaKang
Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
tiba dia mendapat sebuah pikiran. Maka tiba-tiba juga dia
tertawa.
"Nona Ya Bie, apakah kau mau mencari jantung hatimu ?"
tanyanya ramah. "Bukankah jantung hatimu itu seorang she
Tio ?"
Ya Bie suka diajak bicara. Dia menunjuk It Hiong palsu di
dalam kempitannya itu.
"Pemuda tampan ini ialah Tuan Tio It Hiong yang menjadi
kekasihku." dia berkata. "Apakah kau mau mengatakan dia
bukannya Tuan Tio ?"
Sek Mo si Bajingan Paras Elok menggeleng kepala.
"Kau keliru....." katanya. Tiba-tiba dia berdiam. Sukar
buatnya mendusta.
Ya Bie heran, dengan melengak ia mengawasi Hong Kun.
Sek Mo berpikir keras, ia mendapat satu pikiran lain.
"Dialah Tuan Tio yang palsu." dia lantas berkata. "Dia
bukan Tuan Tio yang tulen."
Kata-kata itu dapat dipercaya Ya Bie, yang cerdik tetapi
polos yang kurang pengalaman. Ia pun keluar dari Cenglo
Ciang dengan diluar tahu gurunya. Di sebelah itu, kata-kata itu
juga menyadarkan Siauw Wan Goat yang sejak tadi
menyembunyikan diri terus hingga ia bisa melihat dan
mendengar semua itu.
"Kau benar !" berkata Ya Bie. Dia muda dan polos tetapi dia
cerdik.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Sek Mo senang mendengar perkataannya si nona itu.
"Dia bukan Tuan Tio, nona. Dia jadi bukanlah jantung
hatimu." katanya. "Nona yang baik, kau kembalikan dia
padaku !"
Ya Bie bersangsi. Tak mau ia lantas menyerahkan pemuda
ditangannya itu. Ia hanya justru mengawasi wajah orang.
"Nanti, akan kutanya dahulu dia." katanya. "Kalau dia benar
bukan Tuan Tio, akan aku serahkan dia padamu."
Lantas nona ini menekan jalan darah siutong dari Hong
Kun, guna menghidupkan darahnya, guna membebaskan dia
dari totokan.
Tidak lama maka pemuda itu sudah dapat membuka
matanya. Lantas dia mendapat kenyataan yang tubuhnya
rebah dipangkuannya seorang nona yang tubuhnya
menyiarkan bau harum kewanitaan. Dengan sendirinya
timbullah nafsu birahinya. Dia lantas ingat segala apa. Sebagai
seorang licik, lekas-lekas dia memejamkan pula matanya.
Nikmat rasanya dipangku seorang nona manis seperti Ya Bie.
Ya Bie mencintai It Hiong selekasnya dia lihat anak muda
itu, tetapi itulah gadis suci. Ia tak punya pengalaman, maka
itu selekasnya anak muda ini sadar dan membuka matanya, ia
lantas meletakkannya diatas tanah. Kemudian ia menggoyanggoyangkan
kedua bahunya anak muda itu.
"Kau siapa sebenarnya ?" tanyanya. "Kau Tuan Tio It Hiong
atau bukan ?"
Itulah pertanyaan polos sekali, atau tolol.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Hong Kun membuka pula matanya, ia menggerakkan
tubuhnya untuk bangun, duduk di tanah. Lantas ia mengawasi
nona di depannya itu. Kemudian ia berpaling kepada Heng
Gwa Sam Mo. Ia berpikir karena ia tidak tahu si nona
menanya ia dengan maksud baik atau jahat. Dasar ia cerdik,
sebelum memberikan penyahutannya, ia balik bertanya,
"Siapakah kau ? Mau apa kau menanyakan aku ?"
Ya Bie tidak sabaran melihat lagak orang sembarang, dia
menjawab berbareng menanya.
"Akulah Ya Bie dari Cenglo Ciang." sahutnya. "Kau Tio It
Hiong atau bukan ?"
"Oh, saudara yang baik !" tiba-tiba Sek Mo menimbrung.
"Sekarang ini jiwamu sudah berada ditangan kami, kau
bicaralah terus terang !"
Sek Mo belum pernah melihat Tio It Hiong palsu, maka itu
ia takut kalau orang mengaku sebagai It Hiong, dia bakal
dibawa pergi si nona. Itu artinya, ia bakal kehilangan pemuda
itu. Karena itu, ia sengaja mengeluarkan kata-katanya itu akan
mengancam atau menggertak si anak muda.
Hong Kun sebaliknya, belum pernah pergi ke Cenglo Ciang.
Tentu saja dia tidak kenal Ya Bie, cuma dia ingat
perdamaiannya dengan Teng Hiang buat pergi ke Cenglo
Ciang, guna membujuki Kip Hiat Hong Mo membantu usaha
Bu Lit Cit Cun. Ketika itu, Teng Hiang juga tidak menyebut
namanya Ya Bie ini. Ia menjadi bingung : Ya Bie, It Hiong atau
musuhnya ? Ancamannya si nikouw barusan pun menciutkan
hatinya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Melihat orang berdiam, Ya Bie makin keras ingin
mengetahui tentang dirinya pemuda itu. Ia lantas
mengawasinya tajam dengan ia mengerahkan tenaga ilmu
Hoan Kak Bie Ciu.
Hong Kun menggigil selekasnya sinar matanya beradu
dengan sinar mata si nona. Lantas seperti tak sadarkan diri.
Justru begitu, ia mendengar bentakan si nona, "Kau bernama
apa ? Lekas bilang !'
Tanpa sadar, sendirinya Hong Kun menjawab, "Aku yang
rendah ialah Gak Hong Kun, muridnya It Yap Totiang dari
Heng San Pay, dan aku menyamar menjadi Tio It Hiong itulah
karena aku berniat mencelakai padanya."
Kapan Seng Mo mendengar jawabannya Hong Kun itu,
diam-diam dia bergirang sekali. Si anak muda benar-benar
bukannya It Hiong yang asli. Pikirnya, pasti ia akan dapat
hidup bersama anak muda itu, yang tentunya tak akan dibawa
pergi oleh si nona yang lihai.
Ya Bie sebaliknya menjadi gusar sekali, hingga matanya
mendelik dan mulutnya memperdengarkan suara sengit, "Cis !
Kaulah bukan satu manusia baik-baik ! Kenapa kau menyamar
untuk mencelakai Tuan Tio ?"
Di bawah pengaruh ilmu Hoan Kak Bie Ciu itu, Hong Kun
tak dapat menggunakan kecerdikannya atau mendusta terus,
dia menjadi serta si orang jujur dan polos. Atas kata-kata si
nona itu dia berkata, "Aku berbuat begitu karena aku hendak
membalas sakit hatiku, karena aku penasaran sudah
kehilangan pacarku. Aku bertekad tak akan hidup bersamasama
dalam dunia ini dengan musuhku dalam asmara itu !
Nona, karena urusan ini tidak ada sangkut pautnya dengan
kau, aku minta sukalah kau bebaskan aku...."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Siauw Wan Goat ditempatnya bersembunyi mendengar
jelas pembicaraan itu, maka sekarang ia mendapat bukti
kepastian akan kata-katanya Teng Hiang, hal adanya dua Tio
It Hiong. It Hiong dari Heng San dan It Hiong dari Siong San.
Tentu sekali, karena itu ia menjadi gusar. Ia sangat membenci
Hong Kun hingga ia lantas memikir keluar dari tempat
sembunyinya itu guna membuat perhitungan dengan orang
Heng San Pay yang busuk itu. Tapi belum lagi ia bergerak
atau ia mesti mendelong mengawasi ke arah Ya Bie sekalian.
Mendadak Wan Goat mendengar suara tawa serak, yang
membuat telinganya nyeri, yang membikin hatinya menggetar,
maka lekas-lekas ia menenangkan hatinya itu dan mengawasi
ke arah Ya Bie semua dimana ia melihat di depannya Hong
Gwa Sam Mo dan si nona tambah seorang tua yang mukanya
keriputan yang berdandan sebagai pelajar. Dan itulah si orang
tua lihai yang ia kenali !
Berhenti tertawa, orang tua keriputan itu lantas mengawasi
tajam Ya Bie semua, terus ia berkata, "Pemuda ini telah
menerima baik menjadi muridku, bagaimana kalau aku
membawanya pergi ?"
Ya Bie memberikan jawabannya, sabar. "Orang ini jahat,
dia hendak mencelakai Tua Tio. Karena dia telah bertemu
denganku, dia seharusnya tak dapat hidup lebih lama pula !
Kalau lotiang hendak mengambil dia sebagai murid, lebih
dahulu lotiang harus meninggalkan nama atau gelaranmu !"
"Oh, nona kecil. Kau ingin mengetahui namaku ?"
menjawab orang tua itu. "Aku adalah yang orang juluki Ie Tok
Sinshe atau yang orang-orang Kang Ouw sebut Tok Mo !"
"Tok Mo" ialah Bajingan Racun.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Ya Bie tidak kenal dan tidak tahu Ie Tok Sinshe siapa, dia
kata polos, "Kau diseebut Tok Mo. Mereka bertiga dipanggil
Hong Gwa Sam Mo. Karena itu kau dari satu golongan dengan
guruku....."
Si none menyebut satu golongan sebab mereka sama-sama
"Mo" alias Bajingan !
"Hm !" Tok Mo mengasih dengar suara dinginnya. Tanpa
menoleh lagi kepada Hong Gwa Sam Mo, dia tanya si nona,
"Siapakah itu gurumu ?"
Ya Bie tertawa.
"Namanya guruku tersohor sekali !" sahutnya. "Banyak
orang yang takut mendengarnya ! Baik tak usah aku sebutkan
!"
Matanya Ie Tok mendelik, lalu parasnya menjadi padam.
"Cobalah kau sebutkan buat aku dengar !" katanya dingin.
"Hendak aku si tua mencoba, aku takut atau tidak
mendengarnya !"
Si nona memperlihatkan lagak jenaka.
"Baik, kau dengarlah !" katanya. "Guruku itu Kip Hiat Hong
Mo dari Cenglo Ciang !"
Tanpa merasa si orang tua melengak tapi hanya sekejap,
dia pulih seperti semula. Dia mengasih dengar tawanya, yang
menyakiti telinga. Hendak dia menggunakan suara tawanya itu
untuk menundukkan Ya Bie. Tetapi Ya Bie telah berhasil
menguasai ilmunya Hoan Kak Bie Ciu, ia tak kena
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
terpengaruhkan. Ia berdiri tenang seperti biasa, wajahnya
tersungging senyumannya yang manis.
Sebaliknya tawanya si orang tua mempengaruhi Hong Gwa
Sam Mo. Ketiga bajingan itu mendadak merasai hatinya ciut,
lalu bergoncang keras saking jerinya, didalam sekejap mereka
sudah lompat untuk berlari pergi !
Si orang tua heran melihat Ya Bie tak kurang suatu apa,
maka tahulah dia bahwa orang telah mahir tenaga dalamnya.
Jadi si nona tak dapat dipandang ringan. Karena itu, dengan
lantas dia merubah sikapnya.
"Bukankah gurumu itu, Kip Hiat Hong Mo telah pergi ke In
Bu San memenuhi undangan Bu Lim Cit Cun ?" demikian
tanyanya mengalihkan persoalan.
Ya Bie menggeleng kepala.
"Sudah beberapa puluh tahun, guruku tak keluar dari
Cenglo Ciang." katanya. "Mana dapat guruku turut dalam
pertemuan di In Bu San itu ?"
"Oh, begitu ?" kata si orang tua. Terus dia berpaling
kepada Hong Kun, untuk berkata, "Nah, anak muda, mari kita
pergi !"
Hong Kun masih terpengaruhkan Hoan Kak Bie Ciu, dia
baru sadar tujuh bagian. Dia berdiri diam saja. Dia cuma
melengak mengawasi si Bajingan Racun.
Dengan tindakan lenggang lenggok, Tok Mo menghampiri
anak muda itu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Anak muda." katanya. "Kalau kau ingin mempelajari ilmu
racun dari aku si orang tua, mari kau turut aku pergi ke In Bu
San ! Nona itu tak dapat dibuat permainan, dari itu buat apa
kau berdiri saja disini ? Mari !"
Dia lantas mengulur tangannya buat memegang lengan
orang, guna ditarik atau mendadak saja diantara mereka
terdengar satu suara bersiul yang nyaring luar biasa, yang
seperti menikam telinga, sampai sekalipun Tok Mo yang lihai,
dia kaget juga hingga jantungnya memukul berulang-ulang.
Dengan lantas dia mendapat kenyataan itulah suaranya si
nona !
Habis bersiul secara aneh itu, Ya Bie tertawa gembira terus
dia menggodia Tok Mo dengan ia membuat main tangannya di
depan mukanya.
Tok Mo tahu orang menjailinya tetapi dia menahan sabar,
dia tak sudi melayani. Dia hanya menarik tangannya Hong Kun
buat diajak pergi.
Baru tiga tombak lebih jauhnya dia berjalan, Tok Mo lanas
mendengar pula tawanya si nona, tawa gelak yang dibawa
sang angin. Dari tertawa perlahan, si nona terus tertawa keras
dan nyaring.
Tok Mo heran mendengar perubahan tawanya itu hingga
tanpa merasa dia menoleh untuk melihat si nona. Segera dari
heran dia jadi melengak. Dia melihat nona itu tertawa
terpingkel-pingkel, sampai ia memegangi perutnya.....
Si Bajingan Racun pula heran tak kepalang. Disampingnya
Ya Bie, dia melihat seorang pemuda tampan. Itulah Gak Hong
Kun ! Maka juga, wajar saja kalau dia lantas berpaling ke
sampingnya, akan melihat si anak muda yang dia tuntun itu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Segera dia berdiri menjublak ! Dia bukan melihat Hong Kun,
hanya seekor orang utan besar !
"Ah.. !" serunya tertahan. Ia lantas mengerahkan tenaga
dalamnya, buat memusatkan perhatiannya. Karena ia dapat
menerka, apa yang ia saksikan itu tentulah ilmu gaib dari Ya
Bie.
Tak lama si orang tua melengak, lantas dia menjadi
mendongkol sekali. Dia bergusar sebab dia merasa orang
tengah mempermainkannya ! Maka lantas saja dia
melemparkan si orang utan hingga binatang itu terpental
setombak lebih !
Orang utan itu telah terdidik sempurna oleh Kip Hiat Hong
Mo. Dia telah memiliki tubuh yang kuat dan lincah seperti
yang biasa dipunyai ahli silat kelas satu, hingga dia dinamakan
So Han Cian Li, si cantik penyedot arwah. Dia tak hiraukan
sambaran atau lemparan semacam itu. Selekasnya tubuhnya
terpental, dia jumpalitan terus dia menjatuhkan diri di tanah
dengan kedua kakinya mendahului. Dia menghadapi Tok Mo,
beberapa kali dia memperdengarkan suaranya, lantas dia
bertindak ke samping nonanya.
Tok Mo menjadi bertambah dongkol sebab satu orang saja
tidak dapat dia robohkan. Lantas hawa amarahnya itu
ditumpahkan terhadap si nona manis, sambil tertawa dengan
mata melotot dia bertindak menghampiri nona itu. Di sampok
sang angin, janggutnya model janggut kambing bergerak
memain.
"Budak bau !" bentaknya setelah datang dekat. "Sungguh
nyalimu besar ! Cara bagaimana kau berani mempermainkan
aku si orang tua ? Nyata kau tahu hidup atau mampus !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Suaranya itu keras dan serak, didengarnya tak sedap.
"Eh, Tok Mo !" katanya. "Kau sudah begini tua, toh kau
masih beradat keras begini ? Bagaimana dapat kau sembarang
mencaci orang ? Kenapa kau tidak mau mencaci dirimu sendiri
yang tak punya guna ? Nonamu menggunakan ilmu Hoan Kak
Bie Ciu yang diberi nama memindahkan bunga menyambut
pohon, tetapi kau tidak mampu melihatnya ! Ha ha ha !'
Tok Mo bertindak terus. Dia maju pula dua langkah.
"Budak bau !" teriaknya. "Hari ini aku si tua akan
memampuskan dulu padamu ! Habis ini baru aku akan pergi
ke Cenglo Ciang mencari Kip Hiat Hong Mo guna membuat
perhitungan dengannya!"
Kata-kata itu ditutup dengan satu luncuran tangan
menghajar si nona ! Itulah satu jurus lihai dari ilmu silat
ciptaannya sendiri yang dinamakan Sam Hiauw Liok Piauw
Ciang atau pukulan tangan kosong "Tiga Gerakan Enam
Perubahan." Anginnya saja sudah bergemuruh dan bertiup
hebat, lantas tangannya bergerak-gerak seperti juga tangan
itu terdiri dari ratusan, hingga Ya Bie nampaknya bagaikan
ketutupan semua tangannya itu. Anginnya juga mendatangkan
hawa yang dingin.
Nampaknya Ya Bie tak dapat lolos dari serangan dahsyat
itu. Ia kaget sebab di dalam hal pertempuran ia tak punya
pengalaman. Ia menyesal yang barusan sudah berlaku nakal
dengan mempermainkan si orang tua. Di saat berbahaya itu
tapinya ia ingat akan membela diri, pertama dengan menutup
semua jalan darahnya, kemudian guna melompat menyingkir.
Ia memangnya cerdas, selagi terancam bahaya itu tiba-tiba
ingat akan kepandaiannya yang didapat dari Kitab Ie Kien
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Kang, itulah ilmu Sin Kut Kang, meringkaskan tulang belulang.
Tak ayal lagi, ia menggunakan kepandaiannya itu.
Hanya di dalam sekejap si nona telah berubah bentuk
tubuhnya. Dari seorang nona berusia tujuh belas tahun, dia
menjadi kecil seperti bocah umur umur tiga atau empat tahun.
Menyusul mana, dia menjatuhkan diri bergulingan di tanah
dengan jurus "CaCing Bergulingan di Pasir." Dia pula
bukannya menggulingkan tubuh buat menyingkir pergi, dia
justru bergulingan ke kakinya Tok Mo sehingga selekasnya dia
datang dekat, dia dapat membalas menyerang !
Tok Mo heran mendapatkan serangannya gagal. Sudah
begitu dia menjadi kaget merasai angin menyambar di
kakinya. Ia tahu itulah suatu serangan terhadapnya. Untuk
membela diri, hendak ia menendang musuh atau ternyata dia
kurang gesit, mendadak ia merasai totokan pada jalan darah
yong goan di kakinya. Kontan kakinya itu kaku dan tenaganya
lenyap, tanpa berdaya ia terhuyung mundur beberapa tindak,
sebab gagal mempertahankan diri tubuhnya roboh seketika,
rebah ditanah !
Selekasnya dia berhasil menyerang Ya Bie berlompat
bangun, tanpa memperdulikan lagi kepada musuh, dia
menarik So Han Cian Li untuk berlari pergi. Dia lari turun
gunung. Tok Mo tidak jadi bercelaka karena totokan itu. Habis
rebah dia bangun untuk berduduk, terus dia lekas-lekas
menguruti kakinya, hingga di lain saat kakinya itu sudah pulih
seperti biasa. Waktu dia lompat bangun, dia tidak melihat si
nona dan orang utannya. Tapi yang membuatnya mendongkol
ialah juga Gak Hong Kun, si anak muda yang ia mau jadikan
muridnya juga terus lenyap dari hadapannya !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kurang ajar !" dampratnya. Mukanya merah padam.
Kemudian ia memikirkan juga kenapa si anak muda dapat
lenyap. Mulai dari jatuh sampai ia berduduk dan mengobati
diri waktu yang dilewatkan hanya sejenak, dari itu kemana lari
atau sembunyinya anak muda itu ?
Di sekitarnya, di jalanan kecil, sepi saja. Di situ tak ada
seorang manusia lainnya. Ada juga rumput dan angin yang
bertiup bersiur-siur.
Tengah jago ini berdiri diam dengan pikiran kacau itu tibatiba
ia mendengar suara yang ia kenali sebagai "Gie Gi Toan
Im" yaitu bahasa Semut yang disalurkan secara luar biasa,
suaranya cuma mendengung perlahan di telinga !
Beginilah suara itu, "Ie Tok Sinshe ! Aku si wanita tua
hendak membalas sakit hati dari tamparan sebuah tangan,
maka juga aku telah bawa pergi anak angkatnya Pat Pie Sin
Kit si pengemis pemabokan tua bangkotan itu ! Nanti di dalam
pertemuan Bu Lim Cit Cun di Gunung In Bu San, kita akan
berjumpa lagi !"
Terkejut Tok Mo mendengar suara yang luar biasa itu.
Inilah karena ia ketahui cuma satu orang yang pandai ilmu
Bahasa Semut ialah Im Ciu It Mo, Si Bajingan Tunggal
Bertangan Lihai yang menjadi kok cu pemilik lemah dari Pat
Ban Nia, gunung di Inlam Barat. Ia heran kenapa bajingan itu
mendadak muncul di tempat ini, bahkan dia datang merampas
si anak muda. Karena ia tahu orang adalah seorang wanita
lihai yang tak dapat dibuat permainan, ia berkeok, "Eh,
perempuan tua ! Kenapa kau tidak memperlihatkan dirimu
untuk kita buat pertemuan ?"
Pertanyaan itu tak ada jawaban, maka juga lewat sesaat
tahulah Tok Mo bahwa orang telah pergi jauh, ia menyesal
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
dan sangat mendongkol, dadanya terasa sesak, sebab tidak
ada jalan buat melampiaskannya. Maka ia menghampri batu
karang besar dibalik mana Siauw Wan Goat lagi
menyembunyikan diri. Sebelum tiba ia sudah meluncurkan
tangannya menghajar dari jarak yang cukup jauh. Ia
menggunakan pukulan Sam Hiauw Liok Piauw Ciang yang
lihai.
Hebat pukulan itu, batu itu pecah berhamburan ! Hanya
setelah itu, adalah hal yang membuat si Bajingan Racun
menjadi heran. Di balik batu terdengar tawa yang nyaring,
disitu tampak Siauw Wan Goat bersama seorang tua yang
segalanya sama dengan dia sendiri. Pakaian, wajah dan tinggi
besar tubuhnya.
Matanya melengak. Tok Mo menjadi gusar.
"Siapakah kau ?" tegurnya bengis. "Kenapa kau menyaru
menjadi aku ?"
Orang tua itu tertawa pula, kali ini sambil melengak. Suara
tawa itu berkumandang ketengah udara. Setelah tawa sirap,
dia lantas mengasi lihat tampang tawar dan berkata
seenaknya saja, "Aku yang rendah ialah Ie Tok Sinshe !
Entahlah, kau yang menyamar menjadi aku atau aku yang
menjadi kau !'
Tok Mo gusar bukan main. Dia memang sedang
mendongkol. Dengan suaranya yang serak dia kata
sengit."Kau telah menyaru mejadi aku si tua, kau juga
memalsukan namanya Ie Tok Sinshe. Karena kaulah manusia
yang tak tahu malu, tak dapat kau dibiarkan hidup di dalam
dunia ini !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Dan dengan kemarahannya itu si Bajingan Racun maju dan
menyerang.
Orang yang diserang itu tidak berkelit atau berlompat
mundur, dengan berani dia menyambuti serangan, maka
diantara bentrokan tangan mereka, sama-sama mereka
bertolak mundur satu tindak !
Tok Mo terkejut di dalam hati mendapati orang memiliki
tenaga yang sama kuatnya dengan tenaganya sendiri. Ia juga
menjadi dongkol dan penasaran, maka segera tangannya
merogoh sakunya untuk mengeluarkan senjatanya yang
istimewa ialah "Giok Lauw Kip Ciauw" kertas yang empat
hurufnya dapat menyala itu. Selekasnya ia mengibaskan
tangannya dan senjata rahasianya itu berkilau tampaklah asap
bagaikan halimun yang warnanya merah tua !
Melihat asap luar biasa itu, orang yang mengaku Ie Tok
Sinshe itu tertawa lebar. Dia juga merogoh ke sakunya dan
mengeluarkan benda yang serupa, yang juga dapat
memperlihatkan api berkilau !
Dari mendongkol dan penasaran dan bergusar sangat, Tok
Mo menjadi heran, dia beragu-ragu. "Di kolong langit ini
dimana ada orang yang dapat menyamar menjadi dianya
begini sempurna, sama tampang dan senjatanya juga ?"
"Benarkah dia Ie Tok Sinshe sejati ?" ia menduga-duga,
saking kerasnya berpikir ia menjadi bingung, "Kalau bukan,
siapakah dia sebenarnya.....?"
Tok Mo mengeluarkan peluh dingin di dahinya.......
Selekasnya asap lenyap diserbu angin, Tok Mo tidak lagi
melihat orang yang menyamarnya itu. Dia heran hinga dia
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
berdiri menjublak, tetapi karena sadar itu dia ingat akan
dirinya. Mendadak dia pun lari ke dalam rimba dimana dia
menghilang.
Sekarang marilah kita melihat kepada Cukat Tan dan Teng
Hiang yang ditinggalkan Siauw Wan Goat di dalam rumah
penginapan. Mereka bangun dari tidurnya sesudah matahari
naik tinggi. Cukat Tan bangun dari pembaringan dengan mata
kesap kesip, selekasnya ia mengenakan bajunya, ia melihat di
atas meja tertindih ciaktay, yakni tempat menancapkan lilin
sehelai kertas yang bergerak-gerak tertiup angin yang
menghembus masuk dari jendela.
Melihat surat itu, Cukat Tan bagaikan orang yang baru
siuman dari pingsa ! Maka ingatlah ia yang tadi malam ia telah
menempur Gak Hong Kun, bagaimana Siauw Wan Goa ada
bersamanya di dalam kamarnya itu. Coba malam itu tidak ada
Wan Goat yang membantu, ia yang lagi mengobati Teng
Hiang pasti bakal roboh di tangan jahat dari musuh. Setelah
itu, karena terbenam dalam laut asmara dengan Teng Hiang,
ia atau mereka berdua sampai melupakan Nona Siauw.
Sekarang nona itu entah pergi kemana. Saking likat
sendirinya, ia merasai pipinya panas. Pipinya yang jadi
bersemu merah itu !
"Ah !" ia memperdengarkan suaranya. Karena ia
menyangka surat itu ditinggalkan oleh Wan Goat, ia menoleh
ke pembaringan dan kata nyaring, "Celaka ! Tadi malam kita
melupai Nona Siauw Wan Goat yang berada di dalam kamar
ini ! Dia telah melihat segala apa ! Sungguh malu ! Sekarang
dia telah pergi...."
Agaknya Teng Hiang terkejut, tetapi ia segera tertawa.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Apakah adik Siauw pergi dengan meninggalkan surat ?"
tanyanya.
"Tertindih dengan tempat lilin, ada sehelai surat." sahut
Cukat Tan. "Mungkin itu surat peninggalannya. Kau bangunlah
!"
Sembari berkata begitu, si anak muda menghampiri meja,
akan mengambil kertas itu dan membaca surat yang tertulis di
atasnya.
"Ah !" serunya tertahan.
"Apakah budak itu mentertawakan kita ?" tanya Teng
Hiang, yang mendengar tawa orang. Ia pun turun dari
pembaringannya.
Cukat Tan berdiri menjublak mengawasi kertas itu.
"Apakah sebenarnya ?' tanya si nona yang menghampiri
untuk berdiri di samping si kekasih hingga ia pun dapat
melihat kertas itu, yang ada suratnya, singkat saja.
"Lekas pergi ke Lu Sian Giam, untuk berrunding."
Pou To Lo sie....
Cukat Tan mengawasi si nona, nampak dia malu sekali.
Kemudian dia menghela nafas dan kata seorang diri, "Cukat
Tan, kau sudah melakukan satu kesalahan besar.... Belum kau
membalaskan sakit hati gurumu, kau sudah kelelap dalam
cinta dan menemani kepelesiran. Apakah masih ada mukamu
untuk menemui arwah gurumu nanti ?"
Habis berkata begitu, dengan tindakan perlahan pemuda ini
menghampiri pembaringan untuk mengambil pedangnya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Mendadak saja dia menghunus senjatanya itu, terus dia
menebas batang lehernya !
Bukan main kagetnya Teng Hiang, sembari menjerit dia
berlompat untuk menyampok lengan orang hingga pedangnya
si anak muda meleset dan mengenai kulitnya terus pedang itu
terlepas dan jatuh ke lantai. Kulit itu mengeluarkan darah,
yang lantas mengalir membasahi bajunya.
Cukat Tan berdiri melengak, wajahnya sangat muram.
Ketika ia sadar, ia menggertak gigi lalu dengan tangan kirinya
dia menghajar batok kepalanya sendiri !
Kembali Teng Hiang kaget. Sebenarnya dia sedang
memeluki tubuh si anak muda.
"Kau gila ?" serunya seraya menghajar iga orang guna
mencegak turunnya tangan mautnya anak muda itu.
Karena iganya dihajar itu, serangan tangannya Cukat Tan
gagal pula. Tangannya itu cuma mengenai pipinya hingga
pipinya itu menjadi bersemu merah.
Teng Hiang membawa tubuh orang untuk diduduki di kursi,
terus dia mengawasi dengan mata dibuka lebar. Tadi pun dia
memperdengarkan suara dinginnya.
"Ada apakah sebenarnya ?" tanyanya. "Kenapa kau nekad
begini ? Apakah kakakmu membuatmu malu ?"
Dengan "kakak" si nona membahasakan dirinya.
Cukat Tan duduk diam, matanya dipejamkan, nafasnya
memburu. Rupanya dia penasaran dan menyesal berbareng.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Hiang sudah lantas mengobati luka orang.
"Adik" katanya. "Dengan perbuatanmu ini, kau dapat
ditertawai orang. Dengan begitu, apakah kau kira kakakmu
pun bisa hidup lebih lama pula ?"
Sampai disitu Cukat Tan beharu membuka matanya dan
berkata bersungguh-sungguh, "Kau tahu siapa Pou To Lo sie ?
Dialah seorang nikouw tua dari Pou To ! Dan dialah locianpwe
Haw Thian Sin Ni dari biara Pek Liam Am dibukit Pou To
Haylam. Tadi malam locianpwe itu telah datang kemari,
sedangkan dia biasanya tak pernah keluar dari pintu barang
setindak juga. Dia pula tertua dari Ngo Bie pya, partai kami.
Kalau bukan urusan guruku yang menutup mata karena
dicelakai orang, tak mungkin dia datang kemari mencari
aku.... aku sendiri..... aku...."
Lantas si anak muda menangis.
Teng Hiang mengeluarkan saputangannya, akan menepasi
air mata anak muda itu. Dia heran atas datangnya nikouw tua
dari Pou To itu dan merasa malu sendirinya, sebab lakon
asmaranya dengan Cukat Tan telah kena dipergoki, mukanya
pun menjadi merah.
"Apakah kau kenali benar tulisannya locianpwe itu ?"
tanyanya, suaranya menggetar.
"Tidak salah lagi." sahut Cukat Tan. "Kalau locianpwe
menulis surat, pada ketuanya selalu ada tandanya yaitu
lukisan tipis dari sepasang burung jenjang putih. Sering aku
melihatnya dalam surat-suratnya, yang di alamatkan kepada
guruku. Nah, kau lihat, apakah itu ?"
Si anak muda menyerahkan suratnya Hay Thian Sin Ni itu.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Teng Hiang menyambuti dan melihat. Benar ia mendapati
gambar sepasang burung itu. Hanya habis melihat, ia lantas
tertawa.
"Kenapakah kau berduka dan berkuatir tidak karuan ?"
tanyanya. "Bukankah Hay Thian Sin Ni cuma meminta kita
pergi padanya ke Lu Sian Gam ? Aku lihat, dia tentu cuma
akan membicarakan sesuatu yang penting. Nah, mari kita
lekas pergi memenuhi panggilannya itu."
Matanya si anak muda terbuka lebar.
"Mana ada mukaku buat menemui locianpwe itu ?" katanya.
"Tadi malam ia telah mempergoki kita ! Aku menjadi murid
kepala dari Ngo Bie Pay, tetapi selagi guruku mati
tercelakakan orang, aku justru berplesiran......"
Teng Hiang menatap orang.
"Oh, kira begitu !" katanya. Dia tertawa. "Sungguh tolol !"
Cukat Tan berlompat bangun untuk berdiri tegak dan
alisnya pun terbangun.
"Masihkah kau dapat bicara begini ?" tegurnya. "Hm !"
Teng Hiang berhenti bicara. Dia pun lantas memperlihatkan
sikap sungguh-sungguh.
"Sepasang suami isteri saling mencinta, itulah wajar."
bilangnya. "Inilah bukannya sesuatu yang tak dapat dilihat
orang. Adik, kaulah orang Kang Ouw. Kenapa kau membawa
sikapnya si kutu buku ? Takkah itu mengecewakan ? Sudah,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
jangan kau banyak pikir, mari kita lekas berangkat untuk
menemui locianpwe itu dan menerima pengajarannya !"
Tanpa menanti jawaban, nona ini menarik pemuda itu.
Dengan membawa pauwhoknya, mereka lantas keluar dari
rumah penginapan.
Cukat Tan menurut tanpa mengatakan sesuatu.
Sembari berberesan dengan pemilik hotel, Teng Hiang
bersenyum dan kata, "Kami mau berangkat sekarang !
Tahukah kau mana jalan ke Lu Sian Giam ?" Ia pun
menyerahkan sepotong perak.
Pemilik hotel itu tertawa.
"Buat pergi ke Lu Sian Giam, nona." katanya, "sekeluarnya
dari dusun ini, silahkan kalian menuju ke tenggara, sesudah
melalui tujuh atau delapan belas lie, kalian akan tiba di bukit
Hek Sek San. Hanya.... kalau tidak ada urusan terlalu penting
lebih baik nona jangan pergi ke gunung itu......"
Berkata begitu tuan rumah itu tapinya tertawa.
Cukat Tan heran hingga dia bertanya. "Kenapakah ?"
demikian tanyanya.
Tuan rumah menggeleng kepala, mendadak parasnya
berubah menjadi pucat. Dia hendak membuka mulutnya tetapi
gagal.
"Cis !" Teng Hiang memperdengarkan suaranya seraya dia
menarik tangannya si anak muda. "Mari kita berangkat ! Buat
apa melayani dia. Menyebalkan saja !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Cukat Tan menurut, maka berdua mereka meninggalkan
Kho tiam-cu. Mereka berjalan langsung ke arah tenggara. Di
dalam waktu yang pendek, mereka sudah melalui kira delapan
belas lie. Benar saja, mereka telah tiba di kaki bukit Hek Sek
San. Bukit itu panjang tinggi dan rendah tak menentu dan
disitupun banyak batu, antaranya ada batu yang aneh-aneh
bentuknya. Walaupun di waktu pagi, bukit tampak seram.
Jilid 44
Tanpa beristirahat lagi, muda mudi itu berjalan terus. Di
situ mereka tak menemui orang, tak juga tukang kayu. Jadi
tidak ada orang yang keterangannya dapat diminta. Maka
mereka berjalan terus sampai di pinggang gunung dimana ada
jurang yang memutuskan jalan.
"Kakak." kata si anak muda. "Kita salah jalan. Kita bisa
kecemplung !"
Teng bergembira, selagi si anak muda masgul. Dia tertawa.
"Kalau jalanan sudah buntu, mari kita singgah disini !"
katanya. "Kita duduk dahulu, baru kita melanjuti perjalanan
kita. Aku merasa sedikit letih...." Dia pun mendahuui duduk
numprah di atas sebuah batu besar !
Cukat Tan berdiri diam, matanya mengawasi ke jurang. Tak
tampak jalanan. di depannya uap atau sisa halimun menutupi
segala apa. Di atas puncak pun tampak asap atau mega
hitam.
"Lihat, ada orang lagi mendatangi !" begitu si anak muda
mendengar suaranya si nona, selagi ia terus masih mengasi
mengawasi ke depan, guna mencari jalanan. Ia lantas
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
menoleh. Maka ia dapat melihat orang itu, yang ditunjuk Teng
Hiang.
Orang itu seorang wanita tua, badannya kuning, rambutnya
terlepas, tangan kanannya mencekal tongkat, sedang tangan
kirinya mengempit seseorang. Dia dapat berjalan dengan
cepat. Hanya sebentar, dia sudah sampai di depannya Teng
Hiang.
Cukat Tan lekas-lekas menghampiri.
Teng Hiang sudah lantas menghadapi wanita tua itu.
"Numpang tanya, nenek." katanya. "Dimanakah pernahnya
Lu Sian Giam ?"
Wanita tua itu tidak berhenti berjalan, cuma melirik satu
kali kepada nona yang menyapanya, dia jalan terus.
Cukat Tan menerka orang ada orang rimba persilatan, dia
menyusul cepat hingga dia lantas berdiri berendeng dengan
Teng Hiang, hingga mereka sama-sama seperti menghadang
si nenek tua.
"Hm !" si nenek memperdengarkan suara dingin, lalu
tongkatnya diangkat, agaknya dia hendak menggunakan
kekerasan, tetapi ketika dia telah mengawasi Cukat Tan, dia
tersengsem kegantengan anak muda itu. Dia membatalkan
menggerakkan tongkatnya, dia terus berdiri tegak, matanya
mengawasi tajam pada Cukat Tan !
"Mohon tanya, locianpwe." berkata Cukat Tan sambil
memberi hormat. "Tahukah locianpwe jalan mana yang harus
diambil buat pergi ke Lu Sian Giam ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nenek itu mengawasi orang dengan mata meram melek,
lalu mendadak dia mementang lebar matanya itu, sinarnya
sinar dari kegusaran.
"Bocah !" katanya. "Kau mencari Lu Sian Giam, buat
apakah ?"
Cukat Tan terkejut, juga Teng Hiang. Matanya si nenek
sangat bengis. Telah mereka menemui banyak orang tapi
belum pernah melihat sinar mata seperti sinar matanya si
nenek ini.
"Kami mau pergi ke Lu Sian Giam buat satu urusan." Teng
Hiang mewakilkan kawannya menjawab, sebab si anak muda
tak dapat segera memberikan jawabannya.
Sinar mata bengis si nenek dipindahkan kepada si nona.
"Hm !" dia memperdengarkan suara dinginnya, "Budak bau,
siapa bicara denganmu ?"
Cukat Tan menjadi tidak puas. Nenek itu kasar sekali. Tapi
dia masih menahan sabar.
"Ada umum dalam kalangan Kang Ouw, kalau orang tidak
kenal satu sama lain suka saling bertanya." bilangnya.
"Demikian dengan kami. Buat apa locianpwe bergusar ?"
Parasnya nenek itu berubah. Dia tak sebengis semula. Tapi
dia tertawa dengan suaranya yang tak sedap.
"Kau benar juga, bocah !" katanya.
"Hanya kenapakah kau melintang di depanku ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Itu...." sahut Cukat Tan yang tergugu. Sebagai orang
jujur, tahu ia yang bersalah sebab tidak karu-karuan mereka
datang dengan menentang di tengah jalan. Dia pun lekaslekas
bertindak ke pinggir. Begitu juga kawannya.
Nenek itu lantas saja berjalan melewati muda mudi itu,
sesudah beberapa tindak ia berpaling kepada mereka itu.
"Jika kalian mau pergi ke Lu Sian Giam, mari ikuti aku !"
katanya.
Justru orang lewat disisinya Teng Hiang, justru dapat
melihat mukanya orang yang dikempit si nenek. Kebetulan
saja ada angin menghembus membuat tutup saputangan hijau
di muka orang itu tersingkap.
Dan ia melihat wajahnya It Hiong.
"Eh !" serunya tertahan.
Si nenek mendengar suara si nona, dia menghentikan
jalannya, dia memutar tubuh. "Kau berseru apa ?" tegurnya.
Teng Hiang sudah lantas berbisik dengan Cukat Tan, lalu
keduanya lari menyusul si nenek. "Siapakah itu yang kau
kempit nenek ?" si pemuda tanya.
Nenek itu melihat ke muka orang kempitannya itu, maka ia
melihat tutup muka orang tersingkap. Untuk sejenak dia
melengak.
"Kalian kenalkah orang ini ?" tanyanya pada si muda mudi.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Cukat Tan dan Teng Hiang saling mengawasi, mau mereka
membuka mulut tetapi dua-duanya batal. Si nona bersangsi
sebab ia mau menyangka pada Gak Hong Kun.
Sekarang ia ingat hal maksudnya berjalan bersama Hong
Kun yaitu guna meminta bantuannya Kip Hiat Hong Mo, guna
ia berdaya membalaskan sakit hati gurunya. Sekarang
keadaan telah berubah disebabkan pacarnya ialah Cukat Tan
dan pihaknya Cukat Tan pihak lurus, pihak yang bertentangan
dengan golongannya kaum sesat.
Cukat Tan lain pikirannya. Dia dari pihak lurus dan diapun
sangat menghargai Tio It Hiong. Ia tahu It Hiong ada yang
palsu tetapi kepalsuannya itu sangat sukar dibedakannya buat
itu orang memerlukan waktu dan ketelitian. Demikian kali ini.
It Hiong ini yang tulen atau yang palsu ? Karenanya hendak ia
mencari tahu. Pertanyaan si nenek membuatnya Bingung.
Maka ia jadi berdiri diam saja.
"Kamu berani tak menjawab pertanyaanku ?" tanya si
nenek bengis. Dia rupanya menjadi panas hati. Segera dia
mengancam dengan senjatanya sebatang tongkat.
Dua-dua Cukat Tan dan Teng Hiang terperanjat. Anginnya
tongkat membuat mereka sadar. Sendirinya mereka samasama
mundur satu tindak. Tapi si pemuda menjadi tidak
senang. Orang sangat galak. Maka ia menghunus pedangnya.
"Siapakah itu yang kau kempit ?" ia tanya keras, alisnya
terbangun. Teng Hiang juga menghunus pedangnya. "Lekas
turunkan dan tinggalkan orang itu !" katanya nyaring. "Hm !"
Si wanita tua tertawa berulang kali.
"Kamu berdua mempunyai nyali, kamu berniat menantang
aku !" katanya. "Kalian benar gagah! Jika kalian dapat
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
melayani aku sebanyak lima jurus, akan aku serahkan orang
ini kepada kamu!"
Berkata begitu si nenek menancapkan tongkatnya ke tanah
untuk dia menurunkan tubuh yang dikempit itu dan diletaki di
tanah. Habis itu dia menggerakkan kedua tangannya buat
terus membentak, "Nah, kalian majulah berbareng !"
Cukat Tan ingin lekas-lekas mendapat kepastian orang
yang pingsan itu Tio It Hiong tulen atau si palsu, dia
mengedipi mata pada Teng Hiang, setelah mana dia putar
pedangnya terus dia mulai menyerang wanita tua itu. Dia
menggunakan jurus "Badai Menggulung Salju" dari "Soat Hoa
Kiam hoat", ilmu silat pedang "Bunga Salju".
Teng Hiang menyambut isyarat dari pacarnya itu, dia pun
maju menyerang. Dia menggunakan jurus "Guntur
Mengagetkan De Dasar Kering".
Si nenek melihat tibanya pedang yang cahayanya berkilau.
Dia mengangkat kedua tangannya untuk menyampok, maka
terpentallah kedua buah pedang itu !
Dua-dua Cukat Tan dan Teng Hiang heran. Aneh ilmu
silatnya si nenek. Nenek itu pun bertangan kosong.
"Tahan !" nenek itu berseru selagi muda mudi itu mau maju
pula. "Hm !"
"Perempuan tua, kau mengaku kalahkah ?" tanya Teng
Hiang.
Nenek itu tertawa.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Kalian baru bergerak satu kali, tahu sudah aku asal
usulnya ilmu pedang kalian !" katanya. Dia terus mengawasi
muda mudi itu, dia sampai mengemplang. Kemudian seperti
juga dia mengoceh seorang diri, dia berkata pula, "Perguruan
kalian berdua berdiri di tempat yang bertentangan, diantara si
lurus dan si sesat. Tetapi kenapa kalian berdua berjalan
bersama-sama dan kalian pun mau pergi ke Lu Sian Giam ?"
"Jangan banyak omong tak perlunya !" bentak Cukat Tan.
"Lihat pedangku !"
Dan anak muda ini menikam dada orang.
Si nenek tidak menangkis atau menyampok seperti tadi, dia
hanya berkelit dengan lincah sembari dia berkata, "Ilmu silat
Soat Hoa Kiam Hoat dari kau baru mencapai tujuh atau
delapan bagiannya !"
Cukat Tan melengak, dia mundur tiga tindak. Aneh, si
nenek yang dapat menerka dengan tepat.
Teng Hiang penasaran, dia tertawa.
"Nah, bagaimana dengan asal usul ilmu pedangnya nonamu
ini ?" tanyanya. Lantas dia menyerang pula mencari iganya si
nenek. Dan dia menyerang terus menerus dengan tiga jurus
yang berlainan, cepatnya bukan buatan.
Nenek itu tidak mengangkat kedua kakinya, tak pula dia
geser, tetapi dengan kaki nancap itu dia berkelit berulangulang,
tubuhnya bergerak ke kiri dan kanan menyingkir dari
tiap tikaman. Itulah jurus "Angin Menggoyang Bunga Gelaga",
semua tiga tikaman hebat tidak ada yang mengenakan
sasarannya.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Hai budak bau !" bentaknya. "Masih kau tidak mau
menghentikan tanganmu ! Hatimu telengas ya, tetapi ilmu
silatnya Thian Ciu si tua bangka, baru kau dapati tujuh bagian
!"
Mendengar keterangan itu Teng Hiang pun melongo.
Selama itu sang matahari pagi sudah muncul dan
cahayanya telah membuyarkan halimun maka juga sekarang
di depan mereka melintang diantara kedua tepi jurang,
tampak sebuah jembatan batu berupa seperti panglari. Hanya
sebagian yang lain masih tertutup uap hitam.
Justru jembatan itu tampak, justru tampak juga
mendatanginya seorang dari ujung yang lain itu. Dialah
seorang nikouw tua yang jubahnya gerombongan. Hebat
jalannya si biarawati, sebentar saja sampai sudah dia di
depannya ketiga orang itu. Terus dia mengawasi ketiganya
untuk kemudian menghadapi si nenek buat memberi hormat
sambil menyapa, "Sudah tiga puluh tahun kita tidak bertemu
sicu, adakah kau baik-baik saja ?"
Kapan si nyonya tua melihat nikouw itu dia heran sampai
dia melengak tetapi hanya sejenak. Dia sadar seperti biasa
lagi. Lantas dia berkata, "Oh, Hay Thian Lo yia. Sungguh
beruntung kita dapat berjumpa pula !"
Ketika itu pun Cukat Tan bersama Teng Hiang sudah lantas
lekas-lekas menyimpan pedang mereka masing-masing dan
Cukat Tan segera menghampiri si pendeta wanita buat
memberi hormat sambil berlutut.
Hay Thian Sin Ni, pendeta wanita tua itu menggerakkan
tangan kirinya, maka bangun berdirilah si anak muda.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Anak Tan, sebentar kita bicara di Lu Sian Giam !" katanya
tertawa.
Cukat Tan menyahuti "Ya", ia terus berdiri tegak. Mulanya
hendak ia memperkenalkan Teng Hiang pada nikouw itu atau
Teng Hiang sudah mendahului merangkapkan kedua
tangannya memberi hormat pada biarawati itu.
Ketika itu, si nenek telah memperdengarkan tawa dingin,
tawanya keras, suaranya menikam telinga. Sengaja di
depannya Hay Thian Sin Ni, hendak dia mempertontonkan
ilmunya "Sun Im Cit Sat Kang" Hawa dingin.
Cukat Tan dan Teng Hiang kaget, lekas-lekas mereka
menenangkan hati mereka.
Berhenti tertawa, si wanita tua berkata dingin, "Tak
kusangka yang Thian Ciu siluman tua telah mengajari seorang
murid yang telah berontak mendurhaka terhadap
perguruannya ! Sungguh memalukan !"
Teng Hiang baru bertenang hati, ketika dia mendengar
almarhum gurunya dicaci wanita tua itu, tak ampun lagi ia
menghunus pedangnya.
"Orang setua ini masih banyak menggunakan mulutnya
melukai orang !" bentaknya. Lantas dia berlompat maju
berniat menyerang si nenek.
"Nona kecil, tahan !" berseru Hay Thian Sin Ni.
Teng Hiang mendengar kata, dia tak maju lebih jauh hanya
berlompat mundur untuk terus berdiri disisinya Cukat Tan.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Si nenek mengawasi tajam pada si pendeta wanita,
matanya bercahaya bengis. Setelah itu ia kata keras, "Nikouw
tua, kitalah musuh-musuh sampai kita mati, maka itu kalau
kau mempunyai nyali besar, lain tahun di malam tanggal lima
belas, beranikah kau pergi ke puncak gunung In Bu San untuk
di sana kita mencari keputusan siapa lebih tinggi, siapa lebih
rendah ?"
Hay Thian Sin Ni memperlihatkan wajah tak puas.
"Mana dapat pinni hadir di dalam sidang Bu Lim Cit Cun
kalian ?" kanyanya sabar. "Walaupun demikian, seperti kau
janjikan akan pinni datang ke sana untuk pinni nanti belajar
kenal dengan ilmu Sun Im Cit Sat Kang dari Im Ciu It Mo !"
Wanita tua itu kembali memperdengarkan suaranya yang
serak itu, dia menyambut tongkatnya dengan tangan kanan,
sedangkan tangan kirinya dia mengangkat mengempit pula si
anak muda yang pingsan itu, terus dia berjalan pergi
menyeberang di jembatan, hingga dia lenyap di lain tepi itu.
Dia memangnya Im Ciu It Mi, si Bajingan Tunggal
Bertangan Kejam dan orang yang dikempitnya Gak Hong Kun,
si Hiong palsu.
"Mari kita pergi !" mengajak Hay Thian Sin Ni setelah Im
Ciu It Mo pergi sekian lama.
Cukat Tan dan Teng Hiang mengangguk, terus mereka
mengikuti nikouw itu.
Lu Sian Giam berada di pinggangnya bukit Hek Sek San.
Itulah sebuah gua diantara dinding batu-batu gunung. Gua itu
tersembunyi. Di depan dan di sekitarnya pun terdapat banyak
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
batu bermacam-macam bentuknya. Luasnya gua kira sepuluh
tombak persegi.
Nama Lu Sian Giam atau Karang Dewa Lu didapat dari
adanya sebuah batu besar yang muncul sendirian saja yang
berbentuk manusia, tampangnya mirip seorang rahib agama
To ialah dewa Lu Tong.
Di langit-langit gua pada sekitanya terdapat stalaktit yang
putih mengkilat, maka juga diwaktu udara gelap dan
sedangnya hujan angin ribut, warna putih mengkilat itu
berupa seperti ratusan pelita !
Maka itulah dia keanehannya sang gunung.
Tadinya Lu Sian Giam menjadi tempat berpariwisata, ramai
disaat indah dari kedua musim semi dan gugur. Banyak pria
dan wanita yang berpesiar ke situ, tapi semenjak munculnya
Im Ciu It Mo, Hek Sek San lantas juga menjadi tempat yang
ditakuti. Jangan kata datang, mendengar saja orang sudah
jeri.
Ada sebabnya kenapa Hay Thian Sin Ni muncul dari tempat
menyepinya. Itulah karena kematian menyedihkan dari Teng
In Tojin, ketua dari Ngo Bie Pay, sebab dia sendiri berasal dari
partai itu. Dia merantau guna mencari seorang jahat, sampai
dia mencurigai si Bajingan Tunggal itu. Demikian dia
menyelidiki dan lalu menguntit sampai Hek Sek San dimana
dia hidup bersendiri di Lu Sian Giam.
Tiba di dalam gua, Hay Thian Sin Ni lantas menceritakan
pada Cukat Tan perihal munculnya Im Ciu It Mo bahwa itulah
pertanda dari ancaman bencana dunia rimba persilatan,
terutama kaum lurus. Kemudian ia tanya si anak muda,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
bagaimana dengan penyelidikannya anak muda itu telah
berhasil memperoleh endusan atau tidak.
Cukat Tan malu sendirinya.
"Menyesal tecu tak berguna." sahut pemuda itu yang
membahasakan dirinya tecu-murid-. "Sampai sebegitu jauh
tecu belum pernah memperoleh hasil apa juga kecuali
mendengar kabar tentang munculnya pula Tok Mo bahwa
halnya empat Tianglo dari Kam Ih dari Siauw Lim Sie serta
ketua dari Bu Tong dan Kun Lun Pay telah terbinasa secara
menyedihkan. Di dalam hal itu, tecu mencurigai Tok Mo..."
"Mengenai kematiannya para Tianglo dan ketua itu rasanya
tak mungkin itulah perbuatannya Tok Mo." Sin Ni
mengutarakan dugaannya. "Aku percaya Tok Mo tidak
mempunyai semacam kepandaian. Di dalam golongan sesat
cuma Im Ciu It Mo yang sanggup melakukan itu."
"Beberapa hari yang lalu," Teng Hiang turut bicara, "tecu
beramai telah bertemu dengan Tok Mo diluar dusun Kho Tiam
cu. Kami belum sampai bertempur tetapi Tok Mo mengatakan
bahwa kami bertiga telah terkena racun jahatnya. Dia
memaksa kami menjadi muridnya kalau kami masih mau
hidup. Melihat sekarang ini, kami masih tak kurang suatu apa,
mungkin dia cuma menggertak kami. Kami dapat membantu
Siauw Wan Goat. Tok Mo tak dapat berbuat apa-apa atas diri
kami. Dia sangat kesohor, mungkin itu cuma kosong
belaka......"
"Di dalam hal itu, mungkin ada terjadi sesuatu yang belum
jelas." berkata Hay Thian Sin Ni. "Tok Mo memang kesohor
kejam tetapi dia tetap seorang angkatan tua, tak nanti dia
mendustai kalian."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Berkata begitu dengan tangan kanannya, nikouw itu
mengambil sebuah peles dari tembok dinding. Dia mengambil
obat pulung yang dia terus berikan kepada kedua muda mudi
itu.
Cukat Tan berdua tak tahu obat itu obat apa tetapi mereka
terus saja makan habis.
"Pada empat puluh tahun dahulu." Hay Thian Sin Ni
bercerita lebih jauh. "Ketika Tok Mo mulai mengganas,
racunnya dia buat dari pelbagai macam racun yang dia cari
dan kumpulkan dari seluruh negara. Racunnya itu tidak ada
obat yang dapat memunahkannya. Kemudian, lewat dua
tahun, barulah ketua dari kuil Bie Lek Sie di gunung Kiu Kiong
San berhasil membuat pil yang dapat mengalahkan itu. Obat
itu diberi nama Wan Ie Jie."
"Aku sendiri menyakinkan soal obat racun pada dua puluh
tahun kemudian, dan inilah obatnya, yang syukur dapat
menandingi obat dari Bie Lek Sie itu."
Baru sekarang Cukat Tan berdua ketahui yang mereka
telah makan kay tok wan, pil pemunah racun.
Teng Hiang sangat bersyukur, dia berlutut di depan si
nikouw memberi hormat sambil menghaturkan terima
kasihnya. Ia kata tak tahu ia bagaimana nanti ia membalas
budi itu.
Sin Ni menerima baik hormat itu, kemudian dia mengawasi
Cukat Tan untuk bertanya, "Anak Tan, gurumu telah menutup
mata. Maka itu kau, apakah kau masih ingat aturan dari Ngo
Bie Pay?"
Anak muda itu buru-buru bertekuk lutut. Dia takut sekali.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Tecu bersalah, locianpwe." katanya. "Silahkan locianpwe
mewakilkan guruku menjatuhkan hukuman atas diriku....."
Teng Hiang yang masih berlutut melirik si anak muda yang
berada disisinya, maka ia melihat si anak muda mengucurkan
air mata dengan dahinya penuh peluh dan tubuhnya bergetar.
Hal itu membuatnya malu sendiri dan juga berkasihan
terhadap anak muda itu. Dengan memberanikan hati, ia
berbisik pada kekasihnya, "Jodoh kita bersatu disebabkan
perbuatanku, karena itu, kau sampai melanggar aturan adik,
tetapi tidak apa, Teng Hiang bersedia mati
menggantikanmu...."
Ketika itu, Hay Thian Sie Ni duduk tak berkutik dan tak
bersuara juga.
Cukat Tan berdiam terus, juga Teng Hiang. Maka gua
menjadi sunyi sekali.
Lewat sekian lama, terdengarlah nikouw menghela nafas
panjang, terus wajahnya yang keras menjadi lunak. Setelah
itu terdengar suaranya yang terang dan tegas, "Sakit hati guru
hendak dibalaskan, cinta kasih tak merubahnya ! Nah, kalian
dapatkah melakukan itu ?"
Kedua muda mudi itu saling memandang, lantas Cukat Tan
memberikan jawabannya, "Sanggup locianpwe ! Meski
tubuhku hancur lebur pasti akan aku mencari balas buat
almarhum suhu !"
"Suhu" ialah guru, atau panggilan untuk guru.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Dengan menahan rasa malunya, Teng Hiang turut
memberikan janjinya. Kata dia, "Tecu suka berjanji sampai
laut kering batu membusuk, hingga kepala putih !"
Hay Thian Sin Ni memandang tajam muda mudiitu, selang
sekian lama baru dia mengangguk.
"Kalian bangun !" katanya perlahan. Di lain pihak, ia
mengembalikan peles obatnya ke tempatnya. Setelah itu ia
berkata pula, "Pinni memanggil kalian datang kemari ialah
buat mengajari kalian ilmu silat Tay Lo Hian Kang serta Touw
Liong Kiam Hoat sebab itulah yang akan membantu banyak
pada kalian dalam usaha kalian mencari balas terhadap musuh
gurumu, anak Tan."
Bukan main girangnya Cukat Tan dan Teng Hiang. Sudah
mereka diberi ampun mereka pula hendak diwariskan ilmu
istimewa Tay Lo Hian Kang ialah ilmu Langit-langit dan juga
ilmu Touw Liong Kiam Hoat ilmu pedang Membunuh Naga.
Maka lekas-lekas mereka mengucap terima kasih sambil
mengagguk-angguk.
"Barusan kalian sudah menjalankan kehormatan, tak usah
lagi." mencegah si nikouw.
Lagi sekali keduanya mengucap terima kasih, terus mereka
berbangkit. Di saat Cukat Tan hendak menanya, guru itu mau
menitahkan apa, tiba-tiba si nikouw memberi isyarat buat
mereka berdiam. Mereka menurut tetapi mereka heran.
Hay Thian Sin Ni berdiam tetapi matanya mengawasi ke
mulut gua, sesaat kemudian dengan seluruh suara "Toan Im
Jip Nit" ia menanya, "Sahabat baik dari mana telah berkunjung
ke gua Lu Sian Giam ini ?"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Pertanyaan itu diucapkan dengan tenang dan perlahan
tetapi terdengarnya diluar terang dan tegas.
Cukat Tan dan Teng Hiang heran, mereka memasang
telinga dan mata. Samar-samar mereka mendengar suara
seperti berdebur-deburnya ujung baju atau lantas juga tampak
tubuh orang memasuki gua. Mereka terkejut.
Lantas keduanya berlompat ke sisi masing-masing dan
pedangnya segera dihunus. Dengan tajam mereka
mengawasi.
Orang itu mengawasi tindakannya, dia mengawasi ketiga
penghuni gua, sesudah mana barulah dia menghadapi Hay
Thian Sin Ni, sembari memberi hormat dia berkata, "Dengan
ini aku menyampaikan titah guruku supaya nikouw tua
meninggalkan gua Lu Sian Giam ini sebelum matahari turun,
agar dengan demikian kerukunan diantara kita menjadi tidak
terganggu !"
Hay Thian Sin Ni bersenyum.
"Lie sicu, siapakah itu gurumu ?" ia tanya.
Pendatang itu ada seorang wanita muda. Dia menjawab
bahwa gurunya ialah Im Ciu It Mo.
"Oh !" berseru Cukat Tan setelah dia melihat tegas si nona
dan mendengar suaranya itu, tetapi belum lagi ia sempat
berbicara Teng Hiang sudah mendahuluinya, sembari
bertindak maju, nona ini menyapa nona itu, "Nona Cio Kiauw
In ! Nona Cio Kiauw In !"
Memang nona itu Kiauw In adanya hanya terhadap
suaranya Cukat Tan dan Teng Hiang ia bagaikan tak
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
mendengar apa-apa, cuma mengawasi Teng Hiang untuk
bertanya, "Kau siapakah ? Kenapa kau berkata-kata tidak
karuan ? Kau memanggil siapakah ?"
Teng Hiang melengak saking herannya. Dia segera
menatap. Tak salah, nona itu Nona Cio Kiauw In. Tetapi aneh,
kenapa nona itu tidak mengenalinya ?
Apa yang tak biasanya pada Nona Cio ialah pada rambut
ditepi telinganya ditancapkan setangkai bunga merah darah.
Ia jadi berpikir keras. Tak nanti nona ini bukannya Nona Cio !
Hanya, kenapakah dia menjadi demikian berubah ?
Cukat Tan juga mengawasi dengan tajam. Ia heran seperti
Teng Hiang.
Tiba-tiba si nona, dengan sepasang alisnya terbangun
menegur Hay Thian Sin Ni.
"Eh, nikouw tua bagaimana ? Kau menerima baik
permintaan guruku ini atau tidak ?"
Hay Thian Sin Ni tidak menjawab, hanya dia tertawa.
Kemudian dengan ramah dia tanya, "Sicu, apakah she dan
nama sicu ?"
Nona ini melengak. Agaknya dia berpikir keras, untuk
mengingat-ingat.
"Aku bernama Poan..... Mo....." sahutnya akhirnya.
Sementara itu Cukat Tan lantas melihat bahwa si nona tak
sadar wajar, maka ia menjadi bercuriga. Tiba-tiba ia
memanggil nona itu keras-keras, "Cio Kiauw In ! Cio....
Kiauw....... In.....!"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Suara itu mendengung di dalam gua, kerasnya dapat
memekakkan telinga. Si nona yang ditegur agak terkejut.
Lewat sekian lama baru dia tampak tenang pula. Tapi hanya
sejenak dia pun berubah pula. Wajahnya nampak keras, tanda
dari kegusaran. Alisnya bangun berdiri, sambil menarik
pedangnya dari bahunya dia berseru, "Budak bau ! Bagaimana
kau berani berlaku kurang ajar terhadap nonamu ?" Terus dia
menghunus pedangnya untuk diputar !
Menyaksikan demikian Cukat Tan bertambah heran. Lalau
Teng Hiang melirik padanya dan berkata perlahan, "Dengan
menggunakan pedang akan kita dapati bukti kenyataan dia
bersilat dengan ilmu pedang Pay In Nia atau bukan...."
Cukat Tan mengerti, ia lantas menghunus pedangnya, lalu
sembari tertawa ia kata pada Nona Cio, "Nona Cio hendak
memberi pengajaran padaku, baiklah akan aku menerimanya
dengan segala senang hati."
Walaupun si nona mengancam dengan pedangnya sudah
siap sedia di depan dadanya, tetapi dia tidak maju menyerang,
bahkan anehnya terhadap gerakan dan kata-katanya si anak
muda ia seperti tak melihat dan tak mendengar. Sebaliknya
dia cuma mengawasi tajam pada Hay Thian Sin Ni yang duduk
bersila saja !
Sesudah mengawasi sekian lama, nona itu
memperdengarkan suara tawa yang tidak tegas, lalu
mendadak dia menghunus pedangnya dan menikam kepada si
nikouw tua !
"Tahan !" teriak Cukat Tan yang maju menyampok pedang
si nona. Ia memang selalu waspada. Ia lantas menggunakan
jurus "Badai Menyapu Salju".
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Nona itu dapat mengelit pedangnya, setelah itu berbalik dia
menyerang si pemuda. Dia menggunakan jurus "Anak Panah
Mencari Sasarannya", ujung pedangnya menikam dada.
Hebat tikaman itu, Cukat Tan mesti mengelakkan diri
dengan gerakan Tiat Poan Kio atau Jembatan Papan Besi,
tubuhnya ditegakkan rata dari perut sampai ke kepala. Hampir
dia tak lolos.
Sampai disitu maka Teng Hiang sudah lantas mengenali
ilmu silat nona itu, benar ilmu silat Pay In Nia. Dia itu berarti si
nona besar Nona Cio Kiauw In.
Habis berkelit itu, Cukat Tan terus menendang lengan si
nona, supaya ia sempat berdiri pula. Tapi si nona lihai. Dia
cuma mengegosi sedikit pedangnya lantas senjatanya itu
dipakai pula menebas kaki orang !
Masih sempat Cukat Tan menarik pulang kakinya. Kembali
ia menyerang, kali ini ia menebas punggung nona itu, yang
menyebut dirinya Pan Mo, yaitu Setengah Bajingan.
Kali ini aneh si nona. Dia tidak menangkis, hanya dia
berkelit mundur. Justru dia berlompat, Teng Hiang lantas
mengenali cara berlompatannya itu, ialah ilmu ringan tubuh Te
In Coam, atau Tangga Mega.
"Nona Cio Kiauw In !" Teng Hiang segera memanggil.
"Nona, mana dapat kau mendustai aku !"
Mendengar suaranya Teng Hiang itu, si nona melengak
sedikit, selekasnya dia sadar, lantas dia maju pula menyerang
Cukat Tan, kali ini dia terus merangsak dan menyerang
dengan gencar !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Sementara itu Cukat Tan yang sudah dapat menduga
sebabnya kenapa si nona yang ia kenali benar Kiauw In
adanya menjadi seperti orang tak beres ingatan itu. Mestinya
dia terkena pengaruh obat atau ilmu gaib. Ketika diserang itu
dia selalu berkelit.
Si nona menjadi tidak puas.
"Anak bau !" dampratannya. "Kenapa kau selalu berkelit ?
Kenapa kau tidak melayani sungguh-sungguh padaku ?
Apakah kau takut ?"
Cukat Tan hendak menjawab si nona atau Hay Thian Sin Ni
sudah mendahuluinya.
Nikouw itu kata pada si nona, "Sicu Poan Mo, kau telah
menyampaikan pesan gurumu, sekarang silahkan kau pulang
!"
Kali ini si nona mendengar kata. Dia memasuki pedangnya
ke dalam sarungnya.
"Nikouw tua, ingat baik-baik !" berkata dia. "Sebentar,
sebelum matahari turun, kau mesti meninggalkan tempat ini !
Jangan kau membuat guruku gusar !"
Selekasnya suaranya berhenti tubuh si nona sudah
mencelat mundur, keluar dari gua hingga dilain saat dia telah
tak nampak lagi.
Cukat Tan lekas-lekas menyimpan pedangnya, terus ia
berkata kepada gurunya yang baru itu, "Menurut penglihatan
tecu, Nona Poan Mo barusan adalah Nona Cio Kiauw In,
muridnya Tek Cio Siangjin dari Pay In Nia, hanya heran,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
kenapa dia seperti orang tak sadarkan diri ? Locianpwe,
kenapa locianpwe tidak mau menangkapnya buat mengobati
dia ?"
"Aneh !" Teng Hiang turut bicara. "Nona Cio lihai luar biasa,
kenapa dia kena orang tawan dan pengaruhkan begini rupa ?
Dia mengaku menjadi muridnya lain orang dan sudi
diperintah-perintah....."
Hay Thian Sin Ni bersenyum.
"Dia sedang menjalankan karmanya." katanya. "Itulah soal
gaib yang kalian tak mudah mengertinya...."
"Hanya locianpwe." kata Cukat Tan pula. "Sekarang ada
jaman kacau, kaum sesat lagi beraksi, habis nona Cio kena
dipengaruhkan, dia berada di pihak sesat. Itulah berbahaya.
Itu pula dapat mencelakai si nona sendiri...."
"Kau benar, anak Tan." berkata Hay Thian Sin Ni. "Ada
sebabnya kenapa aku tidak dapat turun tangan membantu
nona itu...."
Cukat Tan dan Teng Hiang menjadi heran, tetapi sebab si
nikouw tidak sudi memberikan keterangan lebih jauh terpaksa
mereka tidak berani memaksa bertanya.
Hay Thian Sin Ni dapat membaca hatinya muda mudi itu,
maka ia berkata, "Tak usah kalian menjadi heran. Akan aku
jelaskan sedikit. Dari gerak geriknya, aku sudah ketahui dialah
murid dari Pay In Nia. Ada baiknya sekarang dia mengikuti Im
Ciu It Mo, supaya dia dapat mewariskan kepandaiannya si
Bajingan Tunggal itu. Si Bajingan pandai dua macam ilmu
lihai. Ialah ilmu Sun Im Dit Sat Kang itu serta ilmu tangan
kosong Tauwlo Cia, Tangan Halus."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Mendengar keterangan itu Cukat Tan dan Teng Hiang
mengangguk.
Lewat sekian lama, Hay Thian Sin Ni mengambil peles
obatnya dari dalam dinding, untuk disimpan di dalam sakunya,
kemudia setelah mengangkat hudrim, kebutannya ia
merapihkan pakaiannya.
"Kita jangan layani dia itu." katanya. "Mari kita pergi !"
Cukat Tan berdua menurut, mereka mengikut pergi.
Sekarang kita melihat dahulu Cio Kiauw In.
Ketika itu hari Nona Cio berpisah dari It Hiong di kota Tang
hong, ia langsung menuju ke Gakyang. Dan waktu ia tiba di
kota itu, Teng Hiang bersama Gak Hong Kun sudah
meninggalkannya dua hari di muka, tetapi ia sabar dan teliti.
Ia membuat penyelidikan hingga ia mendapat keterangan di
tempat persinggahannya bahwa dua orang itu sudah menuju
ke Kho-tiam-cu, kemana ia segera menyusul.
Hari itu ditengah jalan, Kiauw In tiba di sebuah rimba yang
lebat, yang rindang, yang hawanya adem, maka sekalian
beristirahat, ia berhenti dan duduk dibawahnya sebuah
pohonnya, diatasnya akar yang besar dan menonjol keluar.
Belum lama si nona beristirahat itu, tiba-tiba ia mendengar
suara orang yang nyaring sekali.
"Kita sudah berlari-lari setengah hari, kenapa kakak Tio It
Hiong ku masih tak dapat dicari ?" demikian suara itu, suara
wanita. "Kau tentulah bukan makhluk baik-baik, pastilah kau
sedang menipu aku !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Lalu terdengar suara serak dari seorang pria, "Siapa itu Tio
It Hiong, aku tidak tahu. Hanya sahabatku itu yang mengaku
sendiri begitu. Saban kali dia ketemu orang, dia mengatakan
dirinya Tio It Hiong, dan beberapa orang yang bertemu
dengannya memanggil dia Tio It Hiong juga. Hanya aku....."
"Jangan kau mengoceh saja !" si wanita menyela. "Dimana
adanya Tio It Hiong yang kau sebut itu ? Hayo kau ajak aku
pergi padanya !"
Selama itu, kedua orang itu mendatangi semakin dekat.
Hatinya Kiauw In tertarik sekali. Orang menyebut-nyebut It
Hiong. Ia duduk terus dibawah pohon itu, tetapi ia membawa
lagak tak perhatian. Diam-diam saja ia memasang mata.
Ketika itu dari jalan dari mana ia datang, Kiauw In
mendengar suara orang berbicara sambil tertawa-tawa. Lekaslekas
ia menoleh. Kiranya itulah dua orang hweshio, atau
pendeta. Setengah tua, jubahnya serupa, jubah kuning
dengan gelang emas ditangan kirinya masing-masing. Suara
mereka itu keras. Dari kejauhan ia merasa wajah orang ia
kenal.
Tak lama tibalah kedua orang suci itu. Mereka berjalan
sambil terus bicara dan tertawa. Sama sekali mereka tak
memperhatikan si nona yang duduk sendirian saja. Sebaliknya
Kiauw In lantas mengenali para Liong Houw Siang Ceng si
pendeta Naga dan Pendeta Harimau dari kuil Gwan Sek Sie
dan Ngo Tay San.
Baru kedua pendeta itu lewat lima tombak lebih, dari jalan
dalam rimba muncullah dua orang yang tadi terdengar dengan
suara nyaring. Merekalah seorang wanita serta seorang pria
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
yang rambutnya hijau, si wanita berusia tujuh atau delapan
belas tahun, si pria setengah tua dan agaknya licik. Bersama
mereka itu ada seekor orang utan besar.
Setelah mereka lihat pria dan wanita itu, Liong Houw Siang
Ceng menghentikan tindakannya di tengah jalan dan
mengawasi kedua orang itu.
Si nona cantik melihat dua orang suci itu seperti
menghadang di tengah jalan, dia mengawasi, lalu dia
terbangun, kemudian dengan senyuman manis, dia menyapa,
"Kalian berdua pendeta, apakah hati kalian belum bersih dan
otak kalian belum kosong ? Kenapa kalian mengawasi nonamu
begini rupa ? Kenapa kalian juga menghadang di tengah jalan
?"
Bu Siang Hweshion tertawa dan kata, "Sicu adalah seorang
wanita, sudi apalah sicu jangan bicara sembarangan saja !
Sebenarnya pinceng mau mohon bertanya, pria yang berjalan
bersama sicu ini orang macam apakah ?"
Si nona tertawa.
"Bapak pendeta, mari nonamu memberikan keterangan
sebenar-benarnya saja kepada kalian ?" sahutnya polos.
"Dengan begitu maka tak usahlah kalian nanti menanya
banyak-banyak." Dia berhenti sebentar, dia mengawasi kedua
pendeta, baru dia berkata pula, "Bapak pendeta, aku sendiri
adalah Ya Bie, muridnya Kip Hiat Hong Mo Tou Hwe Jie dari
Cenglo ciang ! Dan itu." dia menunjuk kepada si orang utan,
"dialah So Hian Cian Li."
Kedua pendeta terdiam mendengar disebutnya nama Tou
Hwe Jie, mereka saling memandang, paras mereka menjadi
tenang kembali.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Dan ini sahabat rambut hijau ?" Bu Siang menanya pula,
karena si nona tidak segera melanjuti keterangan. "Dia pernah
apakah dengan sicu ?"
Si nona menggeleng kepalanya.
"Aku tidak tahu namanya dia." sahutnya
"Dialah sahabat yang aku ketemukan di tengah jalan."
Sementara itu, Lek Hoat Jiu Long demikian si pria berambut
hijau berdiam saja. Dia kenal kedua pendeta itu. Dia telah
membinasakan pendeta dari Gwan Sek Sir, pasti itu orang
tentu mencari dia guna menuntut balas. Sekarang dia bertemu
dengan Liong Houw Siang Ceng sendiri, maka dia berlagak
pilon. Di dalam hati dia mengharap orang tidak mengenalinya.
Tapi, sudah dia mendengar suara si nona yang terakhir dia
berpura tertawa dan kata pada nona itu, "Ah, nona Ya Bie
gemar bergurau ! Bagaimana orang sendiri nona
mengatakannya tak kenal ?"
Berkata begitu, dia mengedipi mata pada si nona.
Ya Bie seorang golongan sesat, tetapi dia polos, dia pula
baru mulai muncul, dia tak mengenal terlalu banyak gerak
gerik orang, bahkan melihat tingkahnya Lek Hoat Jiu Lok, dia
menjadi sebal. Maka juga dia membuka lebar matanya,
dengan tampang gusar dia kata pada pria itu, "Apa kau bilang
? Siapakah orang tuamu sendiri ?"
Liong Hauw Siang Ceng terus mengawasi dan mendengari,
lantas timbul kecurigaannya. Terlihat tegas bahwa si wanita
polos dan si pria licik. Maka mereka lantas mengawasi pula si
pria.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Sahabat rambut hijau," berkata Bu Sek Hweshio
kemudian, "kau ingat tegas, siapakah pinceng?"
Suara itu keras bagaikan guntur. Lek Hoat Jiu Long kaget
sampai tubuhnya bergemetar. Dia mundur dua tindak untuk
menenangkan hatinya yang bergoncang, untuk bersiap sedia,
tangan kirinya mengeluarkan bie hun tok hun, tangan kanan
mencabut sebatang pedang pendek.
"Keledia botak dari Gwan Sek Sie !" kemudian dia
membentak. "Apakah kamu mau mencari mampusmu ? Tuan
besar kamu ialah Lek Hoat Jiu Long !"
Mendengar nama itu, bukan main gusarnya kedua pendeta.
Jadi inilah musuh mereka ! Bagaikan kalap Bu Sek lantas
berteriak berlompat maju dengan tinjunya !
Inilah saat yang ditunggu Lek Hoat Jiu Long yang licik. Dia
tidak menangkis atau menghadang, waktu dia diserang itu dia
lantas bergerak ke samping buat menyelamatkan diri dari
ancaman tinju maut. Tapi dia bukan hanya berkelit, dia pun
membuat pembalasan dengan caranya sendiri. Dia mengayun
tangan kirinya, menyebarkan bubuk mautnya dan
meluncurkan tangan kanannya, menikam dadanya si
penyerang !
Bu Sek terkejut melihat gerakan lawan itu, apa pula
selekasnya dia melihat asap merah tua itu. Dia mundur sambil
lompat berjumpalitan ke belakang terus dia menahan nafas
untuk segera mengerahkan tenaga dalamnya. Walaupun
demikian dia kurang cepat, sebab penyerangan bubuk tepat
sedangkan dia maju. Maka juga dia telah kena menyedot tak
sedikit bubuk bius itu. Bau harum masuk ke dalam hidungnya,
mendesak masuk ke otak, membuat kepalanya pusing dan
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
matanya berkunang-kunang terus dia terhuyung-huyung dan
roboh ke tanah !
Pedang pendek Lek Hoat Jiu Lon tidak berhasil seperti
bubuknya itu, inilah sebab ketika dia menyerang Bu Sek, Bu
Siang yang memasang mata melihat gerakannya itu dan
pedangnya segera dihajar dengan gelang emasnya si pendeta
hingga gelang itu terpental dan tangannya si penyerang kaku
baal !
Bu Siang menguatirkan keselamatan saudara
seperguruannya itu, maka juga habis menghajar pedang
lawan dia lompat kepada Bu Sek untuk memondongnya
bangun.
Lek Hoat Jiu Long gusar dan penasaran, justru Bu Siang
lompat kepada Bu Sek, dia sendiri menerjang pendeta itu.
Lagi-lagi dia menyebar bubuk beracunnya.
Tiba-tiba terdengarlah seruan yang nyaring halus lalu satu
sinar berkilat berkelebat, menyusul itu Lek Hoat Jiu Long
memperdengarkan jeritan yang menyayatkan hati sebab
tangannya yang menyebar bubuknya terkutung tiba-tiba
sebatas bahunya dan terjatuh ke tanah, tubuhnya pun turut
roboh kebanting. Saking kesakitan, dia berkoresan ditanh.
Menyusul itu satu tubuh langsing berlompat ke depan
beberapa orang itu. Kiranya dialah Nona Cio Kiauw In, yang
membantu tepat pada Bu Siang Hweshio.
Ya Bie lantas mengawasi Nona Cio dan menegur, "Eh, eh,
kenapa tidak karuan kau mengutungkan lengan orang ? Jika
kau mau bertempur, nonamu bersedia melayani kau beberapa
jurus !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Kiauw In mengawasi nona itu. Ia lantas berkesan baik.
Orang cantik dan polos.
"Adik kecil," katanya tanpa menghiraukan tantangan orang,
"tahukah kau siapa orang yang berambut hijau ini dan benda
apa yang dia sebarkan ?"
"Aku tidak tahu." sahut si polos.
"Inilah semacam bubuk beracun." Kiauw In kasih tahu.
"Asal orang ada Kang Ouw jahat, maka dia menggunakan
racun ini buat mencelakai orang."
Ya Bie heran, dia tertawa.
"Kakak," tanyanya ramah, "kenapa dengan sekali melihat
saja kau ketahui itu ?"
Kiauw In berpaling kepada kedua pendeta.
"Lihat dua orang pendeta itu," katanya. "Mereka telah
terkena racun ini !"
Ya Bie menoleh, maka ia melihat kecuali pendeta yang
pertama, yang kedua pun telah roboh tidak berdaya, tubuh
mereka tak berkutik. Ia menjadi kaget.
"Eh, eh, kenapa kedua pendeta tua itu kehilangan jiwanya
?" tanyanya. Dia menyangka Liong Houw Siang Ceng telah
terbinasakan Lek Hoat Jiu Long, maka dia menjadi gusar
seketika, hingga dia menggertak giginya segera dan
membisikan orang utannya, "Pergi kau, kutungkan tangan
yang satunya dari orang itu !"
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
So Hua Cian Li lantas berseru terus dia berlompat pergi.
Paling dahulu dia memungut pedang pendeknya Lek Hoat Jiu
Long, sebelum si rambut hijau tahu apa-apa, lengannya yang
sebelah lagi itu sudah lantas ditebas kutung !
Sebagai orang tanpa tangan, Lek Hoat Jiu Long roboh
pingsan bermandikan darah !
Ketika itu Kiauw In sudah lantas menghampiri kedua
pendeta itu. Dia mengeluarkan obatnya pendeta dari Bie Lek
Sie yang It Hiong bagi padanya, obat itu ia masuki ke dalam
mulutnya Bu Sek dan Bu Siang, kemudian tanpa menanti
orang siuman ia bertindak menghampiri Ya Bie untuk
bertanya, "Adik, bukankah tadi kau mengatakan hendak
mencari kakak entah apa Hiong ?"
Ditanya begitu mukanya Ya Bie mendadak bersemu dadu,
walaupun demikian dia menjawab secara polos, "Dialah kakak
Hiong yang aku paling sukai ! Dia bernama Tio It Hiong.
Guruku....."
"Gurumu telah aku ketahui !" tiba-tiba terdengar satu suara
yang nyaring, yang orangnya segera sampai di dekat mereka
itu. Orang berlompat pesat sekali. Kiranya dialah seorang lakilaki
tua berkeriputan yang berdandan sebagai pelajar.
Setibanya itu, si orang tua lantas mengawasi tajam kepada
Kiauwn In, kemudian dia menuding kepada Ya Bie sambil
berkata keras, "Namanya gurumu itu Kip Hiat Hong Mo, ada
apakahnya yang luar biasa ? Nama itu tak usah dipamerekan
!"
Ya Bie lantas mengenali pada Ie Tok Sinshe atau Tok Mo
yang dua hari lalu ia ketemukan di Kho tiam cu, yang ia
permainkan dengan Hoan Kak Bie Ciu, ketika mana ia hampir
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
bercelaka karena ilmu Sam Hiauw Lo Piang Ciang orang itu,
karenanya ia merasa jeri jgua, tak berani ia mempermainkan
pula. Karena itu dengan mata dipentang lebar-lebar dia
mengawasi saja.
Nampak Tok Mo puas karena si nona tak menjawabnya, dia
tertawa sampai melenggak, kemudian habis tertaaw segera
tampak pula wajahnya yang menakutkan saking bengisnya.
"Kalau kalian tahu diri, lekas kalian kasih tahu padaku !"
katanya bengis. "Siapakah yang mengutungkan kedua
lengannya Lek Hoat Jiu Long ?"
Kiauw In menerka orang tua ini bukan orang lurus,
karenanya ia berhati-hati, tidak mau ia berlaku sembrono.
"Locianpwe." tanyanya, dapatkah aku mengetahui she dan
nama besar dari locianpwe ?"
Tok Mo tertawa terkekeh-kekeh, nadanya dingin.
"Bocah bau ! Apakah namamu ?" dia balik bertanya kasar.
"Siapa gurumu ? Bagaimana sampai namaku si orang tua kau
tidak tahu ?"
Ya Bie lantas menimbrung, "Kakak, dialah Tok Mo yang
juga dipanggil Ie Tok Sinshe ! Kakak awas terhadap ilmu silat
tangannya yang aneh !"
Dengan mata bengis, Tok Mo mengawasi si nona polos.
Terus dia tertawa terkekeh.
"Namaku si orang tua," kata dia, "sudah dikenal sejak
empat puluh tahun lalu ! Didalam dunia rimba persilatan, siapa
yang tak tahu dan tak takut ? Hanya sekarang, setelah aku
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
baru muncul pula, yang mengetahui aku sangat sedikit ! Hmm
!"
Nyata dari suaranya si tua ini jumawa, hatinya puas tak
puas.
Kiauw In sementara itu sudah lantas menerka Tok Mo atau
Ie Tok Mo atau Ie Tok Sinshe ini tentulah orang yang telah
membunuh mati secara rahasia jago-jago Siauw Lim, Bu Tong
dan lainnya. Hal ini membuatnya girang berbareng berkuatir.
Ia berkuatir sebab ia menerka orang mestinya lihai luar biasa.
Dan ia bergirang karena ia memikir inilah kesempatan ia
mencoba ilmu silatnya Khi-Bun Pat kwa kiam terhadap lawan
yang tangguh. Ia pikir juga, sungguh besar faedahnya bagi It
Hiong kalau jago tua itu dapat dirobohkan atau disingkirkan.
"Hanya kalau dia menggunakan racunnya," pikirnya pula.
Karena ini, ia berdiam terus.
"Eh, budak !" tegur Tok Mo bengis, "aku tanya kau, kenapa
kau diam saja ? Kau mau menjawab atau tidak ?"
Kiauw In melengak. Sangsi buat memberikan jawabannya.
"Kakak, bilangilah !" Ya Bie menganjurkan. Nona ini benarbenar
sangat polos. "Siapakah guru kakak ? Kenapa kakak
tidak berani berkatainya ?"
Justru itu, Nona Cio telah mendapat sebuah pikiran, maka
dia tertawa tawar dan kata, "Akulah Cio Kiauw In muridnya
Tek Cio Siangjin dari Pay In Nia ! Bagaimana ?"
Si muka keriputan itu nampak terbengong, terus dia
mengawasi tajam pada nona di depannya itu, dari atas ke
bawah dan sebaliknya, dia tertawa.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Bagus !" katanya nyaring. "Nampaknya bakatmu baik
sekali ! Mari kau turut si orang tua pulang ke tempatku, untuk
belajar ilmu ! Sungguh kau berbahagia !"
Kiauw In tetap mengawasi, matanya dibuka lebar, sinar
matanya menandakan kemarahannya. Tetapi dapat dia
menguasai dirinya. Maka ketika dia menjawab suara sabar,
"Locianpwe, tidak ada halangannya yang locianpwe hendak
mengambil murid hanya sebelum itu ingin aku menanya,
apakah locianpwe dapat melawan pedangku ?"
Dengan satu gerakan cepat, Nona Cio menghunus
pedangnya. Terus dia menambahkan kata-kata, "Dalam hal
ilmu kepandaian, locianpwe cuma pandai menggunakan racun,
maka itu dalam halnya ilmu tangan kosong atau bersenjata,
locianpwe tak dapat dibungkam !"
Alisnya Tok Mo bangkit. Dia tak puas sebab telah
mengekangnya. Kata-kata si nona berarti bahwa janganlah dia
menggunakan racunnya. Lalu dia tertawa terkekeh.
"Anak perempuan, kau sangat licik !" katanya. "Kau
menggunakan akal muslihat untuk membuat hatiku panas !
Apakah kau sangka aku tidak tahu itu ? Baiklah ! Karena kau
takut aku si tua menggunakan racun, hendak aku
menggunakan sepasang tanganku guna melayani ilmu
pedangmu Khie bun Pat kwa Kiam. Supaya kalau sebentar kau
kalah, kau kalah dengan puas !"
Berkata begitu, si orang tua menggulung tangan bajunya,
terus dia mengangkat sepasang tangannya.
Ya Bie dipinggiran terus mengawasi saja. Dia jeri terhadap
ilmu silatnya Tok Mo, tetapi dia mendengar Tok Mo mau
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
melawan pedang, hal itu membuatnya girang. Ingin dia
menyaksikan pertempuran itu. Ia pun kagum terhadap Kiauw
In, yang berhasil membikin si tua suka bertempur tanpa
menggunakan racun. Saking girang, mendadak dia tertawa
sendirinya !
Tok Mo heran, dia menoleh.
"Eh, budak liar, kau tertawakan apa ?" tegurnya.
Ya Bie tidak menghiraukan teguran itu, bahkan dia
mencibirkan mulutnya untuk menggodia si orang tua,
kemudian dia menoleh kepada Kiauw In untuk berkata,
"Kakak, kau tenang-tenang saja melayani dia ! Kalau sampai
kau tak berdaya nanti akan aku bantu kau dengan Hoan Kak
Bie Ciu supaya kau lolos dari bahaya !"
Tok Mo gusar sekali, maka juga dia membentak si nona
polos, "Kalau kau lancang campur tangan, lebih dahulu akan
aku habiskan nyawamu !" Kemudian dia meneruskan pada
Nona Cio, "Kau dengar ! Kau perhatikan. Jika kau kalah, kau
mesti tunduk dan menurut dengan baik-baik menjadi muridku
! Kau tahu !'
Kiauw In berpura pilon, dia melirik lalu tertawa.
"Locianpwe" katanya hormat. "seandianya locianpwe yang
mengalah buat setengah jurus, bagaimana ?"
Tok Mo melengak. Itulah dia tidak sangka. Hanya sejenak
dengan wajah muka padam, dia kata keras, "Kalau aku kalah,
maka di dalam waktu satu tahun akan aku turut segala
perintahmua, aku bersedia menerjang api atau air, tak nanti
aku menampik."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Belum lagi Kiauw In mengatakan sesuatu, Ya Bie sudah
bertepuk tangan dan mendahului berseru. "Bagus ! Bagus !
Bukan cuma satu tahun saja kau mesti turut segala
perintahnya kakak ini, kau juga mesti mengutungkan sebelah
tanganmu !"
"Tutup bacotmu !" membentak si orang tua mendongkol
bukan main.
Ya Bie polos tetapi dia pun jenaka, dan dapat bergurau
bahkan kata-katanya tajam.
Sementara itu Liong Houw Siang Ceng telah siuman dari
gangguan bubuk beracun, maka lantas melihat Kiauw In
hendak bertempur dengan si orang tua keriputan yang
berdandan sebagai pelajar itu, lekas-lekas mereka
menghampiri si nona untuk memberi hormat.
"Sicu, terima kasih buat pertolongan sicu !" mengucap Bu
Siang Hweshio.
Sedangkan Bu Sek berkata, "Buat membereskan orang tua
ini, bagaimana kalau pinceng yang turun tangan ?" Dia pun
lantas menurunkan gelang emas dari lengannya.
"Kepala keledia !" Tok Mo membentak mendongkol. "Dirimu
sendiri masih ditolongi seorang nona, apakah kau rasa kau
sanggup melayani aku si orang tua ? Kau mundurlah !"
Bu Sek heran, tak dapat dia menerima perlakuan itu.
Alisnya bangkit.
"Baiklah pinceng bersedia menerima pengajaranmu, sicu !"
katanya. Dan segera dia mendahului menyerang !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Dia lantas menggunakan ilmu silat tangan kosongnya itu,
Sam Hiauw Liok Piau Ciang, jurus "Sepasang Naga Merampas
Mutiara" untuk menyambuti gelang lawan. dia menyentil Liong
Houw Siang Houw, sepasang gelang Naga dan Harimau.
Dengan satu suara terang nyaring, sepasang gelang itu
kena disentil terpental. Bahkan Bu Sek merasai kedua
lengannya tergetar dan nyeri. Saking kageti dia lompat
mundur sambil berseru dengan pertanyaannya.
Jilid 45
"Siapakah kau ?" Sedangkan sepasang matanya dipentang
lebar.
"Hm !" Tok Mo tertawa dingin, parasnya menunjuki dia
puas sekli. "Telah aku mengenali kaulah murid dari Gwan Sek
Sie ! Si tua yang gundul itu dahulu hari pun mengalah tiga
bagian terhadapku ! Orang dengan kepandaian semacam kau
ini, bagaimana kau berani berlaku kurang ajar terhadap aku si
orang tua ?"
Bu Sek bertambah gusar. Orang telah menghina gurunya.
Dengan berani dia lompat menyerang, gelangnya dilontarkan !
Itulah ilmu silat tersohor dari kuil Gwan Sek Sie namanya
Liong Houw Hong In - Badai Naga dan Harimau-.
Tok Mo tidak berani menyambut serangan itu, dia hanya
berkelit ke sisi, baru dari itu dia menoleh dengan keras. Dia
menjadi gusar, sebab berkelit baginya berarti yang dia telah
didesak.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Oh, keledia gundul tak tahu selatan !" bentaknya. "Aku si
tua tak dapat mengampuni kau ! Demi muridku yang
dikutungkan dua belah tangannya itu, aku akan menangih
hutang berikut bunganya !"
Menutup kata-kata sengitnya itu, Tok Mo mengeluarkan
Giok Lauw Kio Ciauw, alat mautnya itu tetapi justru dia hendak
menyerang, Kiauw In bersama Ya Bie sudah lompat
menghadang di depannya. Dan nona Cio segera berkata,
"Orang itu jahat sekali, dia suka menyebar bubuk beracun
mencelakai orang ! Akulah yang mengutungkan lengan
kirinya, jika kau hendak membuat perhitungan, kau lakukanlah
itu atas diri nonamu ini !"
Ya Bie pun berkata, "Lengan kanan dia itu akulah yang
menyuruh So Han Cian Li membuntungkannya dan peristiwa
itu tidak ada sangkut pautnya dengan kedua pendeta ini !"
Sementara itu hatinya Bu Sek tak tenang. Kepandaiannya
yang istimewa itu masih tidak dapat berbuat apa terhadap
lawan yang lihai sekali ini. Terpaksa dia mundur.
Bu Siang menarik adik seperguruannya terus dia kata
nyaring kepada Kiauw In, "Nona Cio, sampai jumpa pula !"
Segera dia lompat bersama adiknya pergi melenyapkan diri ke
dalam rimba.
Tok Mo mengawasi kedua nona, parasnya yang muram
perlahan-lahan menjadi reda.
"Lek Hoat Jiu Long muridku ini." demikian tanyanya,
"kenapa kalian jadi bertempur dengannya?" Berkata begitu dia
menunjuk pemuda si rambut hijau yang rebah tak berkutik.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Baru sekarang Kiauw In tahu bahwa orang yang disebut
Lek Hoat Jiu Long dan menjadi muridnya To Mo, pantaslah dia
jahat dan mudah menggunakan bubuk beracunnya. Karena ia
tak dapat lantas menjawab, ia berdiam saja.
Melihat demikian, Ya Bie mendelik kepada Tok Mo terus dia
tertawa dan kata, "Muridmu itu berbuat bagus sekali, pantas
dia mendapat pembalasan setimpal ini !"
Wajahnya Tok Mo menjadi padam pula. Nona ini
membuatnya gusar.
"Budak liar !" bentaknya. "Jangan kau kurang ajar ! Coba
kau bilangi aku, apa yang muridku ini telah lakukan ? Kau
bicaralah dengan terus terang, nanti aku si tua memutuskan
siapa salah siapa benar ! Asal ada setengah patah saja dari
kata-katamu yang dusta, aku si tua tak akan mengampunimu
!"
Ya Bie berlaku tenang, bahkan dia merapikan dulu
rambutnya.
"Sebenarnya panjang buatku menutur," katanya seenaknya
saja. "Apakah kau tak nanti sebal mendengarkannya ?"
Tok Mo menyimpan pula senjata rahasianya itu, dia
bertindak maju dengan kepala diangkat.
"Kau bicaralah !" katanya. "Jangan kalian mencari alasan
untuk kabur !"
Ya Bie suka bercerita, dan ia menuturkan perbuatannya Lek
Hoat Jiu Long. Beginilah keterangannya itu : Hari itu ditanah
berumput diluar Kho tiam cu, ia mengajak orang utannya
menyingkir dari bajingan yang lainnya itu, lewat belasan lie
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
barulah dia berhenti berlari-lari. Justru disitu ia bertemu
dengan Lek Hoat Jiu Long yang kabur dari rumah penginapan.
Jiu Long kabur seperti orang kurang sadar saking bingungnya,
dia merasa seperti ada orang yang mengejarnya. Dia kena
menubruk si orang utan, yang terus membantingnya roboh,
setelah mana dia dijambak, dibawa ke depannya Ya Bie.
Sambil berbuat itu, si orang utan berPekik tak hentinya, Jiu
Long kaget terus dia pingsan.
Ya Bie mengira Jiu Long itu adalah orang Kang Ouw, dia
menyuruh orang utannya mengangkatnya bangun, lalu dia
menolong menyadarkannya.
Tidak lama Jiu Long siuman. Dia heran mendapati dirinya di
pangku seorang nona yang tubuhnya menyiarkan bau harum
kewanitaan dan tampangnya cantik. Lupa pada keadaan
dirinya, dia tertawa girang.
Ya Bie adalah seorang gadis, ia menjadi tak senang.
"Ha, kau kenapakah ?" tegurnya sambil melemparkan
tubuh orang.
Jiu Long mengasih lihat tampang memohon.
"Nona, kau penuhkanlah keinginanku !" katanya.
Ya Bie tak menghiraukan. Ia belum kenal kata0kata
asmara.
"Eh, tahukah kau kakak Hiongku ?" tanyanya. "Kakak
Hiongku itu adalah seorang muda yang biasa membawa-bawa
pedang pada punggungnya."
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Jiu Long senang sekali. Dia merasa si nona polos dan
mudah diakali. Dia mencekal tangan orang dan tertawa.
"Tio It Hiong ?" katanya. "Dialah sahabatku. Ada apa kau
mencari dia ?"
Nona itu tertawa.
"Aku mau mencari kakak Hiong tetapi itu tidak ada
hubungannya dengan kau !" sahutnya. "Karena kaulah
sahabatnya, kau tentu tahu dimana adanya dia sekarang !
Maukah kau mengantarkan aku kepadanya ?"
Jiu Long tertawa, bukan main girangnya.
"Tak sukar hatiku mengajak kau pergi kepada kakak
Hiongmu itu !" katanya. "Hanya sebelumnya kau harus
menerima baik satu syaratku....."
"Apakah syar itu ?" tanya si nona cepat. "Kau sebutkanlah
!"
Jiu Long tertawa bergelak. dia menggerak-geraki kedua
belah tangannya, memperlihatkannya pria dan wanita tengah
bersenang-senang berplesiran.
Si nona mementang matanya. Tak dapat ia menangkap
artinya isyarat itu. Ia berdiri menjublak mengawasi.
Lek Hoat Jiu Long mengulangi gerak gerik tangannya itu.
"Nona yang baik, kau telah mengerti bukan ?" tanyanya.
Ya Bie menggeleng kepala.
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
"Aku tidak mengerti." sahutnya. "Coba kau bicara biar jelas
!"
Makin senang hatinya Jiu Long. Ia mendapati si nona masih
hijau.
"Benar-benarkah kau tidak mengerti ?" dia menegaskan.
Mendadak dia lompat maju dua tindak, matanya mengawasi
dengan sinar menyala. Terus dia kata pula, perlahan, "Nona
yang baik, kaulah nona yang telah dewasa, masihkah kau tak
mengerti maksudku ? Ni, begini......" Ia memberi petaan pula
dengan kedua belah tangannya.
Ya Bie tetap mengawasi dengan mendelong, kepalanya
digeleng-geleng. Kemudian dia tertawa dan kata, "Asal kau
benar-benar dapat mengantarkan kau kepada kakak Hiongku,
apa juga yang kau kehendaki aku perbuat, akan aku lakukan !'
Lek Hoat Jiu Long tidak kenal It Hiong, dia cuma mengoceh
saja, tak tahu dia dimana si anak muda, tetapi dia cerdik luar
biasa, dia licik mana untuk mewujudkan apa yang dia pikir, dia
tak memilih jalan lain. Mengawasi kecantikan si nona saja, dia
sudah mengiler.......
"Aku menjamin bahwa akan kau ajak kau mencari kakak
Hiongmu itu !" kata dia sambil menepuk-nepuk dada. "Kau
jangan kuatir nona !" Ia tertawa, terus ia menambahkan,
"Nona asal kau suka memenuhi kehendakku, hingga tubuh
kita dapat tergabung menjadi satu, apa juga perintahmu, akan
aku turuti !"
Mendadak menutup kata-katanya itu, Jiu Long berlompat
menubruk si nona !
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Ya Bie tidak kaget karena terkaman itu. Sebenarnya dia
tidak setolol seperti diperkirakan Jiu Long. Barusan dia
berlagak saja yang ia tak mengerti gerak gerik orang. Ia
mencintai It Hiong, itu artinya dia sudah kenal asmara. Karena
ia menerka orang adalah satu bajingan paras elok, ia hendak
mencoba hati orang. Demikian ketika ia diterkam itu dengan
cepat ia berkelit terus ia menggunakan ilmunya, Hoan Kak Bie
Ciu si orang utan ia jadikan penggantinya !
Waktu ia ditubruk si nona menjerit nyaring.
Jiu Long lantas merasa bahwa ia telah merangkul tubuh
orang yang hangat, hingga ia bagaikan ditinggalkan rohnya
saking puas hatinya. Dia mengawas muka orang. Si nona
cantik. Tanpa dia ketahui, si nona sendiri sebenarnya sudah
memisahkan diri. Segera ia lari ke dalam rimba sambil
memondong tubuh orang. Dalam tempat yang sunyi itu,
hendak dia melampiaskan nafsu binatangnya.
Ya Bie sementara itu mengintai gerak gerik orang. Dia
mendongkol berbareng merasa lucu. Kemudian dia berduduk
di atas sebuah batu besar, matanya mengawasi langit,
pikirannya sperti melayang-layang. Di saat itu hatinya terasa
kosong.......
Selang tak berapa lama terdengarlah suara Pekik berulangulang
lalu tampak orang utan lari berlompat menghampiri
nonanya. Di depan si nona, kembali dia memperdengarkan
Pekikannya berulang-ulang, kedua kakinya atau tangannya
digeraki demikian rupa, seperti juga dia melukiskan apa yang
terjadi diantara dia dan Lek Hoat Jiu Long.
So Hun Cian Li sudah pandai benar dalam hal menghisap
darah orang dan Lek Hoat Jiu LOng bukanlah lawannya,
karena dia itu telah menjadi letih bukan main, semangatnya
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
seperti meninggalkannya, si orang utan melepaskan diri dari
rangkulannya tanpa dia ketahui.
Ya Bie mengawasi binatang piaraannya itu dan tak melihat
si rambut hijau keluar bersama, tahulah dia apa yang telah
terjadi pada orang itu. Ia menepuk-nepuk si orang utan dan
bersenyum.
Lewat sekian lama barulah tampak Lek Hoat Jiu Long
muncul dari dalam rimba, tindakannya perlahan, tubuhnya
terhuyung, pakaiannya kusut. Kapan dia melihat si nona
sedang duduk dibatu, dia tertawa dan berkata, "Nona tak
dapat aku melupai cintamu terhadapku, aku telah tidur dan
bermimpi baik sampai aku membuatmu menantikan lama
disini, harap maafkan aku !" Dan dia memberi hormat. Dia
menjura dalam !
Ya Bie tertawa atas lagak orang itu, dia meliriknya lalu
berkata, "Kau telah menjanjikan aku mencari kakak Hiong.
Sekarang hayolah kau antarkan aku ! Mari lekas !"
"Ya" sahut jiu Long. Dan lantas dia bertindak pergi.
Demikianlah maka juga bertiga mereka berjalan bersamasama.
Lewat tiga hari barulah mereka tiba di wilayah Gakyang
itu, di rimba luar kota, hingga mereka bersamplokan dengan
Liong Houw Siang Ceng dan menjadi bertempur karenanya.
Hingga si rambut hijau menerima bagian sebagai pembalasan
kejahatannya sebegitu jauh.
Begitulah penuturannya Ya Bie, yang selalu bergembira,
sampai tahu-tahu dia mendapati nona Cio Kiauw In membaliki
belakang dan telinganya tampak merah. Tok Mo sebaliknya,
dia lantas lari menghampiri muridnya buat memeriksa
nadinya, habis mana dia katanya, "Ah ! Masih dapat ditolong,
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
cuma mestilah aku menjadi berabe karenanya...." Terus dia
merogoh sakunya mengeluarkan sebutir obat putih, yang dia
jejali ke dalam mulutnya si murid, setelah mana dia diam
mengawasi guna menantikan reaksi dari obatnya itu.
Sesaat itu muka pucat pasi dari Jiu Long tetap tak berubah.
Maka juga Tok Mo kemudian menghembuskan hawa dari
mulutnya ke mukanya si murid. Hawanya itu berupa seperti
halimun. Hanya sebentar habis dihembuskannya hawa itu,
tubuhnya Jiu Long bergeming. Dia siuman terus merintih dan
membuka matanya.
Tok Mo meletakkan tubuh orang ditanah.
"Kau rebahlah !" katanya pada murid itu. "Aku hendak
membereskan dua anak perempuan itu, buat mengambilnya
sebagai murid." Ia berbangkit terus ia menghadapi Kiauw In
dan Ya Bie ke depan siapa ia berlompat pesat.
Ketika itu Kiauw In berada berdekatan dengan Ya Bie sebab
ia ingin minta keterangan lebih jauh tentang It Hiong, sebab
nona itu selalu menyebut It Hiong sebagai "kakak Hiong" nya.
Ya Bie tidak kenal nona Cio, tak tahu dia ada hubungan apa
diantara It Hiong dan nona itu, karena polosnya dia
menjelaskan segala apa dengan terang.
Mendengar keterangannya itu, Kiauw In mengerutkan
alisnya. Ia terharu buat nona polos itu, yang sendirinya
tergila-gila terhadap It Hiong.
Sementara itu Nona Cio tidak mau lantas menyingkir dari
hadapannya Tok Mo. Asal ia mau dapat ia berbuat begitu,
tetapi ia memikir mencari keterangan hal orang tua ini,
Bukankah dia pernah berhubungan rapat dengan Hoat Ciu Jiu
Kang Zusi website http://cerita-silat.co.cc/
http://kang-zusi.info/ http://kangzusi.com/
Long dan telah melakukan penyerangan hebat pada pihak
Siauw Lim Sie ? Ia pula tidak takut, ingin ia mencoba Khie bun
Patkwa Kiam dan Ten In Ciong, ilmu ringan tubuh Tangga
Mega buat menjajaki berapa lihainya si Bajingan itu.
Barulah si nona dan Ya Bie berhenti bicara dan menoleh,
setelah mereka mendengar suaranya Tok Mo yang
menghampirinya memperdengarkan suara nyaring. Kiauw In
melirik Bajingan itu.
Berkatalah Tok Mo, "Kalian tak menggunakan ketika kalian
buat lari pergi, benar-benar kalian bernyali besar. Kalianlah
orang yang cocok yang aku cari, kalian berbakat dan pantas
menjadi murid-muridku !"
Ditulis Oleh : ali afif ~ Ali Afif Hora Keren
Tulisan Cerita Romantis 14 Bersambung : Iblis Sungai Telaga ini diposting oleh ali afif pada hari Kamis, 27 April 2017. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca Tulisan ini di Blog Ali Afif, Bukan Blogger terbaik Indonesia ataupun Legenda Blogger Tegal, Blogger keren ya Bukan. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.